Tribun Wiki
3 Cara Membakar Daging Sate Agar Matang Sempurna, Jangan Tempelkan pada Arang!
3 cara membakar daging sate agar matang dengan sempurna. Perhatikan, jangan terlalu dekat arang
3 cara membakar daging sate agar matang sempurna
TRIBUN-MEDAN.COM,- Pemilik Sate Ratu Yogyakarta, Fabian Budi Saputro membagikan cara membakar daging sate agar matang dengan sempurna.
Hal ini disampaikan Fabian berkenaan dengan momen Idul Adha dan pelaksanaan kurban.
Umumnya, masyarakat di Indonesia menyajikan daging kurban dengan beragam menu masakan.
Ada yang dimasak dengan cara dikari, disup, atau juga dipanggang.
Baca juga: 7 Jus Penurun Kolesterol yang Cocok Disuguhkan saat Menyantap Menu Daging Kurban
Tapi ada juga yang memilih untuk menyajikan daging tersebut menjadi suguhan sate.
Untuk itu, agar kamu tidak salah dalam memproses daging sate, ada baiknya membaca ulasan berikut ini.
Dalam ulasan ini, Fabian Budi Saputro juga memberikan tips bagaimana daging yang dibakar itu tidak mudah gosong.
Setidaknya, ada tiga cara membakar daging sate agar hasilnya maksimal.
3 cara membakar daging sate
1. Bakar daging dalam keadaan mentah
Sebelum melakukan proses pembakaran, pastikan semua alat yang dibutuhkan sudah tersedia.
Ada baiknya tusukan sate menggunakan lidi yang terbuat dari bambu agar kokoh dan tidak mudah membengkok.
Kemudian, pastikan daging yang hendak disate itu masih dalam keadaan mentah.
Baca juga: 6 Cara Menyimpan Daging Kurban Agar Tidak Busuk dan Tahan Lama, Perlukah Dicuci?
"Rasa sate yang keluar akan lebih bagus daripada dibakar dalam kondisi daging setengah matang," kata Budi, dilansir dari Kompas.com, Senin (17/6/2024).
2. Jangan tempelkan daging ke arang
Hal yang paling penting dalam proses menyate adalah teknik pembakarannya.
Proses pembakaran sate dikenal dengan metode gril.
Menurut Budi, sebaiknya daging yang disate tidak menempel dengan arang.
Ketika daging menempel dengan arang, dikhawatirkan akan mempengaruhi rasa dari daging yang dibakar.
Baca juga: Cara Pembagian Daging Kurban Idul Adha, dan Siapa Saja yang Berhak Menerimanya
Ada baiknya mengatur jarak antara daging yang dibakar dengan arang yang digunakan saat proses pembakaran.
"Atur jarak bakarannya biar pada saat dikipas, apinya tidak naik dan arang menempel di daging," ujar budi.
Posisikan sate agak menggantung di atas bakaran untuk mendapatkan panas maksimal.
Namun, tak perlu sampai menempelkan sate pada arang.
3. Cukup Dibakar Paling Lama 30 Menit
Tingkat kematangan pada proses pembakaran daging yang disate juga perlu diperhatikan.
Selain daging tidak boleh menempel ke arang, pastikan juga durasi pembakaran.
Ada baiknya pembakaran dilakukan selama 20 sampai 30 menit.
"Sebab, jarak api dan daging itu jauh sehingga bersih dari percikan arang. Tidak menempel di besi sehingga lebih lama memasaknya," kata Budi.
Baca juga: Daging Kurban Bisa Haram Jika Dimakan Panitia Kurban, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Jika sate sudah dalam kondisi matang, segera angkat dan tempatkan pada wadah yang bersih.
Jangan biarkan sate menjadi gosong, karena hal ini jusrtu bisa saja menimbulkan penyakit.
Dampak Terhadap Kesehatan
Terlalu sering mengonsumsi makanan yang disajikan dengan cara dibakar ternyata membawa dampak terhadap kesehatan.
Ada beberapa penyakit yang bisa saja timbul akibat keseringan mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar.
Apalagi pengolahannya dilakukan secara tidak tepat.
Baca juga: Resep Semur Kambing, OIahan Daging Kurban Idul Adha
1. Picu kanker
Makanan yang diolah dengan cara dibakar pada kenyatannya dapat menyebabkan kanker.
Melansir laman resmi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat Kemenkes RI, kandungan protein pada ayam, ikan, dan daging dapat bereaksi dengan suhu tinggi dari pembakaran dan membentuk senyawa karsinogenik.
Senyawa inilah yang dapat merusak komposisi DNA dalam gen manusia, sehingga dapat memicu perkembangan sel kanker.
Baca juga: 3 Golongan yang Berhak Menerima Daging Kurban, Berikut Pesan Buya Yahya
Untuk mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik, Anda perlu merendam daging dalam bumbu tradisional dan alami serta menghindari memasaknya dalam waktu lama pada suhu tinggi.
2. Cacing tertinggal dalam daging
Proses memasak daging dengan dibakar rentan membuat daging tidak matang dengan sempurna.
Kondisi ini pun dapat menimbulkan potensi cacing, larva, atau telur cacing masih hidup di dalam daging tersebut.
Sebagai solusi, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata dan membunuh parasit yang mungkin menempel.
Baca juga: Hukum Menjual Daging Kurban Beserta Kulitnya Menurut Islam
3. Risiko alami darah tinggi atau hipertensi
Melansir Everyday Health, makan daging sapi, ayam, atau ikan yang telah diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tekanan darah tinggi.
Hal itu merujuk pada penelitian yang dipresentasikan pada 2018 oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada sesi ilmiah yang diadakan di New Orleans.
Baca juga: 5 Tips Mengolah Daging Kurban Idul Adha Agar Tak Berbau Amis
4. Picu diabetes mellitus (DM) tipe 2
Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut advance glycation end products (AGEs).
Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan.
Itu merupakan kondisi yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2.
Insulin adalah hormon yang membantu gula darah dari makanan masuk ke dalam sel untuk berubah jadi energi.
Baca juga: Tips Menyantap Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol
Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah.
Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata dan ginjal serta organ tubuh lain.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.