Berita Viral

VIRAL 15 Pengunjung Resto Kabur Habis Makan, tak Bayar Tagihan Rp829 Ribu, Dibayar Usai Video Viral

Baru-baru ini, viral di media sosial pengakuan pemilik resto mengenai 15 orang pengunjung resto kabur habis makan.

Editor: Liska Rahayu
instagram
VIRAL 15 Pengunjung Resto Kabur Habis Makan, tak Bayar Tagihan Rp829 Ribu, Dibayar Usai Video Viral 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, viral di media sosial pengakuan pemilik resto mengenai 15 orang pengunjung resto kabur habis makan.

15 orang tersebut tak membayar tagihan sebesar Rp829 ribu setelah makan di tempatnya.

Tak pelak, peristiwa ini pun menjadi perhatian netizen. 

Curhat pemilik resto di Depok yang pelanggannya kabur setelah menikmati makanan itu pun viral di media sosial.

Lantas bagaimana awal peristiwa tersebut bisa terjadi?

Diketahui, wideo tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @depok24jam.

"Rombongan 15 orang makan lalu tinggalkan restoran tanpa bayar," tulis keterangan dalam unggahan video tersebut.

Dalam video tersebut, pemilik resto juga menunjukan pesanan dari orang-orang yang kabur tersebut mencapai Rp829 ribu.

"Itu mejanya tuh ya, ini bonnya tuh. Udah kosong enggak ada orangnya," kata pemilik resto.

 

 

 

 

Ia menyebut, tagihan pesanan tersebut baru saja ditulis oleh ibunya.

Hingga artikel ini ditulis, Kamis (27/6/2024) sore, video viral tersebut telah dilihat sebanyak 5,1 juta kali.

Dikutip dari Kompas.com, peristiwa ini diketahui terjadi di sebuah resto di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Selasa (25/6/2024) siang.

Anak pemilik resto, Reinaldi (21) mengatakan, perwakilan dari rombongan yang 'kabur' tersebut telah kembali untuk membayar tagihannya setelah videonya viral.

"Ini baru banget hari ini ke sini (untuk bayar tagihan). Perwakilannya saja dua orang," ungkap Reinaldi (21), dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/6/2024).

Reinaldi menuturkan, pelanggannya ini mengaku terjadi salah paham di antara rombongannya karena saling mengandalkan untuk membayar.

"(Alasannya) karena ada miskomunikasi dari pihak sananya, dan jadi saling andal-andalan bayar. (Kami) memaafkan," jelas Reinaldi lagi.

Setelah pihak restoran memutuskan untuk memaafkan mereka, Reinaldi sempat mengajak membuat video klarifikasi.

Namun mereka menolak melakukannya.

"(Kami) memaafkan. Tapi diajak buat video klarifikasi enggak mau dan saya mengiyakan, mungkin karena malu," lanjut Reinaldi.

Adapun, peristiwa bermula ketika resto tersebut didatangi rombongan tiga mobil.

"Kejadian awal seperti biasa, datang rombongan menggunakan mobil Sigra dam Brio kuning pelat G, memesan seperti biasa," papar Reinaldi.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil Innova plat merah dinas menyusul dua rombongan mobil sebelumnya.

Rombongan yang kurang lebih terdiri dari 15-20 orang tersebut lalu memesan belasan menu, baik makanan maupun minuman.

Mereka pun langsung nikmat menyantap hidangan.

Rombongan tersebut makan sekitar 90-120 menit atau selama pukul 12.30-14.30 WIB.

Setelahnya, beberapa orang terlihat keluar dari restoran satu per satu, tanpa membayar tagihannya terlebih dulu.

Kejadian serupa, tarif parkir sebesar Rp50 ribu saat acara wisuda Unsil Tasikmalaya ramai jadi buah bibir di media sosial.

Parkir di seberang bangunan kampus tersebut dikelola oleh Karang Taruna setempat.

Namun tarif parkir Rp50 ribu yang diminta mereka menuai protes.

Hal itu diketahui setelah seorang pria asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terkejut dengan harga tiket parkir mobil sebesar Rp50 ribu.

Tepatnya saat ia hendak menghadiri wisuda adiknya di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Rabu (26/6/2024).

Pria yang bernama Rifan Aldiana tersebut awalnya hendak mencari lahan parkir di sekitaran luar kawasan Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.

"Karena lagi wisuda gini kan parkiran pada penuh, akhirnya saya nyari tempat parkir," tuturnya.

"Dapet tuh di belakang minimarket seberang Unsil," jelas Rifan, Rabu (26/6/2024).

Menurut Rifan, akses menuju lahan parkir tersebut cukup kecil dan nyaris hanya seukuran mobilnya.

"Masuk ke lokasinya juga enggak diparkirin. Nah, pas masuk, ada lahan kosong gitu.

Di sana juga saya parkir sendiri," ucapnya.

Setelah kendaraannya terparkir dan dirinya keluar untuk menuju gedung kampus, seseorang yang diduga penjaga parkir di sana menghampirinya.

"Pas keluar, mau ke lokasi wisuda, saya ditagih tiket parkir Rp50 ribu. Mahal banget.

Tiketnya juga saya lihat fotokopian. Yang jaga parkir itu saya lihat antara tiga sampai empat orang," jelas Rifan.

Rifan juga menjelaskan, bahwa lokasi parkir tersebut tampak acak-acakan dan sangat tidak nyaman.

"Tempat parkirnya enggak enak, acak-acakan. Bawahnya juga masih tanah dan enggak rata, itu kan bumper mobil saya kena.

Ini kalau hujan, wah, pasti lumpur semua. Belum lagi panas, enggak teduh. Parahlah," terangnya.

Dengan harga tiket parkir sebesar Rp50 ribu, menurut Rifan, fasilitas parkir seperti itu sangat tidak layak.

"Kalau Rp20 ribu karena alasannya itu lahan pribadi punya seseorang, okelah. Tapi kalau Rp50 ribu mah kemahalan.

Saya bisa terima harga segitu kalau parkirnya valet, nyaman, teduh," keluh Rifan menutup perbincangan.

Karang Taruna Unit 09 yang menerapkan tarif parkir sebesar Rp50 ribu itu pun jadi sorotan.

Terkait hal ini, pihak pengelola parkir yang menerapkan tarif sebesar Rp50 ribu saat acara wisuda Unsil Tasikmalaya di seberang bangunan kampus, memberikan klarifikasinya.

Ketua Karang Taruna Unit 09, Rendy Sudirman mengatakan, bahwa hal tersebut untuk kebutuhan masyarakat yang hendak menyambut Agustusan.

"Untuk tempat (lahan parkir) sendiri itu, kalau ada kegiatan kemasyarakatan yang terkait, seperti misal wisuda Unsil Tasikmalaya atau kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan itu.

Pengelolaannya memang diserahkan kepada kami selaku Karang Taruna," jelasnya, dilansir dari Tribun Priangan, Kamis (27/6/2024).

Rendy juga mengungkap, bahwa pemilik lahan tidak ada kaitannya dengan kegiatan tersebut.

Adapun tarif harga yang sebesar Rp50 ribu, lanjutnya, ditetapkan oleh pihaknya atas kesepakatan anggota Karang Taruna Unit 09.

"Jadi, tidak ditetapkan oleh satu orang, tapi dilemparkan juga ke forum dan kesepakatannya seperti itu," tutur Rendy.

Alasan tarif parkir sebesar Rp50 ribu tersebut, yakni dalam rangka menghadapi Hari Kemerdekaan pada Agustus 2024 mendatang.

"Jadi kami menambahkan nominalnya itu untuk persiapan menyambut Hari Kemerdekaan.

Karena harapannya, mulai pertengahan Juli, kemudian pada Agustus, sampai pertengahan September, itu semarak kemerdekaannya, jadi ada rangkaian acara," ujarnya.

"Kami ingin perayaan kemerdekaan itu sudah mulai terasa gitu dari sebelum Agustusan. Jadi ya lumayan panjang rangkaian acaranya," lanjut dia.

Rendy juga mengaku, bahwa pada acara wisuda di Unsil Tasikmalaya tersebut, pihaknya menyediakan total delapan titik lahan parkir.

"Adapun tadi jumlah Karang Taruna atau personelnya yang ditempatkan di setiap titik itu memang kami standarkan itu ada yang empat orang.

Kalaupun ada kehilangan, kami siap ganti rugi. Tapi alhamdulillah selama ini tidak ada," tuturnya.

Bahkan, tambah Rendy, di beberapa titik lahan parkir tersebut ada yang dijaga sampai tujuh orang.

"Jadi ya kembali lagi, tarif parkir tersebut dikembalikan lagi ke masyarakat. Peruntukannya itu kan dibagi-dibagi," ujarnya.

Lahan parkir yang dikelola di sekitaran Unsil Tasikmalaya, tambah Rendy, sudah berlangsung sejak era 90-an.

"Tarif pertama setiap ada momen wisuda itu, dulu Rp15 ribu sekitar tahun 2019, dan tarifnya terus naik setiap tahunnya," terang dia.

"Sekarang itu, harusnya Rp40 ribu, tapi meghadapai rangkaian Agustusan ini, kami tambahkan Rp10 ribu jadi Rp50 ribu," pungkas Rendy.

(*/Tribun Medan)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved