Berita Viral
KEMATIAN Aulia Risma Lestari Mengingatkan Kembali pada Kematian Mahasiswa PPDS Albertus Berfan
Kematian dr. Aulia Risma Lestari mengingatkan publik kembali pada kasus kematian mahasiswa PPSD Albertus Berfan Christian tahun 2020 lalu.
"Investigasi Itjen mencakup kegiatan almarhumah selama di RS Kariadi. Kemenkes juga sudah berkoordinasi dengan Mendikbudristek sebagai pembina Undip dan juga dengan Dekan FK Undip dalam melakukan investigasi ini," jelas Nadia.

Kesaksian calon dokter spesialis yang sempat berusaha bunuh diri – 'Perundungan dijustifikasi atas nama pendidikan mental'
Artikel BBC News Indonesia yang tayang pada 17 April 2024, mengulas kesaksian calon dokter spesialis yang sempat berusaha bunuh diri karena perundungan dijustifikasi atas nama pendidikan mental.
Disebutkan, ribuan calon dokter spesialis tercatat mengalami depresi, sementara ratusan lainnya mengaku ingin mengakhiri hidup. Beban pendidikan dan pelayanan yang tinggi, ditambah lingkaran setan perundungan senior terhadap junior disebut menjadi penyebabnya.
Seperti dikisahkan calon dokter spesialis, David (nama samaran) telah menyiapkan mental. Sejumlah anggota keluarganya adalah dokter. Karena itu David telah lama mendengar kisah-kisah tak enak tersebut.
Karena kisah tak enak tersebutlah salah satu penyebabnya membuat sebagian orang malas mengambil dokter spesialis, yang pada akhirnya berdampak pada minimnya dokter spesialis di Indonesia.
Saat kumpul keluarga, pamannya yang dokter bisa bercerita soal bagaimana ia meminta calon dokter spesialis membelikan ponsel BlackBerry, atau bagaimana koleganya meminta "uang tiket" untuk mengikuti sebuah seminar.
"Belum masalah bullying-nya, bentak-bentaknya, tindakan tidak mengenakannya, yang semua dijustifikasi atas nama pendidikan mental," kata David pada BBC News Indonesia, Selasa (16/4/2024).
Maka, saat David mulai mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), ia telah mengantisipasi yang terburuk.
"[Ibaratnya] kalau kita tahu mau dipukul, perut kita udah nahan. Jadi kita semua kayak sudah nahan perut, sudah siap dipukul," kata David, yang menempuh pendidikan kedokteran karena permintaan orang tua.
"Enggak dipukul beneran, tapi kita kayak udah siap mental bahwa kita akan melewati sesuatu yang buruk."
Dan, benar saja. Hal-hal "buruk" itu menyapanya di semester pertama PPDS.
Ia dan teman-teman seangkatan mesti patungan hingga belasan juta rupiah untuk mentraktir seluruh seniornya dalam rangka "penyambutan" mereka.
David dan kawan-kawan pun kerap diminta membelikan berbagai kebutuhan pribadi senior, termasuk makanan dan tiket pesawat.
"Mereka kadang menganggap kita benar-benar kayak personal assistant mereka. Jadi apa pun yang mereka minta, mau sekonyol apa pun, ya itu kita kerjain," kata David.
Menurutnya, masa-masa perundungan paling parah oleh senior adalah di semester pertama, saat anak-anak baru masih dianggap sebagai "keset".
3 Jenis Bansos yang Cair di Agustus 2025: Wajib Diketahui oleh Penerima Bantuan |
![]() |
---|
Bupati Sudewo Mendadak Ramah Datangi Posko Aliansi, Dibalas Teriakan Massa hingga Suasana Mencekam |
![]() |
---|
DAFTAR 6 PANGDAM BARU: Mayjen TNI Kristomei Jabat Pangdam XXI/Radin Inten Meliputi Lampung-Bengkulu |
![]() |
---|
CURHAT Ismanto, Buruh Jahit Kaget Ditagih Pajak Rp2,8 Miliar, Huni Rumah Kecil di Gang Sempit |
![]() |
---|
TRAGIS Suami Bunuh Istri di Jambi Lalu Minum Racun, Rezan Kaget Winda Tiba-tiba tak Bernyawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.