Berita Viral
TAMPANG DS Diduga Pembunuh Resti Widia, Teman Kencan Lebih Muda 6 Tahun, Simpan Jasad di Lemari
Kompol Marhara Tua Siregar mengungkap tersangka berinisial DS, usianya 24 tahun beda 6 tahun dengan korbannya.
Firasat Ayah Resti Widia Sebelum Putrinya Tewas
Firasat ayah Resti Widia sebelum putrinya tewas dikuak.
Sang ayah mengatakan ada burung masuk ke rumahnya.
Selain itu, Resati juga pernah curhat merasa terancam.
Baca juga: SOSOK Penjual Kursi Bambu Tiap Hari Jalan Kaki 47 Km Panggul Dagangan, Haru Ada Pembeli Larut Malam
Ismed, ayah Resti Widia, wanita tewas di dalam lemari di Kota Jambi, Jambi, mengungkap firasatnya sebelum tahu sang anak ditemukan tewas.
Pria asal Kabupaten Serang, Banten ini sebelumnya mengaku mendapat pesan dari putrinya bahwa ia merasa nyawanya terancam.
"Almarhumah sempat menghubungi keluarga di Banten dan menyampaikan bahwa ia (Resti) merasa terancam," kata Ismed Kaisar dilansir dari Tribun Jambi, Jumat, (27/9/2024).
Tak hanya itu, korban juga mengirim pesan kepada adiknya, Daia (20) satu hari sebelum tewas.
Gelagat aneh Resti dirasa keluarga cukup berbeda.

2,5 jam setelah ditanyai kabar oleh adiknya, Resti baru membalasnya.
"Sekitar jam 19.30 Wib teteh (Resti) menjawab dengan singkat bahwa ia lagi pusing," pungkas Ismed.
Deretan gerak-gerik aneh dari putrinya itu sontak membuat hati Ismed tak tenang.
Sebab satu minggu ke belakang, Ismed Kaisar sempat punya firasat tak enak.
Hal itu dipicu saat Ismed syok dengan kedatangan burung yang mendadak masuk ke rumahnya.
Baca juga: Kenali Gejala Limfoma Hodgkin, dan Faktor Apa Saja yang Bisa Memicu Terjadinya Penyakit Ini
"Salah satu firasat itu adalah burung yang masuk ke kamar rumah di Banten dan kemudian pergi lagi," imbuh Ismed.
Kini, Ismed hanya bisa menahan kepiluannya lantaran ditinggal pergi sang putri.
"Sebelum anak saya meninggal, saya sempat merasa ada firasat namun saya hiraukan saja," akui Ismed.
Di sisi lain, Levi Aprolida, ibu angkat Resti Widia (30), mengungkapkan percakapan terakhir dengan keponakannya sebelum ditemukan tewas di kosnya di Jambi, pada Rabu (25/9/2024) malam.
Levi mengaku ia dan Resti memang sering bertukar kabar dan curhat dengan keponakannya tersebut.
Satu minggu sebelum kejadian, dalam sambungan telepon itu, Resti menyampaikan bahwa ada sekelompok orang mau membunuhnya.

"Dia cerita telepon, 'tante kayaknya ada sekelompok orang mau membunuh Restu' itu sudah seminggu yang lalu," kata Levi Aprolida, dilansir dari KompasTV, dikutip Sabtu, (28/9/2024).
Merasa takut, sang tante pun sempat menawarkan pindah ke rumahnya atau pindah kos.
Namun tawaran tersebut ditolak Resti lantaran ia merasa tidak memiliki masalah apapun kepada orang.
"Di kosan itu pindah aja aku bilang kan atau ke rumah tante aja, dia 'enggak lah te, Resti gak merasa bersalah jadi enggak takut'," katanya mengingat percakapan Resti.
Baca juga: Jadwal Liga Jerman: Bayern Munchen vs Bayer Leverkusen, Head to head, Prediksi Skor Susunan Pemain
Padahal rencananya, korban akan pergi ke rumah tantenya tepat di malam jasadnya ditemukan di kamar kos.
"Namanya dia kerja kayak gitu dia ngomong ada tamu yang mau datang (ke kos), setelah itu gak komunikasi lagi," ujar Levi
Saat dihubungi kembali, nomor Resti sudah tidak bisa diakses.
"Jam 6 pagi saya telpon lagi padahal saya gak pernah komunikasi pagi karena hati saya gelisah, gak bisa masuk lagi karena nomor itu tidak terdaftar lagi," ungkap Levi.
Keluarga lain pun bahkan kesulitan saat menghubungi korban.
Hingga akhirnya, salah satu kerabat mendatangi kosan dan curiga lantaran tidak menemukan korban.
Diketahui, mayat Resti Widia ditemukan di dalam lemari pakaian kamar kos di kawasan Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Rabu (25/9/2024) malam.
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.