Polres Labuhanbatu

Satres Narkoba Polres Labuhanbatu Tangkap Residivis Pengedar Sabu di Kos-kosan Rantau Utara

Dedek, seorang residivis berusia 26 tahun, terperosok kembali dalam dunia narkotika setelah mencoba berjuang keluar dari bayang-bayang masa lalunya.

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Dedek, seorang residivis berusia 26 tahun, terperosok kembali dalam dunia narkotika setelah mencoba berjuang keluar dari bayang-bayang masa lalunya. 

TRIBUN-MEDAN.COM, LABUHANBATU- Dedek, seorang residivis berusia 26 tahun, terperosok kembali dalam dunia narkotika setelah mencoba berjuang keluar dari bayang-bayang masa lalunya.

Dia ditahan di Mapolres Labuhanbatu, Minggu (6/10/2024).

Kini Dedek terjebak dalam lingkaran perdagangan sabu di kota kecilnya, Rantau Utara.

Tekanan dari kenalan lama dan janji kekayaan cepat membuat Dedek terpaksa mengambil keputusan yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Hujan deras membasahi jalanan di malam yang gelap. Dedek, berjaket lusuh dan wajah lelah, berjalan cepat melewati gang sempit menuju kos-kosannya.

Setiap langkah terasa berat, seolah beban hidup menekannya dari segala arah. Sesampainya di kamar kosnya yang sempit dan pengap, ia menyalakan lampu yang berkedip-kedip lemah.

Di meja kecil di pojok kamar, tiga bungkus plastik klip berisi sabu tergeletak. Handphonenya berdering.


Dedek menerima telepon dari pria misterius berinisial "I". Percakapan mereka singkat, penuh ketegangan. "I" mendesak Dedek untuk segera menjual barang-barang yang baru dikirim dan memastikan tidak ada yang tahu.

Dedek, yang terlihat gelisah, menatap bungkusan sabu di meja dengan tatapan bimbang. Ia tahu, satu kesalahan saja, hidupnya bisa hancur. Tapi tekanan dari "I" tak memberinya banyak pilihan.


Sementara itu, Tim Opsnal Satres Narkoba Polres Labuhanbatu tengah menyusun rencana penyergapan.

Mereka mendapat informasi dari masyarakat tentang aktivitas mencurigakan di sebuah kos-kosan. IPTU R. Manik, yang memimpin tim, tahu bahwa momen ini adalah kesempatan mereka untuk menangkap pelaku peredaran narkoba yang telah lama mereka awasi.

Ketegangan semakin meningkat saat tim mendekati lokasi dengan diam-diam.

Kembali ke kos-kosannya, Dedek mengingat masa-masa sebelum ia terjerat dunia narkoba. Kilas balik menampilkan hidupnya yang dulu penuh harapan.

Dedek adalah anak seorang petani yang jujur, namun kerasnya kehidupan di kota membuatnya terperosok ke dunia gelap narkoba.

Ia merenung di depan cermin, melihat pantulan dirinya yang sekarang: wajah yang lelah dan penuh penyesalan. Namun, telepon terus berdering, seolah memaksanya kembali ke dunia yang ia benci.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved