Dosen Teknik UNHAM dan UPMI Bantu Petani Jagung Buntu Bedimbar dengan Mesin Multifungsi Pasca Panen

Dosen UNHAM dan UPMI bantu petani jagung di Desa Buntu Bedimbar dengan mesin multifungsi pasca panen untuk mempercepat proses dan meningkatkan hasil.

Editor: Ilham Akbar
Tribun Medan/HO
Dosen UNHAM dan UPMI bantu petani jagung di Desa Buntu Bedimbar dengan mesin multifungsi pasca panen untuk mempercepat proses kerja dan meningkatkan hasil. 

TRIBUN-MEDAN.com, DELI SERDANG – Dosen Fakultas Teknik Universitas Amir Hamzah (UNHAM) Medan dan Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI) Medan melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan ini difasilitasi oleh DIKTI Kemdikbud dalam upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk membantu petani jagung dalam proses pasca panen.

Masalah utama yang dihadapi petani jagung di Desa Buntu Bedimbar adalah proses pengupasan, pemipilan, dan pencacahan bonggol jagung yang masih dilakukan secara manual. Proses ini tidak hanya memakan waktu lama, tetapi juga menyebabkan hasil akhir yang kurang maksimal, seperti jagung yang kurang bersih dan limbah kulit jagung yang bercampur dengan hasil pipilan.

Sebagai solusi, tim PKM yang dipimpin oleh Ir. Husni Thamrin, M.Sc, berkolaborasi dengan Tony Siagian, ST, MT, dan Edi Sarman Hasibuan, ST, MT, serta mahasiswa, merancang alat multifungsi yang mampu mengupas, memipil, dan mencacah jagung dalam satu mekanisme. Alat ini dirancang agar mudah digunakan oleh para petani secara bergantian, dengan pengelolaan yang diserahkan kepada kelompok masyarakat.

Dalam wawancara, Husni Thamrin menyatakan bahwa alat ini bertujuan untuk membantu petani mempercepat proses pasca panen jagung sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban kerja. Alat ini juga dirancang sesuai dengan standar keamanan pangan, dengan mata pisau setebal 3 mm dan rangka yang disambung menggunakan mesin las listrik.

Selain itu, tim PKM juga melakukan sosialisasi mengenai perawatan alat, dengan pendampingan dari Ketua LPPM UNHAM, Hariyati Lubis, S.Si, M.Si. Reviewer dari LLDIKTI 1, Prof. Dr. Ir. Suswati, MP, juga turut hadir dan memberikan masukan agar alat ini terus dikembangkan, serta mencari solusi untuk memanfaatkan limbah kulit dan tongkol jagung menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk kompos.

Alat multifungsi ini memiliki kapasitas 7,5 HP dan menggunakan mesin bensin, sehingga diharapkan dapat mempercepat proses pasca panen dan membantu para petani meningkatkan pasokan jagung ke pabrik yang selama ini terhambat akibat lambatnya proses pembersihan jagung.

Beberapa warga menyambut baik alat tersebut dan berharap kegiatan pengabdian seperti ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak petani jagung di daerah tersebut.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved