Jokowi Resmikan Bendungan Lau Simeme
Sah Diresmikan, Bendungan Lau Simeme di Deli Serdang Tinggalkan Sengkarut Masalah
Mulai dampak lingkungan sekitar, ganti rugi lahan warga yang menuai protes warga di 5 desa sekitar Bendungan Lau Simeme.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sah diresmikan Presiden Joko Widodo, Bendungan Lau Simeme meninggalkan sejumlah sengkarut masalah yang belum selesai.
Mulai dampak lingkungan sekitar, ganti rugi lahan warga yang menuai protes warga di 5 desa sekitar Bendungan Lau Simeme.
Dirjen SDA Kementerian PUPR Bob Arthur sempat dicecar dampak Lau Simeme ke kolam-kolam warga kering, dan dikhawatirkan semakin parah setelah difungsikan.
Selain itu ganti rugi lahan warga masih belum menemukan kesepakatan di 5 desa sekuat.
"Jadi sebetulnya kita bendungan ini waktu kita bangun kita tidak tahan air, karena kalau kita tahan air tergenang kan, air tetap kita lepas, jadi pada saat membangun kami tidak menahan air, air kita lepas, ada saluran namanya diversion channel atau saluran pengela tetap kita lepas ke masyarakat.
Nah dengan adanya bendungan ini mungkin pada satu saat kalau kami akan melakukan pengisian, kami akan melakukan pengisian, kita ada apa namanya, saluran di bagian bawah, yang kami akan berikan untuk kebutuhan masyarakat di bawah. Kita pastikan tidak ada yang terganggu," kata Bob Arthur.
Ditanyai Tribun-Medan.com soal rencana peresmian yang melewati target pada Juli 2024, Bob Arthur mengatakan untuk pembangunan ini, kendalanya kalau dari sisi membangun konstruksi adalah masalah cuaca, karena kita membangun bendungan itu tidak seperti membangun konstruksi yang lain, dapat dipercepat.
"Kalau konstruksi ini masa tanahnya itu dalam kondisi kandungan air tinggi, kita tidak boleh melakukan, karena itu menyangkut keamanan strukturnya, sehingga kami kalau ada hujan yang tidak berhenti, itu yang menyebabkan keterlambatan.
Kami melakukan penimbunan, terutama di tengah dari bendungan ini ada namanya timbunan inti, dia terbuat dari tanah liat, tanah liat ini yang harus kita jaga benar-benar agar supaya pada saat kita melakukan penimbunan, kadar air itu di bawah, harus di bawah yang di batas ambang untuk kadar air. Kalau kita di atas, bendungan kita tidak sama dari sisi kestabilan," katanya.
Kendala lain yang paling mendapat protes warga adalah soal ganti rugi lahan yang tidak sesuai. Masyarakat mengeluh harga tanah mereka diganti rugi dengan harga murah dan belum tersalurkan 100 persen.
"Untuk masalah tanah itu tetap kami proses, dan itu hal-hal daripada warga kami tetap perhatikan sampai sekarang, namun dalam proses ada tahapan-tahapan, dan kami tempuh proses itu, masyarakat juga sedang menempuh tahapan-tahapan proses pengadaan tanah.
Kami juga menempuh proses pengadaan tanah, agar supaya pada saat akhirnya kami membayar tanah-tanah ini, aman bagi masyarakat, aman bagi kami. Itu pesan bahasa saya, dan ini tetap akan diproses terus, bukan berhenti, belum. Penimbunannya sudah 100, tapi urusan tanah tugas kami dengan masyarakat tetap masih kami, menjadi tanggung jawab kami," katanya.
Jokowi mengatakan, Bendungan Lau Simeme merupakan bendungan ke-47 yang telah diresmikan selama menjabat selama 10 tahun.
Lau Simeme dibangun sejak 2018, artinya sudah 6 tahun proses pengerjaan.
Anggaran Bendungan Lau Simeme kata orang nomor satu itu menghabiskan Rp 1,76 Triliun.
Pj Gubernur Agus Fatoni Dampingi Presiden Jokowi Resmikan Tol Indrapura-Kisaran 47, 7 Km |
![]() |
---|
Pj Gubsu Agus Fatoni Ungkap Dampak Besar Bendungan Lau Simeme untuk Sumut, untuk Pengendalian Banjir |
![]() |
---|
Dirjen SDA Kementerian PUPR Ungkap Fungsi Utama Bendungan Lau Simeme untuk Medan dan Deliserdang |
![]() |
---|
Jokowi Resmikan Mega proyek Bendungan Lau Simeme |
![]() |
---|
Sambil Gendong Anak, Sutranda Protes soal Ganti Rugi Lahan Megaproyek Bendungan Lau Simeme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.