Jokowi Resmikan Bendungan Lau Simeme

Sah Diresmikan, Bendungan Lau Simeme di Deli Serdang Tinggalkan Sengkarut Masalah

Mulai dampak lingkungan sekitar, ganti rugi lahan warga yang menuai protes warga di 5 desa sekitar Bendungan Lau Simeme. 

|
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN
Dirjen SDA Kementerian PUPR Pusat, Bob Arthur mengungkapkan keunggulan dan keutamaan Bendungan Lau Simeme yang baru diresmikan Presiden Indonesia, Joko Widodo, Rabu (16/10/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sah diresmikan Presiden Joko Widodo, Bendungan Lau Simeme meninggalkan sejumlah sengkarut masalah yang belum selesai.

Mulai dampak lingkungan sekitar, ganti rugi lahan warga yang menuai protes warga di 5 desa sekitar Bendungan Lau Simeme. 

Dirjen SDA Kementerian PUPR Bob Arthur sempat dicecar dampak Lau Simeme ke kolam-kolam warga kering, dan dikhawatirkan semakin parah setelah difungsikan.

Selain itu ganti rugi lahan warga masih belum menemukan kesepakatan di 5 desa sekuat. 

"Jadi sebetulnya kita bendungan ini waktu kita bangun kita tidak tahan air, karena kalau kita tahan air tergenang kan, air tetap kita lepas, jadi pada saat membangun kami tidak menahan air, air kita lepas, ada saluran namanya diversion channel atau saluran pengela tetap kita lepas ke masyarakat.

Nah dengan adanya bendungan ini mungkin pada satu saat kalau kami akan melakukan pengisian, kami akan melakukan pengisian, kita ada apa namanya, saluran di bagian bawah, yang kami akan berikan untuk kebutuhan masyarakat di bawah. Kita pastikan tidak ada yang terganggu," kata Bob Arthur. 

Ditanyai Tribun-Medan.com soal rencana peresmian yang melewati target pada Juli 2024, Bob Arthur mengatakan untuk pembangunan ini, kendalanya kalau dari sisi membangun konstruksi adalah masalah cuaca, karena kita membangun bendungan itu tidak seperti membangun konstruksi yang lain, dapat dipercepat. 

"Kalau konstruksi ini masa tanahnya itu dalam kondisi kandungan air tinggi, kita tidak boleh melakukan, karena itu menyangkut keamanan strukturnya, sehingga kami kalau ada hujan yang tidak berhenti, itu yang menyebabkan keterlambatan.

Kami melakukan penimbunan, terutama di tengah dari bendungan ini ada namanya timbunan inti, dia terbuat dari tanah liat, tanah liat ini yang harus kita jaga benar-benar agar supaya pada saat kita melakukan penimbunan, kadar air itu di bawah, harus di bawah yang di batas ambang untuk kadar air. Kalau kita di atas, bendungan kita tidak sama dari sisi kestabilan," katanya. 

Kendala lain yang paling mendapat protes warga adalah soal ganti rugi lahan yang tidak sesuai. Masyarakat mengeluh harga tanah mereka diganti rugi dengan harga murah dan belum tersalurkan 100 persen. 

"Untuk masalah tanah itu tetap kami proses, dan itu hal-hal daripada warga kami tetap perhatikan sampai sekarang, namun dalam proses ada tahapan-tahapan, dan kami tempuh proses itu, masyarakat juga sedang menempuh tahapan-tahapan proses pengadaan tanah.

 Kami juga menempuh proses pengadaan tanah, agar supaya pada saat akhirnya kami membayar tanah-tanah ini, aman bagi masyarakat, aman bagi kami. Itu pesan bahasa saya, dan ini tetap akan diproses terus, bukan berhenti, belum. Penimbunannya sudah 100, tapi urusan tanah tugas kami dengan masyarakat tetap masih kami, menjadi tanggung jawab kami," katanya.

Jokowi mengatakan, Bendungan Lau Simeme merupakan bendungan ke-47 yang telah diresmikan selama menjabat selama 10 tahun.

Lau Simeme dibangun sejak 2018, artinya sudah 6 tahun proses pengerjaan. 

Anggaran Bendungan Lau Simeme kata orang nomor satu itu menghabiskan Rp 1,76 Triliun.

Bendungan ini bisa mereduksi banjir di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang sekaligus menyediakan air baku,dan mengairi sawah masyarakat sekitar. 

"Bendungan Lau Simeme ini sangat besar, memiliki genangan 125 hektare dan volume tampungnya 21 juta hektare meter kubik. Saya harap bermanfaat bagi Provinsi Sumatera Utara.

Dengan mengucapkannya Bismillahirohmanirrohim Saya resmikan Bendungan Lau Simeme di Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara. Terima kasih wassalamualaikum," kata Jokowi dilanjutkan penekanan tombol sirine dan tepuk tangan ratusan undangan yang hadir.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti. Presiden turut didampingi Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni dan Ditjen SDA Kementerian PUPR, Bob Arthur

Informasi diperoleh menyebutkan, Bendungan Lau Simeme tersebut berkapasitas tampung 21,07 juta meter kubik.

Konstruksi bendungan dibangun secara bertahap dalam dua paket biaya APBN sebesar Rp 1,38 triliun.

Bendungan Lau Simeme didesain dengan timbunan batu memiliki tinggi 77 meter, lebar puncak bendungan 11 meter dan panjang puncak bendungan 205 meter dengan luas area genangan 246,80 hektare.

Kehadiran Bendungan Lau Simeme diproyeksikan memiliki manfaat sebagai sumber irigasi lahan pertanian di wilayah Bandar Sidoras seluas 3.082 hektare dan daerah irigasi Lantasan 185 hektare.

Selain berpotensi sebagai penyediaan air baku kepada PDAM Tirtanadi dan Tirta Deli sebesar 3 meter kubik per detik.

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Lau Simeme, di Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Rabu (16/10/2024)
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Lau Simeme, di Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Rabu (16/10/2024) (TRIBUN MEDAN/DEDY)

Manfaat lain Bendungan Lau Simeme sebagai infrastruktur pengendali banjir di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Diharapkan dapat mereduksi derasnya aliran air hulu Sungai Percut dan Sungai Deli saat musim hujan sebesar 86 meter kubik per detik.

Bendungan Lau Simeme berada di bawah pengelolaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan Wilayah Sungai Belawan-Ular-Padang.

Pembangunan bendungan dilakukan dengan membendung Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut seluas 99,82 kilometer persegi. Kehadiran bendungan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumber pembangkit listrik (PLTA Minihidro) sebesar 2,80 megawatt dan mendukung sektor pariwisata di Provinsi Sumatera Utara.

Bendungan Lau Simeme sudah mulai dikerjakan sejak 2018 dengan biaya Rp1,76 triliun. Konstruksi bendungan ini dikerjakan oleh PT Wijaya Karya bersama PT Bumi Karsa dalam bentuk Kemitraan/Kerja Sama Operasional (KSO) untuk Paket 1.

Selain itu, Untuk Paket 2 dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) bersama PT Andesmont Sakti yang juga dalam bentuk Kemitraan/Kerja Sama Operasional (KSO).

(Dyk/Tribun-Medan.com) 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved