TRIBUN WIKI
Apa Itu Giant Sea Wall dan Fungsinya, Simak Dampak Lingkungannya Bagi Jakarta
Giant sea wall atau tembok laut raksasa merupakan struktur yang dibangun di sepanjang pantai yang memisahkan lahan dan air.
Tanggul ini juga dibangun untuk menampung air dengan jumlah cukup banyak sebagai sumber air bersih.
Ide pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta dan reklamasi pulau muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di tahun 2010-an, seperti dilansir dari Kompas.com (15/10/2014).
Awalnya, giant sea wall akan dibangun pada 2020-2030 dengan tahap groundbreaking pada 2014. Pembangunan tanggul laut sepanjang 32 kilometer dimulai pada 2014 bernama projek Garuda Agung.
Baca juga: Apa Itu Diwali atau Deepavali? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Bukan hanya untuk wilayah Jakarta, giant sea wall akan dibangun di semua pesisir Pulau Jawa, terutama di pantai utara.
Namun, diberitakan The Guardian (22/11/2016), sejumlah masalah mewarnai proyek ini termasuk lingkungan hidup, keuangan, dan hukum membuat proyek ini mandek.
Selain itu, pembangunan giant sea wall juga diwarnai kontroversi penggusuran massal desa-desa nelayan tradisional dan komunitas tepi laut. Sebagian besar rumah warga telah rata oleh tanah.
Meski giant sea wall dibangun dengan banyak tujuan positif, proyek ini juga mendapatkan pertentangan terutama terkait masalah lingkungan.
Baca juga: Apa Itu Red Notice dan Siapa Saja Orang yang Masuk Dalam Daftarnya, Simak Penjelasan Berikut
Dampak Lingkungan
Dilansir dari Kompas.com (12/1/2024), giant sea wall dinilai dapat memperparah penurunan muka tanah Jakarta.
Ini terjadi karena pembangunan tanggul itu akan mengganggu sedimen lunak di Teluk Jakarta.
Pembangunan giant sea wall juga berpotensi membuat perairan yang terjebak hanya di dalam tanggul menjadi tercemar dari air-air di sungai Jakarta yang sudah tercemar.
Baca juga: Apa Itu Pound Fit, Olahraga yang Kini Digandrungi Kalangan Wanita
Proyek giant sea wall bahkan diyakini tidak dapat menangani masalah penurunan muka air tanah di wilayah Jakarta.
Biaya pembangunan yang tidak sedikit juga menjadi masalah lainnya. Dikutip dari Kompas.com (12/1/2024), Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia memperkirakan desain awal proyek ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 58 triliun.
Anggaran yang tinggi membuat proyek giant sea wall belum juga terlaksana meski telah direncanakan sejak 10 tahun lalu.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.