Pembunuhan Anak di Deli Serdang

Hasil Tes Kejiwaan Rudi Sihaloho yang Bunuh 2 Bocah Simarmata Sekaligus, Polisi: Positif Tidak ODGJ

Kapolrestabes Medan, Kombes pol Gidion Arief Setyawan, mengatakan bahwa saat ini pelaku telah menjalani proses hukum atas perbuatan yang dilakukannya.

TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH
Suasana di rumah duka Jalan Masjid, gang Dahlia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang. Wakapolrestabes Medan, AKBP Anhar Arlia Rangkuti (kiri) bertemu dengan orangtua keluarga para korban (kanan). 

Katanya, saat kejadian orangtua korban sedang pergi bekerja. Sang ibu merupakan perawat di Rumah Sakit Murni Teguh.

Sedangkan ayahnya, seorang Sopir taksi Online.

Ia menjelaskan, kejadian berawal dari pelaku mendatangi rumah korban dan langsung melakukan pernikaman terhadap salah satu korban.

Kemudian, dua orang korban lari dari rumah dan dikejar oleh pelaku. Setelah bertemu, pelaku kembali menikam kedua korban.

"Anak-anak itu lagi di rumah. Sudah digorok yang paling kecil (di depan rumah) larilah abangnya nyelamatkan diri," sebutnya.

"Satu ususnya keluar. Satu paru-parunya keluar. Mungkin kehabisan darah lalu yang satu meninggal," sambungnya.

Ratap Tangis Rinaldi Simarmata pada Polisi setelah 2 Anaknya Tewas Ditikam Rudi Sihaloho: Gak Dendam

Sebelumnya diwartakan, Rinaldi Simarmata merasakan duka yang teramat mendalam setelah dua dari tiga anaknya yang masih kecil tewas ditikam oleh tetangganya sendiri.

Tangisnya pun kembali pecah, ketika Wakapolrestabes Medan AKBP Anhar Arlia Rangkuti, menyambangi kediamannya di Jalan Masjid, gang Dahlia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang.

Di depan Anhar beserta rombongan, pria berusia 29 itu pun langsung histeris menyambut kedatangan petugas.

Sambil menangis histeris, ia menceritakan detik-detik anaknya tewas ditikam oleh tetangganya bernama Rudi Sihaloho.

"Saya bawa pakai mobil pribadi itu anakku. Ususnya sudah keluar, saya gendong," katanya sambil menangis histeris.

"Saya bawa sepanjang jalan, saya nggak mikirin gimana, yang penting anakku sampai, aku pun nggak akan nabrak orang," sambungnya.

Ia pun bercerita depan petugas, bahwa dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah tragedi maut itu terjadi, pada Senin (9/12/2024).

"Nggak bisa berkata apa-apa lagi pak. Gagal aku jadi orang tua, anakku nggak bisa aku selamatkan, padahal aku sudah berusaha," ratapnya histeris.

Dengan berat hati, Rinaldi Simarmata mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya yang tewas dengan cara tragis di tangan tetangganya sendiri.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved