Pembunuhan Anak di Deli Serdang

Hasil Tes Kejiwaan Rudi Sihaloho yang Bunuh 2 Bocah Simarmata Sekaligus, Polisi: Positif Tidak ODGJ

Kapolrestabes Medan, Kombes pol Gidion Arief Setyawan, mengatakan bahwa saat ini pelaku telah menjalani proses hukum atas perbuatan yang dilakukannya.

TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH
Suasana di rumah duka Jalan Masjid, gang Dahlia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang. Wakapolrestabes Medan, AKBP Anhar Arlia Rangkuti (kiri) bertemu dengan orangtua keluarga para korban (kanan). 

Lantas, dia langsung menjemput pemesan taksi dan mengantar ke tujuan.

Belum lagi sampai ke tujuan penumpang, handphone Rinaldi berdering, masuk telepon dari tetangganya.

Dia disuruh kembali ke rumah secepatnya karena dibilang, anaknya mengalami kecelakaan.

Seketika, Naldi langsung menginjak pedal gas mobilnya dan melaju kencang ke rumahnya.

Di perjalanan, dia kembali mendapat telepon kalau tiga anaknya sudah dibawa ke RS Mitra Medika Tembung.

Di rumah sakit dia melihat kondisi anaknya begitu memprihatinkan. Mereka mengalami luka robek di bagian perutnya hingga usus terburai.

"Saya ngebut, rupanya anak ini kondisinya bukan kecelakaan, itu tiga anak sengaja mau dibunuh."

Dari informasi yang didapat Rinaldi dan menjadi dugaan kuatnya, tiga anaknya ditusuk, lalu dirobek perutnya hanya berselang 3 menit setelah dia keluar dari rumah mengantar anak pertamanya dan meninggalkan tiga anaknya di dalam rumah.

Saat itu, Natan keluar dari rumah berjalan kaki membeli jajanan di kios yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya. Kemudian disusul kedua adiknya Owen (4) dan Daren Simarmata (2).

Dari belakang, Rudi Sihaloho mengejar Natan sambil membawa pisau, lalu menusuknya.

Usai menusuk Natan, karena melihat Owen dan Daren, Rudi juga menusuk keduanya yang berjarak kurang lebih 7 meter dari Natan terkapar.

"Jadi karena dua kecil ini umur 2-3 tahun, karena duduk manis di situ, karena dia lihat itu anakku juga, dihabisi dia. Jadi tiga lah yang dia lakukan untuk pembunuhan berencana ini."

Rinaldi menerangkan, ketika dia dalam perjalanan pulang ke rumah setelah dapat kabar anaknya kecelakaan sempat melihat pelaku pembunuhan anaknya mengayuh sepeda sendirian, memakai jaket.

Ketika itu Rudi terlihat panik dan terburu-buru Bahkan, pelaku nyaris menabrak mobil Rinaldi.

Dia juga tak menyangka saat itu dia berpapasan dengan pelaku yang membunuh anaknya.

"Saya gak tahu disitu dia melakukan tindakan pembunuhan karena pada saat saya membawa penumpang saya, dia naik sepeda kepanikan. Dia pakai jaket, dia hampir nabrak mobil saya," bebernya.

Kesaksian Warga Liat Mayat Bergelimpangan  

Willy Simarmata, bersama dua orang saudaranya yang baru saja pulang melayat melihat tiga orang anak bersimbah darah bergelimpangan di depan rumah warga.

Dari depan gang sisi sebelah kiri, Owen Simarmata (4) tergeletak paling awal, disusul adiknya, Daren Simarmata (2) kurang lebih cuma berjarak 1 meter.

Sedangkan kakak mereka, Natan Simarmata (7) tergeletak sekira 5 meter ke belakang di depan rumah warga.

Bau amis darah segar yang tergenang dibawah tubuh bocah malang ini menyeruak. Perut mereka robek, serta ususnya terburai.

Willy, bersama keluarganya saat itu kaget, panik dan tak tahu berbuat apa melihat tetangganya tergeletak mengenaskan.

Hanya beberapa menit, saat mereka melihat ke arah Natan yang tergeletak, bocah 7 tahun itu rupanya menoleh ke arah mereka.

Lemas tak berdaya, Natan mengerang, meringis kesakitan seolah-olah memohon kepada Willy dan yang lainnya supaya menolong.

Penuh rasa takut, gemetaran, akhirnya Willy memberanikan menolong Natan karena dilihatnya masih bernyawa.

Sedangkan dua adiknya, Owen dan Daren kala itu sudah tidak bergerak.

Melihat kondisi Natan masih bernyawa, saksi lain yang datang bersama Willy, langsung menyalakan sepeda motor dan memutar ke arah jalan raya.

Sedangkan Willy, langsung menggotong Natan, membopongnya sambil dibonceng dan mereka bergegas ke Rumah Sakit Mitra Medika.

Tak lama kemudian, warga lainnya juga mengevakuasi Owen dan Daren.
 
"Kondisi mereka sama semua, perutnya robek, ususnya terburai. Si Natan, masih hidup dan dia menoleh ke kami," kata Willy Simarmata, Selasa (10/12/2024).

Pembantai 3 Bocah Mengaku Tidak Menyesal 

Rudi Sihaloho tak menyesali perbuatannya menikam tiga anak, 9 Desember 2024
Rudi Sihaloho tak menyesali perbuatannya menikam tiga anak, 9 Desember 2024 (Tribun Medan)

Saat diintrogasi, dengan tangan diborgol dan memakai baju tahanan, pelaku mengaku tidak menyesal menikam ketiga bocah tetangganya itu.

"Nggak (menyesal) pak. Karena nggak dapatnya orang tuanya tadi," kata Rudi saat diintrogasi polisi.

Ia mengaku, perbuatannya tersebut bukan dilakukan karena dendam. Melainkan, dirinya merasa disepelekan oleh keluarga korban, karena pengangguran.

"Bukan karena dendam nya pak. Karena terus orang itu macam sepele kali nengok (aku), karena aku nggak bisa kerja," sebutnya.

"Sikit-sikit ngintip dari bawah jemurannya, terus manggil aku 'kudis,kudis' sambil ketawa orang itu," sambungnya.

Rudi mengaku, kesabarannya telah habis sehingga gelap mata dan melakukan penikaman terhadap ketiga bocah tetangganya itu.

"Jadi saya tidak bisa tahan emosi saya, langsung saya ambil pisau dari dapur. Nggak (menyesal), iya (puas)," pungkasnya.

(Cr11/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved