Berita Viral

NASIB Perusahaan yang Paksa Karyawannya Telan Api Sebelum Mulai Kerja, Kini Ramai Dikecam

Beginilah nasib Perusahaan yang paksa karyawannya telan api sebelum kerja dengan dalih agar berani dan aksinya viral di media sosial

HO
NASIB Perusahaan yang Paksa Karyawannya Telan Api Sebelum Mulai Kerja, Kini Ramai Dikecam 

Acara membangun tim ini berlangsung selama dua hari, melibatkan 60 peserta yang dibagi menjadi enam kelompok.

Menurut Rongrong, tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menunjukkan semangat dan tekad kepada pimpinan perusahaan.

Yakni sebagai wujud komitmen untuk mencapai kesuksesan dan keuntungan.  

Praktik makan api dalam acara membangun tim dilaporkan cukup umum di China.

Baca juga: RAZMAN Adopsi Lolly Anak Nikita Mirzani Usai Kabur dari Rumah Aman, Vadel Makin Kesenangan

Pasalnya mereka mengeklaim bahwa hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi rasa takut, dan membuka potensi seseorang.

Sebuah perusahaan pembangunan tim di China timur bahkan menyatakan di situs webnya, bahwa mereka menyediakan pelatihan khusus serta peralatan keselamatan untuk aktivitas tersebut.

Namun Rongrong merasa kegiatan ini melecehkan dan melanggar undang-undang ketenagakerjaan, seperti dikutip dari TribunTrends.com.

Ia berencana melaporkan perusahaan kepada pihak berwenang.

Sementara perusahaan Rongrong sendiri belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.

Berdasarkan hukum di China, perusahaan yang memaksakan praktik tidak wajar yang melanggar hak pekerja dapat dikenai peringatan atau diwajibkan membayar ganti rugi.

Seorang pengacara dari Firma Hukum Hunan Furong, Chen Pingfan, menyarankan karyawan untuk memanfaatkan jalur hukum dan media sebagai sarana melawan praktik kerja yang tidak pantas.  

Kasus ini langsung menjadi sorotan, dengan topik terkait meraih 7,2 juta views di media sosial.

Banyak netizen mengecam kegiatan tersebut, menyebutnya sebagai 'uji kepatuhan yang terselubung' dan menyerukan Rongrong untuk berhenti bekerja di perusahaan tersebut.

Ada juga yang menilai hal ini sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.  

Beberapa pengguna media sosial membagikan pengalaman serupa, termasuk kegiatan membangun tim yang melibatkan risiko atau penghinaan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved