PSMS Medan

SEJARAH PSMS Medan, Pengusung Gaya Raprap yang Pernah Rajai Sepak Bola Indonesia, Kini Hendak Dijual

Klub kebanggaan masyarakat Kota Medan dan Sumatra Utara (Sumut), PSMS Medan kini dilego.

Editor: Juang Naibaho
HO
Logo PSMS Medan. Klub kebanggaan masyarakat Kota Medan dan Sumatra Utara (Sumut), PSMS Medan kini dilego. 

Lalu, pada tahun 1948 VBMO diterjemahkan menjadi Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya dan kemudian serikat sepakbola Medan. 

Pada masa pendudukan Belanda, ada dua organisasi sepak bola di Negara Sumatera Timur, yakni Rumah Susun Football Club (RSFC) yang berdiri awal 1930-an dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB).

"Banyak yang menyebut RSFC dan OSVB ini embrio PSMS. Namun, tidak ada bukti yang jelas bahwa MVC, DVB, OSVB, VBMO, RSFC, dan klub sepak bola lain yang didirikan pada masa kolonial Belanda adalah cikal bakal PSMS," katanya, beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, penggagas lahirnya PSMS Medan diinisiasi oleh enam orang tokoh yang mewakili enam klub amatir yang ada di Medan tahun 1950. 

Di antaranya Adinegoro (Al Wathan), Sulaeman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij), Madja Purba (Sahata), dan Tedja Singh (India Football Team).

"Merekalah yang mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan pada 21 April 1950," ujarnya. 

Dijelaskan Indra, Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena perkebunan tembakau Deli. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli" hingga sekarang. 

Selain itu, klub ini juga memiliki warna hijau yang berarti perkebunan dan warna putih yang berarti suci atau dalam arti luas sportifitas. 

Hingga saat ini, PSMS Medan dikenal dengan ciri khas permainan "rap-rap" yaitu sepakbola yang keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih dan menjunjung tinggi sportivitas.

Gaya itulah yang pernah membawa klub ini meraih sederet prestasi gemilang di panggung Nasional.

"PSMS Medan adalah klub Indonesia terbanyak yang meraih juara Divisi Utama Perserikatan PSSI sesudah Indonesia Merdeka yaitu sebanyak enam kali. Di antaranya 1967, 1969, 1971, 1975 (Juara Bersama Persija), 1983 dan 1985," katanya. 

Tambahnya, PSMS Medan juga klub Indonesia pertama yang berlaga di AFC Champions Cup yaitu, pada 1970. Bahkan, saat itu PSMS lolos hingga semifinal.

Ia pun berharap, memasuki usia yang terbilang uzur, PSMS Medan bisa kembali bangkit untuk kembali meraih prestasi. Terlebih, bisa lolos ke Liga 1. "Semoga prestasi dan nama besar PSMS Medan bisa panjang umur," ujarnya. 

Era The Killer I  (1954-1966)

Tahun 1954 hingga 1966 adalah masa keemasan klub sepak bola PSMS Medan. Pasalnya di masa inilah PSMS mendapat julukan sebagai “The Killer” karena selalu menghajar tim lawan di lapangan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved