PSMS Medan

SEJARAH PSMS Medan, Pengusung Gaya Raprap yang Pernah Rajai Sepak Bola Indonesia, Kini Hendak Dijual

Klub kebanggaan masyarakat Kota Medan dan Sumatra Utara (Sumut), PSMS Medan kini dilego.

Editor: Juang Naibaho
HO
Logo PSMS Medan. Klub kebanggaan masyarakat Kota Medan dan Sumatra Utara (Sumut), PSMS Medan kini dilego. 

Setelah kembali berhasil kembali ke Liga Indonesia, peforma PSMS tidak terlalu buruk karena mampu duduk di posisi ke-7 klasemen.

Di musim berikutnya, PSMS mampu menjuarai Piala Emas Bang Yos edisi kedua (kompetisi yang diprakarsai oleh Sutiyoso, Gubernur Jakarta pada saat itu). Prestasi itu berhasil diulang di musim berikutnya.

Sementara di musim 2006 peforma PSMS kembali menurun, tetapi klub ini mampu menjuarai kembali Piala Yos Gold Cup.

Sayangnya di musim 2006 ini, PSMS gagal menjadi juara Liga Indonesia karena kalah dengan Sriwijaya FC di partai final.

Era Liga Super (2008-2009)

Di era ini PSMS diterpa banyak masalah. Terjadi eksodus besar-besaran pemain bintang yang keluar karena masalah gaji.

Selain itu, terjadi perpecahan internal klub. Akhirnya, di musim ini PSMS kembali terdegaradasi untuk yang kedua kalinya.

Perpecahan Dua Kubu

Di era ini klub PSMS Medan terbagi menjadi dua demi mengikuti dua kompetisi yang berbeda secara bersamaan yaitu Liga Super Indonesia dan Liga Prima Indonesia.

Alhasil, terjadi dualisme kepengurusan PSMS Medan. Masing-masing membawa nama PSMS Medan, dan bermain di dua kompetisi.

Era Edy Rahmayadi 2015-Sekarang

Di tahun 2015, PSMS mengakhiri dualismenya setelah kehadiran Edy Rahmayadi.

PSMS pun memulai lembaran baru dengan memenangkan Piala Kemerdekaan dan menempati posisi ke-2 di liga 2 Indonesia pada tahun 2017 serta dipromosikan ke liga 1.

Namun di musim berikutnya, PSMS kembali keok dan terpaksa terdegradasi ke liga 2 karena tersungkur di dasar klasemen.

Pada tahun 2021 PSMS tak mampu menerobos liga 1 kembali setelah kalah 1-0 dari Dewa United di babak semifinal. 

9 Pelatih Gagal

Tahun demi tahun berlalu, PSMS Medan tak kunjung naik kasta tertinggi Liga 1. Pun pada Liga 2 2024-2025, PSMS Medan gagal lolos 8 besar dan masih berjuang di play-off degradasi.

Padahal, pelatih Nil Maizar sebelumnya digadang-gadang bisa membawa Tim Ayam Kinantan promosi ke Liga 1 kandas.

Nil Maizar justru membawa kemerosotan buat PSMS. Musim lalu PSMS sempat lolos 8 besar, namun kini langkahnya cuma babak penyisihan.

Nil Maizar tercatat menjadi orang ke-9 yang menukangi klub yang bermarkas di Kebun Bunga itu sejak degradasi.

Sebagian besar nama-nama tersebut tidak mendampingi selama satu musim penuh. AR Gurning hanya setengah musim.

Bahkan musim lalu, PSMS selama satu musim dibesurt dua pelatih. Awalnya Ridwan Saragih, di tengah jalan digantikan oleh Mukson.

Berikut daftar nama pelatih PSMS sejak degradasi:
1. Abdul Rahman Gurning
2. Jafri Sastra
3. Philip Hansen
4. Gomes de Oliveira
 5. Ansyari Lubis
6. I Putu Gede
7. Ridwan Saragih
8. Miftahudin Mukson
9. Nil Maizar

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved