PSMS Medan Dijual, Bobby Nasution Siap Beli, Ingin Duet dengan Edy Rahmayadi Bangun Ayam Kinantan

Isu PSMS Medan dijual terus merebak. Rencana penjualan saham klub berjuluk Ayam Kinantan ini, mendapat respons dari Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Pemain PSMS Medan berfoto bersama sebelum laga melawan Sriwijaya FC dalam lanjutan pertandingan Pegadaian Liga 2 Indonesia Babak Play Off Degradasi 24/25 di Stadion Baharoeddin Siregar, Kabupaten Deliserdang, Minggu (19/01/2025). PSMS Medan menang melawan Sriwijaya FC dengan skor 2-0. 

Lanjutnya, penggagas lahirnya PSMS Medan diinisiasi oleh enam orang tokoh yang mewakili enam klub amatir yang ada di Medan tahun 1950. 

Di antaranya Adinegoro (Al Wathan), Sulaeman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij), Madja Purba (Sahata), dan Tedja Singh (India Football Team).

"Merekalah yang mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan pada 21 April 1950," ujarnya. 

Dijelaskan Indra, Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena perkebunan tembakau Deli. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli" hingga sekarang. 

Selain itu, klub ini juga memiliki warna hijau yang berarti perkebunan dan warna putih yang berarti suci atau dalam arti luas sportifitas. 

Hingga saat ini, PSMS Medan dikenal dengan ciri khas permainan "rap-rap" yaitu sepakbola yang keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih dan menjunjung tinggi sportivitas.

Gaya itulah yang pernah membawa klub ini meraih sederet prestasi gemilang di panggung Nasional.

"PSMS Medan adalah klub Indonesia terbanyak yang meraih juara Divisi Utama Perserikatan PSSI sesudah Indonesia Merdeka yaitu sebanyak enam kali. Di antaranya 1967, 1969, 1971, 1975 (Juara Bersama Persija), 1983 dan 1985," katanya. 

Tambahnya, PSMS Medan juga klub Indonesia pertama yang berlaga di AFC Champions Cup yaitu, pada 1970. Bahkan, saat itu PSMS lolos hingga semifinal.

Ia pun berharap, memasuki usia yang terbilang uzur, PSMS Medan bisa kembali bangkit untuk kembali meraih prestasi. Terlebih, bisa lolos ke Liga 1. "Semoga prestasi dan nama besar PSMS Medan bisa panjang umur," ujarnya. 

Era The Killer I  (1954-1966)

Tahun 1954 hingga 1966 adalah masa keemasan klub sepak bola PSMS Medan. Pasalnya di masa inilah PSMS mendapat julukan sebagai “The Killer” karena selalu menghajar tim lawan di lapangan.

Tak tanggung-tanggung, klub-klub luar negeri sering menjadi amukan klub PSMS Medan, seperti klub Kowloon Motorbus asal Hongkong, Star Soccerites asal Singapura dan klub luar negeri lainnya sering dikalahkan oleh PSMS.

Di masa ini tim sepakbola Sumut, yang dimotori para pemain PSMS, sering menjadi juara Pekan Olahraga Nasional (PON) terutama di tahun 1953 dan 1957.

Era Perserikatan (The Killer II) 1967-1990

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved