PSMS Medan Dijual, Bobby Nasution Siap Beli, Ingin Duet dengan Edy Rahmayadi Bangun Ayam Kinantan
Isu PSMS Medan dijual terus merebak. Rencana penjualan saham klub berjuluk Ayam Kinantan ini, mendapat respons dari Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Juang Naibaho
Pada era ini PSMS adalah tim yang paling ditakuti oleh klub lawan dikompetisi lokal di Indonesia.
Di era Perserikatan ini PSMS menjadi juara sebanyak 6 kali, yakni tahun 1967, 1969, 1971, (1975 Juara bersama Persija Jakarta), 1983, dan terakhir 1985.
Serta menjadi runner-up sebanyak 4 kali, yaitu di tahun 1954, 1957, 1979, dan 1991.
Banyaknya prestasi yang didapat PSMS medan pada masa ini berbanding lurus dengan kehebatan para pemain bintang yang saat itu memperkuat PSMS Medan.
Akhir Era Kejayaan: Liga Indonesia
Era Kejayaan PSMS Medan berakhir di tahun 1990-an, yang saat itu PSMS hanya mampu menjjadi runner-up di musim 1991-1992 karena dikalahkan PSM Makasar di partai final.
Saat era Perserikataan diganti dengan era Liga Indonesia, prestasi PSMS naik turun. Di musim 1994-95 dan 1995-96 PSMS Medan hanya mampu menjadi klub papan tengah. Bahkan, bahkan musim 1996-97 hampir terdegradasi ke Divisi Utama.
Dan di musim 2001, PSMS kembali lolos ke Final, akan tetapi gagal menjadi juara karena dikalahkan oleh PSM Makassar.
Musim 2002 adalah era dimana PSMS Medan tersingkir dari Liga Indonesia , karena di akhir musim hanya mampu berada di peringkat 11 klasemen. Ini sekaligus menjadi pencapaian terburuk klub PSMS Medan sepanjang sejarah.
Lalu di musim 2003, PSMS mampu kembali ke Liga Indonesia setelah berhasil duduk di posisi kedua klasemen.
Setelah kembali berhasil kembali ke Liga Indonesia, peforma PSMS tidak terlalu buruk karena mampu duduk di posisi ke-7 klasemen.
Di musim berikutnya, PSMS mampu menjuarai Piala Emas Bang Yos edisi kedua (kompetisi yang diprakarsai oleh Sutiyoso, Gubernur Jakarta pada saat itu). Prestasi itu berhasil diulang di musim berikutnya.
Sementara di musim 2006 peforma PSMS kembali menurun, tetapi klub ini mampu menjuarai kembali Piala Yos Gold Cup.
Sayangnya di musim 2006 ini, PSMS gagal menjadi juara Liga Indonesia karena kalah dengan Sriwijaya FC di partai final.
Era Liga Super (2008-2009)
Di era ini PSMS diterpa banyak masalah. Terjadi eksodus besar-besaran pemain bintang yang keluar karena masalah gaji.
Selain itu, terjadi perpecahan internal klub. Akhirnya, di musim ini PSMS kembali terdegaradasi untuk yang kedua kalinya.
Perpecahan Dua Kubu
Di era ini klub PSMS Medan terbagi menjadi dua demi mengikuti dua kompetisi yang berbeda secara bersamaan yaitu Liga Super Indonesia dan Liga Prima Indonesia.
Alhasil, terjadi dualisme kepengurusan PSMS Medan. Masing-masing membawa nama PSMS Medan, dan bermain di dua kompetisi.
Era Edy Rahmayadi 2015-Sekarang
Di tahun 2015, PSMS mengakhiri dualismenya setelah kehadiran Edy Rahmayadi.
PSMS pun memulai lembaran baru dengan memenangkan Piala Kemerdekaan dan menempati posisi ke-2 di liga 2 Indonesia pada tahun 2017 serta dipromosikan ke liga 1.
Namun di musim berikutnya, PSMS kembali keok dan terpaksa terdegradasi ke liga 2 karena tersungkur di dasar klasemen.
Pada tahun 2021 PSMS tak mampu menerobos liga 1 kembali setelah kalah 1-0 dari Dewa United di babak semifinal.
9 Pelatih Gagal
Tahun demi tahun berlalu, PSMS Medan tak kunjung naik kasta tertinggi Liga 1. Pun pada Liga 2 2024-2025, PSMS Medan gagal lolos 8 besar dan masih berjuang di play-off degradasi.
Padahal, pelatih Nil Maizar sebelumnya digadang-gadang bisa membawa Tim Ayam Kinantan promosi ke Liga 1 kandas.
Nil Maizar justru membawa kemerosotan buat PSMS. Musim lalu PSMS sempat lolos 8 besar, namun kini langkahnya cuma babak penyisihan.
Nil Maizar tercatat menjadi orang ke-9 yang menukangi klub yang bermarkas di Kebun Bunga itu sejak degradasi.
Sebagian besar nama-nama tersebut tidak mendampingi selama satu musim penuh. AR Gurning hanya setengah musim.
Bahkan musim lalu, PSMS selama satu musim dibesurt dua pelatih. Awalnya Ridwan Saragih, di tengah jalan digantikan oleh Mukson.
Daftar nama pelatih PSMS sejak degradasi adalah, Abdul Rahman Gurning, Jafri Sastra, Philip Hansen, Gomes de Oliveira, Ansyari Lubis, I Putu Gede, Ridwan Saragih, Miftahudin Mukson, dan Nil Maizar. (Tribun-medan/Anisa)
DPRD VS Bobby Nasution, Paripurna Memanas saat Bobby Singgung Tunjangan Rumah Dewan |
![]() |
---|
Rapat Paripurna P-APBD Sumut Memanas, DPRD Singgung Pergeseran Anggaran, Bobby Bahas Tunjangan Rumah |
![]() |
---|
Respons Gubernur Bobby Usai Saksikan PSMS Dikalahkan Persekat di Duel Liga 2 |
![]() |
---|
Gubernur Sumut Bobby Nasution Kecewa PSMS Kalah di Kandang, Apresiasi Penggunaan VAR |
![]() |
---|
PSMS Medan Dominasi Pertandingan saat Ditekuk Persekat Tegal 0-1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.