Berita Viral

FAKTA Kakak Adik Jual Ginjal Demi Bebaskan Ibu dari Penjara, Ayah Muncul Minta Maaf, Ngaku tak Tahu

Ayah kakak beradik yang menawarkan menjual ginjal mereka demi bebaskan ibu dari penjara, kini muncul minta maaf.

Editor: Liska Rahayu
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA
DIPENJARAKAN KELUARGA: Syafrida Yani (49) kini ditangguhkan penahanannya dalam kasus penggelapan usai kedua anaknya berniat menjual ginjalnya demi membebaskannya dari penjara. Pilu Yani dipenjarakan keluarga sendiri. 

TRIBUN-MEDAN.com - Ayah kakak beradik yang menawarkan menjual ginjal mereka demi bebaskan ibu dari penjara, kini muncul minta maaf.

Seperti diketahui, belakangan viral di media sosial dua saudara kakak adik bernama Farrel dan Rivanno membentang kertas rela menjual ginjal demi bebaskan ibu dari penjara.

Tindakan itu dilakukan kakak beradik ini demi membebaskan ibunya dari tuduhan penggelapan uang yang dilaporkan keluarga ayahnya.

Diketahui, sang ibunda bernama Syafrida Yani (49), warga Ciputat, Tangerang Selatan ditahan selama dua hari di Polsek Ciputat Timur, Polres Tangerang Selatan.

Pasca viralnya kedua putranya itu, kasus tersebut telah berakhir damai dan laporan telah dicabut.
  
Sementara, sang ayah muncul meminta maaf mengaku tak tahu menahu soal aksi kedua anaknya itu.

Duduk perkara

Sebelumnya, aksi kakak beradik bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah viral karena keduanya hendak menjual ginjal untuk membebaskan sang ibu yang ditahan di Polres Tangerang Selatan.

Aksi itu dilakukan Farrel dan Nayaka di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).

Di trotoar jalan, Farrel dan Nayaka tampak membentangkan kertas putih bertuliskan tangan berbunyi,

"Tolong kami…Kami ingin menjual ginjal untuk membebaskan bunda kami yang ditahan di Polres Tangsel".

Farrel bercerita, peristiwa bermula ketika sang ibu diminta bantu-bantu kerja di rumah keluarga ayahnya yang kerap berpergian ke luar negeri.

Ibu Farrel dan Nayaka, Syafrida Yani, merupakan penjual makanan rumahan. Sedangkan sang ayah bekerja di sebuah maskapai penerbangan.

"Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” kata Farrel kepada Wartakotalive.com.

Menurut Farrel, selama bekerja di rumah tersebut, sang ibu kerap diperlakukan tidak menyenangkan, bahkan menerima perlakuan kasar.

Karena tak tahan, ibunda Farrel memutuskan untuk tak lagi mengurus rumah keluarga ayahnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved