Catatan Sepak Bola
Angkat Kepalamu, Tegakkan Harga Dirimu!
Spanduk raksasa kreasi kelompok suporter La Grande Indonesia, bergambar burung garuda, dengan tulisan ‘show your dignity’.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: Ayu Prasandi
Tak cukup sampai di sini, ribuan pasang jempol jahat yang digerakkan oleh otak-otak serba kotor dan busuk, mulai membombardirkan narasi-narasi menyesatkan.
Terutama sekali yang menggiring opini untuk mempercayai, bahwa situasi di tubuh Tim Nasional Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Kluivert, misalnya, disebut mengkhawatirkan Bahrain, menyebut Bahrain sebagai lawan berat dan meminta suporter sepak bola Indonesia untuk bersabar dan berbesar hati apabila laga berkesudahan dengan kekalahan.
Poin yang dikedepankan sebagai dasar argumentasi adalah pengalaman pahit Kluivert yang pernah digelontor Bahrain empat gol tanpa balas saat membesuit Curacao.
Padahal Kluivert sama sekali tidak pernah melepas kalimat seperti itu. Dia tidak pernah mengaku cemas.
Tidak pernah menyerah sebelum bertanding. Justru sebaliknya, Kluivert, dengan tetap percaya diri, menyebut di laga melawan Bahrain Tim Nasional Indonesia akan kembali mengusung pola menyerang.
Bagaimana mungkin kebohongan seperti ini bisa diapungkan? Beberapa jam sebelum pertandingan, muncul foto Kluivert dan Pastoor, yang tengah berbincang dan menunjukkan mimik wajah serius. Namun narasi yang dikemukakan adalah perpecahan.
Tim Nasional Indonesia punya dua nakhoda yang mulai berjalan ke arah berlawanan. Semacam dua matahari yang mulai berbenturan.
Ada pula yang mulai menyenggol-nyenggol Erick Thohir, membentur-benturkannya dengan STY, dengan kelompok-kelompok suporter. Disebutkan, suporter mendesak Erick untuk mengembalikan STY ke tim nasional.
Suporter tidak puas dengan kinerja Erick dan PSSI, dan memberikan ultimatum, sekiranya kembali gagal kontra Bahrain, maka Erick dan seluruh gerbongnya wajib mundur.
Angin Kongres Luar Biasa atawa KLB mulai diembuskan.
Untungnya, kelompok-kelompok suporter ini, yang masih menjaga kewarasan, tidak cepat terpancing.
Sebaliknya, mereka mengabaikan isu-isu tersebut dan memilih menyatukan suara, sepakat untuk membantu membangkitkan moral bertanding para penggawa Tim Nasional Indonesia agar jangan sampai jatuh ke titik beku.
Kita tahu, upaya ini, sedikit banyak memang membantu. Bentangan koreografi itu, juga gemuruh sorak-sorai yang tiada henti itu, menyulut lagi semangat pemain. Ibarat tungku pembakaran mereka membara lagi.
Sejak pluit kick off, pemain-pemain Indonesia menggempur pertahanan Bahrain dari semua lini. Namun kali ini dengan pertahanan yang lebih rapi terkoordinir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.