Catatan Sepak Bola

Tak Perlu Main Bagus yang Penting Menang

Lebih baik kalah daripada menang dengan cara seperti itu. Menang tanpa kebanggaan. Istilah yang lebih tolol, menang rasa kalah.

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: Ayu Prasandi
doc.pssi/instagram erickthohir
MENANG - Pemain Tim Nasional U-17 Indonesia Evandra Florasta berteriak di depan kamera usai mencetak gol yang mengantarkan kemenangan Indonesia atas Korea Selatan di kejuaraan Piala Asia U-17 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, kemarin. 

Ada pula yang berandai-andai, seumpama misalnya aturan sudah diberlakukan, maka Indonesia akan gagal menang.

Astaga! Ulat macam apa yang blingsatan jungkir balik di kepala orang-orang ini? Apakah mereka merasa lebih kompeten dari wasit yang ditunjuk FIFA untuk memimpin pertandingan? Betul-betul kocak.

Untung saja Pak Edy Rahmayadi sudah lengser dari jabatan Ketua Umum PSSI. Kalau tidak, niscaya beliau akan menyergah dengan hardikan, apa hak Anda mempersoalkan gol itu? Sepanjang wasit tidak menganulir, artinya final dan sah! Tak ada opsi.

Tak ada gugatan. Terlebih-lebih dari luar lapangan. 

Ambiguitas absurd lain melejit dari perdebatan menyangkut ball possesion atawa penguasaan bola.

Indonesia diserang dari segenap penjuru mata angin, habis-habisan, dari menit pertama sampai 100.

Para pemain Korea sama sekali tidak memberi kesempatan penggawa-penggawa Indonesia untuk berlama-lama menguasai bola.

Persentasenya jomplang sekali, 70 berbanding 30.

Dari serangan-serangan mereka yang mengalir dahsyat, Korea melepas tak kurang 20 tembakan, separuhnya mengarah ke gawang.

Tiga di antaranya bahkan benar-benar merupakan peluang matang.

Ibarat emas murni, peluang ini berkadar 99,9 persen alias mesti berbuah gol.

Nyatanya, tak satu kali pun kiper Garuda Muda memungut bola dari dalam gawang. Indonesia? Hmmm... Sepanjang 100 menit yang terkurung itu praktis hanya ada dua peluang, dua tembakan ke gawang, yang ternyata menghasilkan satu gol.

Beruntung? So what? Apa yang salah dari keberuntungan? Dalam sepak bola, atau dalam olahraga apa saja, keberuntungan menjadi satu di antara faktor kemenangan.

Apakah ada pula masalah dengan peluang yang minim? Apakah ada persoalan dengan persentase 30 berbanding 70? Apakah kalah statistik berarti kalah dalam pertandingan? Apakah memalukan?

Sama sekali tidak. Hakekat sepak bola adalah menang atau kalah, bukan siapa yang paling banyak menguasai bola dan menciptakan peluang. Satu peluang satu gol jauh lebih baik ketimbang 20 peluang tanpa gol. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved