Catatan Sepak Bola
Kepada Pak Erick: Masalahnya Memang Terletak pada Koki
“bahan masakan, seberapa pun mewah dan bagus mutunya hanya akan jadi sampah di tangan koki yang tak cakap.”
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: Randy P.F Hutagaol
PAK Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus Ketua Umum PSSI yang terhormat.
Anda pernah mendengar nama Gordon Ramsay?
Ahli memasak populer ini, pada beberapa episode acara Master Chief dan Hell’s Kitchen, mengulang kalimat yang sama: “bahan masakan, seberapa pun mewah dan bagus mutunya hanya akan jadi sampah di tangan koki yang tak cakap.”
Ramsay ini memang bermulut tajam, Pak, tapi dalam perkara ini dia benar sekali.
Koki yang cakap bisa mengolah nasi sisa semalam, ditambah sedikit rajangan bawang merah, irisan cabai, daun bawang, dan selada, sejumput garam, sejumput penyedap rasa, dan telur, dan menyulapnya menjadi nasi goreng yang tidak sekadar mengenyangkan perut tapi juga meninggalkan jejak kenangan yang sulit dilupa.
Sebaliknya, koki yang amburadul bisa membuat daging tuna sirip biru atau lobster atau daging wagyu A5 atau jamur matsutake, jadi berantakan tak karu-karuan.

Jika boleh mendekatkan masakan dengan sepak bola, maka pertandingan ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026 yang menghadapkan Indonesia dengan Arab Saudi di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Kamis dini hari, 8 Oktober 2025, secara terang-benderang menunjukkan betapa Patrick Kluivert adalah koki yang buruk.
Bahkan mungkin sangat buruk. Koki yang hampir-hampir tidak memiliki intuisi dan insting “Dewa Dapur”.
Ia kerap salah memilih bumbu, keliru menakarnya, dan gagal pula dalam mengukur kadar kematangan.
Masakannya mentah di satu sisi dan overcook di sisi yang lain.
Bayangkan, ia membuang Nathan Tjoe A-on, meninggalkan Thom Haye, dan lebih memilih Marc Klok di posisi kunci lini tengah.
Klok yang bahkan tidak pernah dipanggil di akhir-akhir era kepelatihan Shin Tae-yong, diduetkannya dengan Joey Pelupessy.
Padahal mereka sebelumnya tidak pernah bermain bersama.
Benar-benar tidak pernah.
Barangkali pernah dalam latihan, tapi tentu, latihan dan pertandingan atmosfernya berbeda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.