Berita Viral
13 WARGA SIPIL Dibantai di Yahukimo, Paulus Waterpauw: Perbuatan Biadab, Minta Kapolda Turun ke TKP
Tokoh Papua Komjen (Purn) Paulus Waterpauw menyoroti kasus pembantaian terhadap sejumlah warga sipil di Yahukimo.
TRIBUN-MEDAN.COM - Tokoh Papua Komjen (Purn) Paulus Waterpauw menyoroti kasus pembantaian terhadap sejumlah warga sipil di Yahukimo, Papua Pegunungan. Ia pun meminta agar dilakukan penegakan hukum yang tegas.
Mantan Kabaintelkam Polri ini pun menyarankan agar Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama Pangdam Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudi Puruwito. "Kalau perlu turunkan pasukan,"ujarnya.
Menurut Paulus Waterpauw, pasukan diturunkan untuk mengevakuasi warga, itu sudah hal biasa. Tapi kata dia, menurunkan pasukan ke lokasi untuk melakukan penindakan dan penegakan hukum, itu baru luar biasa. Karena perbuatan pelaku dengan membantai belasan orang sipil itu sudah sangat biadab, di luar akal sehat kemanusiaan. "Itu perbuatan iblis,"tegasnya.
Mantan Kapolda Sumut ini meminta agar penegakan hukum di bumi Papua terus dilakukan dengan tegas dan terukur. Hal Ini untuk membuktikan bahwa tim gabungan TNI-Polri serius melakukan hal tersebut terhadap kelompok-kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah tersebut.
Paulus Waterpauw yang pernah menjabat dua periode Kapolda Papua ini mengisahkan, setiap ada laporan mengenai tindak pidana seperti ini, dirinya pasti turun tangan ke lokasi. Ia bersama tim gabungan TNI-Polri melakukan pemetaan tempat-tempat kelompok kriminal ini di wilayah Papua.
Menurut pensiunan Jenderal bintang tiga polri ini, bahwa tim gabungan TNI-Polri serius memberantas keberadaan kelompok kriminal yang meresahkan dan mengganggu keamanan serta ketertiban di Papua.
Mantan Penjabat Gubernur Papua Barat ini pun menduga, bahwa pelaku kriminal dengan membantai korbannya ini adalah kelompok Freeman dari salah satu suku di Yahukimo. Kata dia, OPM hanyalah cari panggung untuk mencari perhatian.
"Itu kelompok preman "Freeman" dari salah satu suku tertentu di Yahukimo yang kerjanya memalak dan meminta-minta. Kerja tidak bisa. Cara membunuh sangat biadab dan keji, mereka menggunakan kampak dan memutilasi korbannya,"jelas dia.
"Tuhan kutuk perilaku semacam ini, keji dan sangat tidak manusiawi. Kapolda dengan bantuan Pangdam harus turun ke TKP dan rencanakan langkah penegakan hukum. Sangat biadab perilaku kejahatan kemanusiaan semacam ini,"sambungnya.
Paulus Waterpauw pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengambil sikap atas kasus kejahatan kemanusiaan yang terus terjadi di Papua tersebut. Apalagi ini belasan warga sipil tewas dibunuh dengan secara keji.
"Kalau memang warga sipil di sana tidak bisa bekerja di sana, kan bisa dipulangkan baik-baik, tidak perlu membunuh dengan keji begitu. Bagaimana warga di sana maju kalau masyarakat luar saja tidak bisa masuk untuk memberikan edukasi, apa selamanya nomaden?"ujarnya.

Kapolda Papua: Masih dalam Penyelidikan
Terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol. Patrige Renwarin dalam pernyataannya persnya menyampaikan, ia menduga peristiwa ini merupakan pembunuhan berencana.
“Kami menduga ini pembunuhan berencana dan dari hasil upaya kita untuk melakukan operasi kemanusiaan dengan penyelamatan korban yang selamat,” terangnya dalam keterangannya kepada wartawan dikutip, Senin (14/4/2025).
Irjen Patrige mengatakan, kondisi para korban masih cukup utuh, sehingga dapat teridentifikasi.
“Upaya kita menyelamatkan korban yang selamat, mengevakuasi korban meninggal dunia dan melakukan penegakkan hukum,” katanya.
Sementara ini, kata Patrige, ada beberapa kelompok kriminal yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Meski demikian, kata dia, hal itu bukan sebagai alat bukti.
“Kami masih penyelidikan dan belum ada satu pelaku pun yang ditangkap. Pelaku, menggunakan parang, kampak dan panah. Para korban yang selamat mengaku tidak mengenali para pelaku,”pungkasnya.
Menurut Patrige, para pelaku pembunuhan tidak ada yang membawa senjata api. Hal ini dikuatkan dengan luka pada tubuh 11 korban yang tidak ditemukan bekas luka senjata api. “Kita belum bisa simpulkan apakah KKB terlibat atau tidak, kita masih melakukan penyelidikan,” tegasnya.
Patrige menegaskan akan menindaklanjuti kasus pembunuhan ini dengan dua laporan polisi. Dimana laporan pertama terkait kasus pembunuhan atau penganiayaan berat. Sementara laporan kedua terkait kejahatan penambangan ilegal.
“Jadi para korban juga bisa menjadi tersangka terkait penambangan ilegal jika alat bukti itu cukup. Kami sudah sampaikan ke polres Yahukimo, Asmat dan Pegubin untuk bersama Forkopimda agar keluarkan larangan keras melakukan penambangan di wilayah hukum masing-masing,” pungkasnya.
Patrige melanjutkan, pihaknya menemukan banyak sekali penambang ilegal di wilayah Yahukimo.
“Mereka para pendulang emas ilegal ini masuk dari mana kita belum tahu melalui siapa. Dan pada tanggal 6,7 dan 9 terjadi penyerangan brutal terhadap para penambang emas di Yahukimo,"pungkasnya.

13 Warga Sipil Dibantai
Diberitakan sebelumnya, setidaknya 13 warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.
Aparat TNI dan Polri telah mengevakuasi 12 jenazah untuk diperiksa. "Total 13 jenazah telah ditemukan dan 12 jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Rencananya 1 jenazah lagi akan dilakukan evakuasi esok hari dikarenakan cuaca," kata Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, dalam keterangannya dikutip, Senin (14/4/2025).
Brigjen Faizal mengatakan jenazah itu ditemukan di berbagai titik.
Rinciannya, 2 jenazah ditemukan di Tanjung Pamali, 5 jenazah dari dua titik di Kampung Bingki, 3 jenazah di area 22 pendulangan emas, 1 jenazah dari Muara Kum, 1 jenazah dari Kabupaten Pegunungan Bintang. "1 jenazah dari area 33 pendulangan emas Yahukimo akan dievakuasi esok hari dikarenakan cuaca,"ungkap Faizal.
Saat ini Tim Dokkes dan DVI Polri telah mengidentifikasi 12 jenazah. "Kami tidak akan berhenti bekerja semaksimal mungkin. Para pelaku akan terus kami kejar dan ditindak tegas sesuai hukum. Aksi keji terhadap warga sipil ini tidak bisa ditoleransi," tegasnya.
Dari 13 pendulang emas menjadi korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini, tiga orang di antaranya merupakan warga asal Sulawesi Utara (Sulut).
Mereka dibunuh secara keji oleh KKB yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Identitas tiga warga Sulawesi Utara (Sulut) korban pembunuhan KKB yakni Wawan Tangahu dan Suardi Laode alias Kaswadi, keduanya asal Dusun III, Kabupaten Bolmong Selatan, Sulut. Mayat mereka ditemukan di area 22 pendulangan emas Yahukimo.
Terakhir Stenli Humena, warga Kampung Kalama Darat, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. Mayat korban ditemukan di wilayah Muara Kum.
Hingga Senin (14/4/2025), sebanyak 13 jenazah korban pembantaian oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ditemukan oleh tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, Polres Yahukimo, dan TNI.
Pembantaian ini dilakukan KKB yang menamakan diri Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama selama tiga hari, sejak 6 hingga 8 April 2025, terhadap warga yang bekerja sebagai pendulang emas ilegal.

Berikut selengkapnya lokasi penemuan jenazah:
- Tanjung Pamali: 2 jenazah
- Kampung Bingki: 5 jenazah
- Area 22 Pendulangan Emas
- Yahukimo: 3 jenazah
- Muara Kum: 1 jenazah
- Kabupaten Pegunungan Bintang: 1 jenazah
- Area 33 Pendulangan Emas
- Yahukimo: 1 jenazah (belum dievakuasi).
Daftar 12 Korban yang Teridentifikasi:
1. Wawan Tangahu - Sulawesi Utara
2. Suardi Laode alias Kaswadi - Sulawesi Utara
3. Stenli Humena - Kepulauan Sangihe
4. Yuda Lesmana - Dekai
5. Riki Rahmat - Sulawesi Tenggara
6. Muhammad Arif - Dekai
7. Safaruddin - Dekai
8. Abdur Raffi Batu Bara - Dekai
9. Stefanus Gisbertus - Maluku
10. Zamroni - Jawa Tengah
11. Ariston Kamma - Sulawesi Selatan
12. Rusli - Papua
Sekitar 100 pendulang meninggalkan lokasi kemah malam itu juga demi menghindari kemungkinan serangan lanjutan.

TPNP OPM klaim bertanggungjawab
Kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNP OPM) mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan seorang pendulang emas bernama Riston Kamma di Kali Merah, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Dalam sebuah video berdurasi kurang dari satu menit yang beredar di media sosial pada Kamis (10/4/2025), seorang anggota TPNP OPM mengaku bahwa Riston dibunuh karena dianggap sebagai mata-mata.
“Kami TPNB Korowai Yahukimo melakukan operasi di Kali Merah dan kami menewaskan satu mata-mata,” ujar pria dalam video tersebut, tanpa menyebutkan identitas dirinya.
Ia juga menyebutkan bahwa Riston tewas akibat dipanah dan ditebas lehernya oleh empat anggota TPNP OPM.
Dalam pernyataannya, pelaku menegaskan aksi serupa akan terus berlanjut selama perjuangan kemerdekaan Papua masih berjalan.
"Bukan hanya hari ini saja, kami akan terus melakukan operasi sampai Papua benar-benar merdeka,” tegasnya.
Sementara itu Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi informasi yang tidak valid.
“Mari kita bersama menjaga situasi yang kondusif dan hanya mempercayai informasi resmi yang disampaikan oleh pihak berwenang,” ujarnya
(*/Tribun-medan.com/TribunPapu.com/Kompas.com)
Baca juga: BIADABNYA OPM Bunuh Warga Sipil, Brigjen TNI Kristomei: Kejahatan Kemanusiaan-Pelanggaran HAM Berat
Baca juga: TERBARU Daftar Nama 13 Warga Sipil Pendulang Emas Dibantai OPM/KKB di Yahukimo, Tewas Mengenaskan
13 Warga Sipil Dibunuh di Yahukimo
Papua
Daftar Nama 13 Orang Dibunuh KKB OPM
13 warga dibantai KKB OPM
Paulus Waterpauw
Kapolda Papua
Pak Kepala Desa Kepergok Bareng Mama Muda di Kamar Kos, Istri: Ya Allah Kelakuanmu, Kowe Gak Mikir |
![]() |
---|
SEMPAT Viral, Aura Cinta Tak Jera dan Kembali Sentil Dedi Mulyadi: Dijadiin Konten Pejabat |
![]() |
---|
Kaesang Beri Bocoran Tokoh Inisial J Dipastikan Bergabung dengan PSI dan Jadi Ketua Dewan Pembina |
![]() |
---|
DEKAN FISIP UNSOED Setujui Pemecatan Oknum Dosen Bergelar Profesor Diduga Lecehkan Mahasiswi |
![]() |
---|
SOSOK Lain Dihubungi Diplomat Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas Dilakban, Tak Cuma Istri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.