Berita Viral
Gara-gara Dedi Mulyadi Kirim Siswa Ke Barak Militer, Komnas HAM Merespons: Tidak Tepat . . .
Pendidikan militer bagi siswa, sebagaimana yang diusulan siswa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, akhirnya diterapkan.
Para siswa tersebut merupakan peserta program pendidikan karakter khusus yang digagas pemerintah daerah bagi pelajar yang dinilai “sulit diatur” oleh sekolah dan keluarga.
Terpantau, pemandangan haru juga terlihat ketika para siswa diberi waktu singkat untuk berpamitan kepada orang tua.
Banyak orang tua yang menitikkan air mata, termasuk Elly, salah satu wali murid yang berharap besar terhadap perubahan anaknya.
"Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik. Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut," kata Elly kepada Tribunjabar.id pada Kamis (1/5/2025).
Ia juga menuturkan, sudah menyiapkan berbagai perlengkapan sejak jauh hari, seperti seragam, alat tulis, pakaian olahraga, hingga perlengkapan mandi dan ember.
"Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang tua setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik," katanya.
Sementara itu, Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa materi hari pertama akan diisi dengan pemeriksaan kesehatan dan psikologi sebelum mereka menjalani rutinitas harian seperti salat berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi.
Roni mengatakan tujuan utama program tersebut adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak.
Ia mengatakan, materi pelatihan disusun secara kolaboratif oleh TNI, Polri, pemerintah daerah, dinas sosial, serta psikolog anak.
Roni berharap program itu melahirkan generasi muda yang disiplin, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.
"Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak," ucapnya.
Juga diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Dedi mengungkapkan sejumlah kriteria pelajar mana saja yang berpotensi akan dibawa ke barak TNI.
Salah satunya kata dia, yakni mereka yang sering tawuran hingga main game Mobile Legend.
"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main Mobile Legend yang kalau malam, kemudian tidurnya tidak mau sore. Ke orang tua melawan," kata Dedi Mulyadi saat ditemui awak media di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (29/4/2025).
"(Siswa) yang melakukan pengancaman, di sekolah bikin ribut, bolos terus, dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah nggak nyampe. Kan kita semua dulu pernah gitu ya," sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.