Medan Terkini

Kisah Ngatirah, Buruh Tani asal Deli Serdang yang Wujudkan Mimpi Berangkat Haji, 44 Tahun Nabung

Di antara ribuan jemaah haji yang memadati Asrama Haji Medan, sosok Ngatirah (60) menyita perhatian.

|
TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA TARIGAN
JEMAAH HAJI: Ngatirah (60) manifest 094 (kanan) jemaah haji kloter 4, perempuan asal Payabakung Blok 3 Hilir, Deliserdang. TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Di antara ribuan jemaah haji yang memadati Asrama Haji Medan, sosok Ngatirah (60) menyita perhatian.

Perempuan asal Payabakung Blok 3 Hilir, Deliserdang ini bukanlah calon haji biasa. Ia adalah buruh tani yang berjuang puluhan tahun menyisihkan upah hariannya demi satu tujuan, menjejakkan kaki di Tanah Suci. 

Sejak remaja, Ngatirah sudah bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tak menentu.

Upahnya hanya Rp70.000–Rp100.000 per hari. 

Namun, dari situ ia menyisihkan sedikit demi sedikit, kadang hanya Rp50.000, untuk dimasukkan ke dalam celengan kayu tua miliknya. 

"Tidak pernah terpikir berapa lama harus menabung. Saya hanya yakin, suatu hari nanti pasti terkumpul," ujarnya dengan suara lirih namun penuh keyakinan. 

Tahun 2013, setelah 44 tahun menabung, celengannya akhirnya dibuka.

Isinya Rp14 juta, cukup untuk mendaftar haji. Tapi perjuangannya belum selesai. Biaya haji terus naik, memaksanya kembali menabung selama bertahun-tahun. 

Yang membuat kisahnya lebih mengharukan, Ngatirah tidak bisa membaca. Ia tak pernah mengenyam pendidikan formal.

Namun, ketidaktahuannya akan huruf dan angka tak menyurutkan niatnya.

Ia mengandalkan informasi dari tetangga dan keluarganya untuk urusan pendaftaran haji. 

"Saya percaya pada Allah. Jika Dia berkehendak, jalan akan dibukakan," katanya, tersenyum. 

Anak-anaknya, yang kini sudah berkeluarga, turut membantu mewujudkan mimpinya. Meski hidup sederhana, mereka mendukung sepenuhnya.

"Ibu selalu bilang, ini bukan sekadar haji, tapi janji pada diri sendiri," kata salah seorang anaknya yang menemani ke Asrama Haji. 

Kini, sebagai bagian dari Kloter 4 Embarkasi Medan, Ngatirah siap menapaki perjalanan spiritualnya.

Ia tak hanya membawa bekal materi tapi juga tekad yang telah ditempa puluhan tahun. 

Kisahnya menjadi motivasi bagi calon haji lainnya. Banyak jemaah yang terharu mendengar perjuangannya.

"Kalau ibu Ngatirah bisa, kita yang lebih beruntung seharusnya lebih bersyukur," ujar Siti, salah seorang jemaah. 

Ngatirah membuktikan bahwa impian tak mengenal batas usia, pendidikan, atau ekonomi.

Yang diperlukan hanya kesabaran, kerja keras, dan keyakinan bahwa setiap doa akan sampai meski harus menempuh jalan berliku. 

"Saya tidak punya harta banyak, tapi saya punya hati yang ingin bertemu Allah di tanah suci," ucapnya sebelum berangkat. 

Kini, langkahnya menuju Makkah bukan lagi mimpi, tapi bukti nyata keteguhan seorang perempuan sederhana yang menaklukkan takdir dengan ketulusan. 

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved