Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok

Muslim Tiongkok Cinta Kepada Negara Atas Dasar Agama 

Dikatakan religi karena Rasulullah SAW mengatakan, utlubul ilma walau bisshin atau tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina

Editor: iin sholihin
TRIBUN MEDAN
SERAHKAN BUKU - Pendiri Pesantren Baitul Mustaghfirin Al-Amir Prof Dr Amiruddin bin Muhammad Sareh (serban putih) menyerahkan buku kepada Wakil Ketua Majelis Ulama Tiongkok, Yang Wan Li saat berkunjung ke Masjid Beida Zhengzhou di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada Jumat (30/05/2025). 

Oleh: Prof Dr Amiruddin bin Muhammad Sareh 
Pendiri Pesantren Baitul Mustaghfirin Al-Amir 

KUNJUNGAN delegasi akademisi dan tokoh muslim asal Sumatera Utara (Sumut) ke Tiongkok pada 29 Mei 2025 hingga 5 Juni 2025 tentu memberikan makna tersendiri.  

Tentu kita berterimakasih kepada Konsulat Jenderal Tiongkok di Medan karena memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat melihat langsung umat Islam di Tiongkok.  

Hari pertama pada 29 Mei 2025, kami terbang dari Kualanamu menuju Singapura dan dilanjutkan ke Tiongkok. Kami tiba di Tiongkok pada 30 Mei 2025, bertepatan dengan hari Jumat. 

Baca juga: Senyum Muslim Hui dan Pesona Masjid Berusia 700 Tahun di Zhengzhou 

Baca juga: Rektor UINSU Prof Nurhayati: Muslim Hui di Zhengzhou Tiongkok Luar Biasa

Alhamdulillah kita sempat salat Jumat di masjid yang sangat historis yakni Masjid Beida Zhengshou. Masjid ini berusia sekita 700 tahun.  

MASJID BEIDA - Pintu gerbang Masjid Beida Zhengzhou yang terletak di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok.
MASJID BEIDA - Pintu gerbang Masjid Beida Zhengzhou yang terletak di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok. (TRIBUN MEDAN)

Dibangun dimulai dari Dinasti Yuan dilanjutkan Dinasti Ming dan Dinasti Ching. Saat ini, Masjid Beida Zhengshou berada di bawah Republik Rakyat Tiongkok.  

Kami bertemu dengan majelis ulama Henan dan wakil ketua majelis ulama Beijing. Kita bisa melihat langsung bagaimana Islam dapat berkembang dan berdampingan dengan agama lainnya dalam tata kelola yang ditetapkan pemerintah Tiongkok.
  
Komunitas muslim dapat berkembang dan menjalankan ibadah dengan sangat leluasa. Seperti komunitas muslim Hui di Kota Zhengzhou Provinsi Henan atau komunitas muslim Uyghur di Kota Xinjiang. 

KUNJUNGAN - Kunjungan delegasi akademisi muslim asal Sumatera Utara (Sumut) ke Masjid Beida Zhengzhou di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada Jumat (30/05/2025).
KUNJUNGAN - Kunjungan delegasi akademisi muslim asal Sumatera Utara (Sumut) ke Masjid Beida Zhengzhou di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada Jumat (30/05/2025). (TRIBUN MEDAN)

Pemerintah Tiongkok bahkan memberikan perhatian lebih pada kaum minoritas. Di Kota Zhengzhou, komunitas muslim bisa mengelola masjid dengan lokasi lebih dari 1 hektare.  

Masjid ini juga mengelola bangunan pesantren dan berbagai bangunan bersejarah. Hebatnya, mereka tetap mempertahankan kultur Tingkok. Kelompok muslim Hui ini melaksanakan ajaran Islam dengan tetap menanamkan kecintaan terhadap negaranya.  

Ada rasa cinta kepada negara atas dasar agama. Saya katakan ini seperti hubbul wathon minal iman. Sehingga di masjid ini ada bendera negara. 

SAMBUT DELEGASI - Imam Masjid Beida Zhengzhou, Eisa (gamis putih), saat menyambut delegasi Islam Sumut saat berkunjung ke Masjid Beida Zhengzhou di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada Jumat (30/05/2025).
SAMBUT DELEGASI - Imam Masjid Beida Zhengzhou, Eisa (gamis putih), saat menyambut delegasi Islam Sumut saat berkunjung ke Masjid Beida Zhengzhou di kawasan Distrik Guancheng Hui, Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, Tiongkok pada Jumat (30/05/2025). (TRIBUN MEDAN)

Saya sangat terharu. Saudara-saudari muslim kita di Tiongkok menyambut kita dengan sangat baik. Kita datang sebagai ulama, rektor, akademisi, tokoh media dan tokoh masyarakat. Mereka menyambut dengan penuh suka cita. 

Mereka paham, kita yang datang ini adalah muslim. Bahkan, untuk menghormati saudara muslimnya yang berkunjung, mereka mempersiapkan berbagai makanan. Hampir 37 menu kita nikmati. 

Perjalanan ini juga mengandung nilai religi dan edukasi. Dikatakan religi karena Rasulullah SAW mengatakan, utlubul ilma walau bisshin atau tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.  

Perjalanan ini tidak hanya menutut ilmu sampai negeri Cina, tapi kami juga bersama orang-orang Cina yang baik hati. 

Perjalanan ini juga mengandung nilai pendidikan. Kita melihat langsung bagaimana kebersihan, ketertataan, kerapian dan kegigihan bekerja sangat tampak pada masyarakat Tiongkok.  

Yang paling membahagiakan, ulama Islam di Tiongkok juga memiliki peran dilegislatif. Mereka menjadi ulama sekaligus menjadi politikus. 

Dengan demikian, mereka bisa memperjuangkan komunitas minoritas. Mereka bisa membangun komunikasi dengan pemerintah. 

Ketika pertemuan dengan Wakil Ketua Majelis Ulama Tiongkok, kita dijelaskan bagaimana perhatian pemerintah Tiongkok terhadap kerukunan umat beragama. Dan yang paling menarik yakni ketua majelis ulama dan pemuka agama Islam merupakan tokoh politik. Ini sesuatu yang luar biasa,. 

Kunjungan yang diinisiasi oleh Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Medan bersama Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) pusat dan INTI Medan ini sangat luar biasa. Kita berterimakasih kepada Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Medan dan pengurus INTI. (*) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved