Perang Israel Iran

5 Kelemahan Israel Dimanfaatkan Iran, Pantas Negara Zionis Tumbang Usai 2 Minggu Perang

Faktanya, hingga pertempuran mereda, lima faktor utama justru mengindikasikan Israel tidak mencapai apa yang diharapkan.

|
Kolase Istimewa/X
Perang antara Israel dengan Iran telah berlangsung selama 9 hari, Sabtu (21/6). Memasuki hari kesepuluh, Minggu (22/6/2025), ratusan rudal balistik Iran terus menggempur Israel. Dilaporkan Al Jazeera, rudal balistik Iran terus menembus sistem pertahanan udara Israel yang dikenal paling canggih di dunia, termasuk Iron Dome dan Arrow. (Kolase Istimewa/X) 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah lima kelemahan Israel yang berhasil dimanfaatkan Iran usai 12 hari perang.

Setelah 12 hari melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke wilayah Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya menyatakan gencatan senjata.

Dalam pernyataannya, pemimpi zionis mengklaim bahwa tujuan militer telah tercapai. Namun, benarkah demikian?

Saat pertama kali konflik pecah, Israel menargetkan dua hal besar: menghentikan total program nuklir Iran dan menciptakan perubahan rezim di Teheran.

Faktanya, hingga pertempuran mereda, lima faktor utama justru mengindikasikan Israel tidak mencapai apa yang diharapkan.

1. Program Nuklir Iran Masih Berjalan

Alih-alih lumpuh, program nuklir Iran tampak tetap beroperasi.

Pakar Timur Tengah Ori Goldberg menyebutkan, material nuklir strategis telah diamankan dari fasilitas Fordow bahkan sebelum dihantam rudal Amerika.

Israel memang berhasil mendorong AS menggunakan bom penghancur bunker (MOP) untuk menyerang beberapa fasilitas nuklir Iran.

Namun, hasilnya masih abu-abu. “Tingkat kerusakan sulit dievaluasi karena akses internasional ke fasilitas Iran sangat terbatas,” ujar Goldberg dalam analisisnya yang dikutip dari Al Jazeera.

2. Gagal Gulingkan Rezim Iran

Target menggulingkan pemerintahan Iran juga gagal tercapai.

Israel sempat mencoba menciptakan kekacauan internal dengan cara menyerang dan membunuh tokoh-tokoh penting militer Iran, khususnya dari Korps Garda Revolusi (IRGC).

Sayangnya, strategi ini malah memperkuat solidaritas internal rakyat Iran.

Banyak warga sipil yang sebelumnya kritis terhadap rezim, justru bersatu melawan serangan eksternal.

“Masyarakat merasa diserang bukan hanya pemerintahnya, tapi bangsanya secara keseluruhan,” jelas Goldberg.

Upaya Israel membombardir Penjara Evin — tempat banyak tahanan politik ditahan — malah memperburuk kondisi para narapidana karena mereka dipindahkan secara sembunyi-sembunyi ke lokasi tak diketahui.

Israel dan Iran Gencatan Senjata
Israel dan Iran Gencatan Senjata (Kolase Tribun Jambi)

3. Kehilangan Dukungan Global dan Langgar Hukum Internasional

Alih-alih mendapat simpati internasional, serangan Israel ke Iran justru dipandang melanggar hukum internasional.

Meski AS terlibat dalam pemboman awal, Presiden Donald Trump langsung menarik mundur pasukan dan kembali mendorong terjadinya kesepakatan damai AS-Iran.

Keterlibatan AS lebih terlihat demi menjaga kepentingannya sendiri di Timur Tengah ketimbang murni mendukung Israel.

Langkah sepihak ini diyakini akan membawa konsekuensi diplomatik dan hukum jangka panjang.

4. Sistem Pertahanan Israel Ditembus Rudal Iran

Keunggulan udara Israel bukan tanpa celah. Iran mampu meluncurkan rudal balasan yang sukses menembus sistem pertahanan canggih Iron Dome.

Akibatnya, berbagai wilayah di Israel mengalami kerusakan parah dan jumlah korban jiwa melonjak.

“Rudal-rudal Iran menghantam pusat-pusat vital, membuat pertahanan Israel kewalahan dan stok rudal pencegat habis,” ungkap Goldberg.

Gangguan ini turut menyebabkan ekonomi Israel lumpuh sementara.

5. Iran Tahan Gempuran dan Tetap Eksis

Meski dihujani bom dan rudal selama berhari-hari, Iran tak runtuh. Republik Islam itu masih berdiri meski menanggung ratusan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Yang mengejutkan, Iran juga berhasil menjaga citranya di mata dunia.

 Banyak negara justru melihat Iran sebagai pihak yang diserang secara sepihak oleh Israel.

Bahkan, Iran memberi peringatan awal sebelum melakukan balasan terhadap pangkalan militer AS di Qatar, langkah yang dinilai cerdas secara diplomatik.

Goldberg menambahkan, “Iran keluar dari konflik ini dengan posisi yang tak sepenuhnya kalah. Mereka bertahan dan tetap punya kekuatan untuk melangkah ke masa depan.”

Alih-alih berhasil mencetak kemenangan telak, operasi militer Israel ke Iran justru membuka banyak kegagalan strategis.

 Tujuan utama gagal dicapai, posisi internasional melemah, hingga kerugian besar di sektor pertahanan dan ekonomi. Sementara itu, Iran tetap berdiri dan bahkan mendapat dukungan simpati global.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved