Perang Israel Iran
5 Kelemahan Israel Dimanfaatkan Iran, Pantas Negara Zionis Tumbang Usai 2 Minggu Perang
Faktanya, hingga pertempuran mereda, lima faktor utama justru mengindikasikan Israel tidak mencapai apa yang diharapkan.
TRIBUN-MEDAN.com - Inilah lima kelemahan Israel yang berhasil dimanfaatkan Iran usai 12 hari perang.
Setelah 12 hari melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke wilayah Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya menyatakan gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, pemimpi zionis mengklaim bahwa tujuan militer telah tercapai. Namun, benarkah demikian?
Saat pertama kali konflik pecah, Israel menargetkan dua hal besar: menghentikan total program nuklir Iran dan menciptakan perubahan rezim di Teheran.
Faktanya, hingga pertempuran mereda, lima faktor utama justru mengindikasikan Israel tidak mencapai apa yang diharapkan.
1. Program Nuklir Iran Masih Berjalan
Alih-alih lumpuh, program nuklir Iran tampak tetap beroperasi.
Pakar Timur Tengah Ori Goldberg menyebutkan, material nuklir strategis telah diamankan dari fasilitas Fordow bahkan sebelum dihantam rudal Amerika.
Israel memang berhasil mendorong AS menggunakan bom penghancur bunker (MOP) untuk menyerang beberapa fasilitas nuklir Iran.
Namun, hasilnya masih abu-abu. “Tingkat kerusakan sulit dievaluasi karena akses internasional ke fasilitas Iran sangat terbatas,” ujar Goldberg dalam analisisnya yang dikutip dari Al Jazeera.
2. Gagal Gulingkan Rezim Iran
Target menggulingkan pemerintahan Iran juga gagal tercapai.
Israel sempat mencoba menciptakan kekacauan internal dengan cara menyerang dan membunuh tokoh-tokoh penting militer Iran, khususnya dari Korps Garda Revolusi (IRGC).
Sayangnya, strategi ini malah memperkuat solidaritas internal rakyat Iran.
Banyak warga sipil yang sebelumnya kritis terhadap rezim, justru bersatu melawan serangan eksternal.
“Masyarakat merasa diserang bukan hanya pemerintahnya, tapi bangsanya secara keseluruhan,” jelas Goldberg.
Upaya Israel membombardir Penjara Evin — tempat banyak tahanan politik ditahan — malah memperburuk kondisi para narapidana karena mereka dipindahkan secara sembunyi-sembunyi ke lokasi tak diketahui.
3. Kehilangan Dukungan Global dan Langgar Hukum Internasional
Alih-alih mendapat simpati internasional, serangan Israel ke Iran justru dipandang melanggar hukum internasional.
Meski AS terlibat dalam pemboman awal, Presiden Donald Trump langsung menarik mundur pasukan dan kembali mendorong terjadinya kesepakatan damai AS-Iran.
Keterlibatan AS lebih terlihat demi menjaga kepentingannya sendiri di Timur Tengah ketimbang murni mendukung Israel.
Langkah sepihak ini diyakini akan membawa konsekuensi diplomatik dan hukum jangka panjang.
4. Sistem Pertahanan Israel Ditembus Rudal Iran
Keunggulan udara Israel bukan tanpa celah. Iran mampu meluncurkan rudal balasan yang sukses menembus sistem pertahanan canggih Iron Dome.
Akibatnya, berbagai wilayah di Israel mengalami kerusakan parah dan jumlah korban jiwa melonjak.
“Rudal-rudal Iran menghantam pusat-pusat vital, membuat pertahanan Israel kewalahan dan stok rudal pencegat habis,” ungkap Goldberg.
Gangguan ini turut menyebabkan ekonomi Israel lumpuh sementara.
5. Iran Tahan Gempuran dan Tetap Eksis
Meski dihujani bom dan rudal selama berhari-hari, Iran tak runtuh. Republik Islam itu masih berdiri meski menanggung ratusan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Yang mengejutkan, Iran juga berhasil menjaga citranya di mata dunia.
Banyak negara justru melihat Iran sebagai pihak yang diserang secara sepihak oleh Israel.
Bahkan, Iran memberi peringatan awal sebelum melakukan balasan terhadap pangkalan militer AS di Qatar, langkah yang dinilai cerdas secara diplomatik.
Goldberg menambahkan, “Iran keluar dari konflik ini dengan posisi yang tak sepenuhnya kalah. Mereka bertahan dan tetap punya kekuatan untuk melangkah ke masa depan.”
Alih-alih berhasil mencetak kemenangan telak, operasi militer Israel ke Iran justru membuka banyak kegagalan strategis.
Tujuan utama gagal dicapai, posisi internasional melemah, hingga kerugian besar di sektor pertahanan dan ekonomi. Sementara itu, Iran tetap berdiri dan bahkan mendapat dukungan simpati global.
| Israel Minta Damai Duluan, Disebut Putus Asa Kena Gempur Rudal, Menteri Iran: Kami Bukan Lebanon |
|
|---|
| Ubah Haluan, Donald Trump Seolah Jadi Mediator Perang Israel Iran, Teheran Sudah Merapat ke Rusia |
|
|---|
| Mulut Donald Trump Banyak Cakap, Balasan Khamenei Usai Seruan Presiden AS Iran Menyerah Tanpa Syarat |
|
|---|
| Klaim Kemenangan Iran, Penyataan Lengkap Khamenei: Kalau Tak Dibantu AS, Israel Sudah Punah |
|
|---|
| Babak Belur Ekonomi Israel Usai Diserang Rudal Iran Bertubi-tubi, Trump Minta Setop Perang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.