Berita Viral

MESKI Motif Perempuan, Istri Brigadir Nurhadi Tegas Tak Mau Damai:Saya Tak Tukar Nyawa Suami ke Uang

Istri Brigadir Nurhadi, Elma Agustina (28) membantah telah terima uang Rp 400 juta atas kematian suaminya. 

Dok. Polisi/KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI
DIFITNAH - (KIRI) Almarhum Brigradir Nurhadi yang dilaporkan tewas di Gili Trawangan Lombok Timur, NTB pada Rabu 16 April 2025 malam. (kanan) Istri almarhum Brigadir Muhammad Nurhadi, Elma Agustina (28). Ia mengaku difitnah terima Rp400 juta dari Kompol Yogi 

TRIBUN-MEDAN.com - Istri Brigadir Nurhadi, Elma Agustina (28) membantah telah terima uang Rp 400 juta atas kematian suaminya. 

Kasus kematian Brigadir Nurhadi akhirnya terkuak. Kasus kematian yang sempat dingin selama 4 bulan kini ramai diperbincangkan di media sosial.  

Brigadir Nurhadi merupakan Polisi yang bertugas di Paminal Propam Polda NTB.  

Polda NTB belum bisa menunjukkan siapa pelaku utama pembunuhan polisi muda itu.

Berkenaan kasus kematian suaminya, Elma membenarkan sejumlah polisi mendatanginya, termasuk dua istri atasan yang menjadi tersangka pembunuh suaminya, istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan istri I Gede Haris Chandra.

Beredar tuduhan, Elma menerima uang dari tersangka Kompol YG sebesar Rp 400 juta agar menerima kematian suaminya, dan tidak memperkarakannya lagi.  

"Itu semua fitnah, saya tidak akan menukar nyawa suami saya dengan uang, tidak pernah ada uang Rp 400 juta itu demi Allah."

"Seperti apa yang Rp 400 juta saja tidak pernah saya lihat," ungkap Elma di kediamannya, di Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Jumat (11/7/2025).

Elma mengaku hanya menginginkan keadilan bagi suaminya. Dia berharap penyebab kematian suaminya segera terungkap. 

Reni, (35) kakak Ipar Nurhadi, selalu mengikuti perkembangan kasus Nurhadi.

Dia mencari tahu apa yang telah terjadi dan apa yang mereka alami pasca-kematian Nurhadi.  

Dia menyebut, banyak yang mestinya bisa dicari tahu melalui handphone Nurhadi.

Sayangnya handphone tersebut sudah disita tim penyidik Polda NTB.  

Namun sebelumnya Reni sempat membuka WA di HP Nurhadi bersama keluarga, yang di dalamnya ada pesan dari tersangka HC yang memintanya tak ikut campur.  

"Di WhatsApp itu terlihat percakapan tersangka HC yang memintanya (Nurhadi) diam saja, itu di-screenshot oleh almarhum dikirim ke tersangka YG. Sayangnya saya tidak kirim hasil screenshot itu ke handphone saya."

"Ada banyak yang bisa kita lihat di sana, tapi sudah disita," kata Reni.  

Reni juga selalu mengecek apa yang sebenarnya terjadi di Gili Trawangan saat Nurhadi dibawa ke Klinik Warga.

Reni mendapati informasi yang berbeda antara keterangan polisi dan informasi dari rekan rekannya di Gili Trawangan.  

Reni mengatakan, polisi menyebut kepada keluarga, luka pada Nurhadi karena terjatuh dari cidomo (alat transportasi tradisional yang ada di Gili Trawangan).  

"Kemudian juga kami dikabari Nurhadi saat kritis dibawa ke Klinik Warna diantarkan YG tetapi rekannya di klinik mengatakan tidak ada YG yang ikut mengantar ke klinik," kata dia.  

"Jadi banyak sekali informasi yang tidak sesuai, sehingga kami keluarga sudah tidak percaya pada siapa pun," sambung dia.

Misri Minta Jangan Dibully

Lita Krisna (44), ibu kandung Misri Puspita Sari, yang turut menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir Muhammad Nurhadi, mengaku mengalami tekanan psikologis berat usai tragedi di vila Gili Trawangan, Lombok, NTB, 16 April 2025 lalu.

Lita Krisna memilih untuk tidak membuka media sosial karena pemberitaan yang menurutnya menyudutkan kehidupan pribadi putrinya, Misri Puspita Sari.

Setiap kali membuka media sosial, Lita Krisna semakin terpuruk.

Menurutnya, foto anaknya diunggah dengan narasi yang liar, sehingga memancing komentar negatif netizen.

Dia mengaku tak sanggup membaca media sosial, yang terus memojokkan anaknya dengan stigma tertentu.

Kondisi itu, membuat kondisi kesehatannya menurun dan dia mengaku kesulitan untuk tidur.

Bahkan, Lita saat ini memilih untuk berdiam diri di dalam rumah akibat informasi dan pemberitaan kehidupan pribadi putrinya itu.

Lita sebenarnya sudah sangat resah dengan pemberitaan miring itu, tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa.

Dia tidak mampu membendung narasi-narasi miring tentang putrinya di media sosial.

Lita Berharap Masyarakat Fokus Proses Hukum 

Saat ini, kata Lita Krisna, masyarakat justru fokus mengulik kehidupan pribadi putrinya, bukan pada peristiwa pembunuhannya.

Oleh karena itu, Lita Krisna berharap, agar netizen fokus pada peristiwa pembunuhan Brigadir Muhammad Nurhadi.

"Saya bingung juga, kenapa semua membahas anak saya? kehidupan pribadinya dikulik, padahal dia gak pernah neko-neko, dia perempuan baik-baik, seorang kakak yang mencari uang untuk 5 adik-adiknya," kata Lita dikutip dari Kompas.com, Sabtu (12/7/2025).

Lita mengungkapkan keresahannya tersebut.

Dia sangat berharap, supaya masyarkat untuk fokus pada proses hukum atas peristiwa tersebut.

Katanya, tidak ada satupun kebenaran yang saat ini ramai di media sosial tentang putrinya.

"Dia perempuan baik-baik, saya mohon jangan bully anak saya. Saya sudah gak sanggup baca media sosial, saya gak merasa bingung, dan tidurpun saya kesusahan," katanya.

Sosok Misri di mata kerabat dan keluarga

Teman kecil hingga tetangga tak menduga bahwa Misri Puspita Sari yang dikenal ramah, baik dan kerap mengulurkan bantuan kepada orang lain dijadikan tersangka pembunuhan Brigadir Nurhadi.

Keluarga masih tak terima.

Mereka menyebut, kasus ini belum terbuka seutuhnya dan berharap sebuah keadilan datang pada Misri.

Menilik jauh ke belakang, Misri lahir dan tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana.

Sebuah rumah kontrakan dengan bangunan kayu dan genting dari tanah liat yang sudah usang menjadi saksi kehidupan Misri Puspita Sari.

Rumah itu berada di Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.

Di kontrakan dua pintu itu, Misri lahir dan tumbuh remaja.

Masa kecilnya juga tidak bergelimang kemewahan, dia bermain layaknya anak-anak pada umumnya.

Dari keterangan teman kecilnya berinisial I, dia menyebut Misri adalah sosok yang pendiam dan baik.

"Kalau sebagai teman, saya taunya dia gak banyak perangai, dan gak nakal kok," katanya.

Diapun terkejut saat mendengar kabar kasus yang menjerat Misri.

"Nggak nyangka aja, dia jadi tersangka pembunuhan," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh bibi Misri (adik dari ayah Misri), yang saat ini tinggal di sebelah rumah kontrakan tempat tinggal Misri dulu.

Dia tahu betul, sejak sekolah Misri dikenal berprestasi dan tidak pernah menyakiti orang lain.

"Gak pernah dengar dia neko-neko, dia banyak prestasi juga," katanya, Jumat (11/7/2025).

Saat Misri duduk di bangku SMA, dia meraih belasan penghargaan hingga diangkat berbagai macam duta.

Belasan sertifikat, selempang dan seragam yang berkaitan dengan penghargaan itu, kini masih tersimpan rapi di rumah ibunya.

Pernah diundang Jokowi ke Istana

Saking cemerlangnya, Misri pernah diundang langsung oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara sebagai perwakilan pelajar berprestasi dari Jambi.

Misri hanyalah wanita tamatan SMA, dengan prestasi yang dia capai, Misri mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke bangku perkuliahaan.

Namun, dia menunda mimpinya itu, dan memilih untuk bekerja demi memenuhi dan menanggungjawapi ibu dan lima adiknya.

Baca juga: Sedihnya Tangis Misri, Telepon Ibu Usai Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi: Ma, Ayu Tertuduh

Baca juga: POTRET Terakhir Brigadir Nurhadi Santai Berendam di Dalam Kolam Sebelum Tewas, Direkam Misri

Kesedihan Mendalam bagi Elma Agustina

Terpisah, suasana rumah almarhum Brigadir Muhammad Nurhadi --anggota polisi yang bertugas di Paminal Propam Polda NTB-- di Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, NTB, Jumat (1/7/2025), masih terasa berselimut duka.

Elma Agustina (28), istri Nurhadi masih terlihat terpukul atas kepergian suaminya.

Rasa duka serupa pun ditunjukkan anggota keluarga lainnya, dan bahkan para tetangga.

Empat bulan sudah Brigadir Nurhadi berpulang, namun kasus pembunuhannya tak kunjung terang.

Polda NTB belum bisa menunjukkan siapa pelaku utama pembunuhan polisi muda itu.

Elma membenarkan sejumlah polisi mendatanginya, termasuk dua istri atasan yang menjadi tersangka pembunuh suaminya, istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan istri I Gede Haris Chandra.

Beredar tuduhan, Elma menerima uang dari tersangka Kompol YG sebesar Rp 400 juta agar menerima kematian suaminya, dan tidak memperkarakannya lagi.

"Itu semua fitnah, saya tidak akan menukar nyawa suami saya dengan uang, tidak pernah ada uang Rp 400 juta itu demi Allah."

"Seperti apa yang Rp 400 juta saja tidak pernah saya lihat," ungkap Elma.

Elma mengaku hanya menginginkan keadilan bagi suaminya.

Dia berharap penyebab kematian suaminya segera terungkap.

Reni, (35) kakak Ipar Nurhadi selalu mengikuti perkembangan kasus Nurhadi, mencari tahu apa yang telah terjadi dan apa yang mereka alami pasca kematian Nurhadi.

Dia menyebut, banyak yang mestinya bisa dicari tahu melalui handphone Nurhadi, sayangnya handphone tersebut sudah disita tim penyidik Polda NTB.

Namun sebelumnya Reni sempat membuka WA di HP Nurhadi bersama keluarga, yang di dalamnya ada pesan dari tersangka HC yang memintanya tak ikut campur.

"Di WhatsApp itu terlihat percakapan tersangka HC yang memintanya (Nurhadi) diam saja, itu di screenshot oleh almarhum dikirim ke tersangka YG, sayangnya saya tidak kirim hasil screenshot itu ke handphone saya."

"Ada banyak yang bisa kita lihat di sana, tapi sudah disita," kata Reni.

Baca juga: CURHAT Ibu Misri, Anaknya Janji Kirim Uang Pulang dari Lombok, Kini Jadi Tersangka Tewasnya Nurhadi

Baca juga: ISAK TANGIS Misri Puspita, Pengakuannya Membantu Brigadir Nurhadi Malah Jadi Tersangka Pembunuhan

Kompolnas Datangi Polda NTB

Reni juga selalu mengecek apa yang sebenarnya terjadi di Gili Trawangan saat Nurhadi dibawa ke Klinik Warga.

Reni mendapati informasi yang berbeda antara keterangan polisi dan informasi dari rekan rekannya di Gili Trawangan.

Reni mengatakan, polisi menyebut kepada keluarga, luka pada Nurhadi karena terjatuh dari cidomo (alat transportasi tradisional yang ada di Gili Trawangan).

"Kemudian juga kami dikabari Nurhadi saat kritis dibawa ke Klinik Warna diantarkan YG tetapi rekannya di klinik mengatakan tidak ada YG yang ikut mengantar ke klinik," kata dia.

 "Jadi banyak sekali informasi yang tidak sesuai, sehingga kami keluarga sudah tidak percaya pada siapa pun," sambung dia.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: PILU Istri Brigadir Nurhadi Dituduh Dapat Rp400 Juta dari Kompol Yogi, Baru Melahirkan, Suami Tewas

Baca juga: Bantahan Elma Agustina, Istri Brigadir Nurhadi Dituduh Terima Rp 400 Juta, Berduka Baru Melahirkan

Baca juga: MELANIE Wanita Ikut Pesta di Vila Pemicu Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Misri Ogah Ngaku Terlibat

Baca juga: Fakta Baru Tersangka Misri, Kompol Yogi dan Ipda Haris, Kompolnas: Kematian Nurhadi Tanpa Rekayasa

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved