Medan untuk Semua
Lebih 4.000 Ijazah Pelajar Tertahan, Program Tebus Ijazah Diupayakan Wali Kota Medan
Program ini merupakan upaya konkret untuk membantu menekan angka putus sekolah, khususnya pada jenjang SD dan SMP.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Slogan Medan untuk Semua dibuktikan dengan program Tebus Ijazah. Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas lewat program Tebus Ijazah berusaha mewujudkan jaminan pendidikan untuk semua kalangan di Medan.
Program ini merupakan upaya konkret untuk membantu menekan angka putus sekolah, khususnya pada jenjang SD dan SMP.
Sejak diluncurkan pada Juni 2025 hingga Kamis (24/7/2025), Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menebus sebanyak 168 ijazah dari target 400 siswa.
"Ijazah tersebut sebelumnya tertahan di sekolah. Karena tunggakan biaya pendidikan, terdiri atas 37 ijazah SD dan 131 ijazah SMP," kata Rico Waas.
Plt Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Prayogi mengatakan, program ini merupakan bentuk perhatian Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas terhadap anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan. Karena akan berdampak untuk mencari pekerjaan jika ijazahnya tertahan.
"Ini bagian dari upaya mendorong akses pendidikan yang lebih adil dan menyeluruh,"
ujar
Program ini menyasar siswa lulusan sekolah swasta yang ijazahnya tertahan akibat belum mampu melunasi biaya pendidikan.
Sekolah negeri tidak termasuk dalam program karena tidak memungut biaya pendidikan.
Menurut Prayogi, pendataan awal menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 4.000 lulusan SD dan SMP di Kota Medan yang ijazahnya belum diambil. Beberapa kasus bahkan terjadi sejak tahun 2008 hingga 2024.
"Namun, karena keterbatasan anggaran, Pemko Medan menetapkan kuota bantuan untuk 400 siswa pada tahun 2025, dengan bantuan maksimal Rp 2,5 juta per orang untuk melunasi tunggakan," jelas Prayogi.
Data calon penerima diverifikasi melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) oleh Dinas Sosial Kota Medan.
Dari hasil verifikasi, sekitar 300-400 siswa memenuhi syarat sebagai penerima bantuan.
"Namun, siswa dengan tunggakan di atas Rp2,5 juta tidak masuk prioritas pada tahun ini.
Kami prioritaskan mereka yang terdata di DTSEN dan nilai tunggakannya tidak lebih dari Rp 2,5 juta, sesuai pagu anggaran,” jelas Prayogi.
Hingga pertengahan Juli, program ini telah berjalan, meskipun tetap ada kendala.
Satu di antara hambatan utama adalah ketidakhadiran orang tua saat diundang untuk pengambilan ijazah.
"Padahal, kehadiran orang tua sangat penting untuk memastikan penyaluran bantuan dilakukan secara tepat dan transparan. Jika orang tua tidak hadir, maka pihak sekolah dapat menyerahkan ijazah langsung ke rumah siswa dengan ketentuan adanya dokumentasi dan tanda tangan berita acara," tambah Prayogi.
Ia menambahkan bahwa Program Tebus Ijazah ditargetkan rampung pada Agustus 2025, dan akan terus berjalan sesuai hasil verifikasi serta kesiapan para penerima.
Sebagian besar penerima berasal dari wilayah Medan bagian Utara dan kawasan padat penduduk.
"Ini bukan hanya soal administrasi, tetapi juga upaya mengurangi angka putus sekolah dan memastikan anak-anak kita bisa melangkah lebih jauh," pungkas Prayogi.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Airin Dorong Branding UMKM Medan Naik Kelas: 90 Persen UMKM Penggerak Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Rico Waas Dorong Kontribusi CSR Halte dan Ambulans, Manfaat Langsung untuk Warga Medan |
![]() |
---|
Zakiyuddin Harahap Ajak Komunitas Bikers Perangi Narkoba dan Begal |
![]() |
---|
Sapa Warga Rico Waas di Medan Marelan, Air Jernih Akhirnya Mengalir ke Musala |
![]() |
---|
Rico Waas Buka Pintu Investasi Medan-Amerika, Lisa Podolny Bahas Teknologi Siber |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.