Sumut Peringkat Keempat Kasus Cikungunya, Dinkes Sebut Kekeliruan Data
Ia meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit tersebut.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kementerian Kesehatan mengklaim Sumut peringkat keempat terbanyak kasus penyakit Chikungunya di Indonesia. Kemenkes mencatat, suspect (dugaan) penyakit Chikungunya di Sumut mencapai 1.074 kasus.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Hamid Rijal Lubis mengatakan, ada kekeliruan data yang dimiliki Menkes. Meski begitu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menkes yang menangani data penyakit Chikungunya tersebut.
"Jadi begini, dalam kasus penyakit yang dideteksi menular itu ada dua penyebutan suspect (dugaan) dan terkonfirmasi positif (sudah pasti terkena)," jelasnya kepada Tribun Medan, Kamis (14/5).
Diterangkannya, untuk kasus penyakit Chikungunya yang suspect dari 1 Januari hingga 12 Agustus 2025 ditemukan 1.218 kasus.
Baca juga: Dinas Kesehatan Sumut Keluarkan Surat Edaran Waspada Covid-19 ke Seluruh Rumah Sakit
"Kalau yang suspect memang ditemukan 1.218 kasus. Tapi setelah kita lakukan pemeriksaan ulang itu nol pasien terkonfirmasi positif penyakit Chikungunya," terangnya.
Untuk itu, kata Rijal, ia cukup bingung dengan data yang dijabarkan Menkes tersebut. Namun karena ini sifatnya data yang bersifat fluktuatif.
"Tadi kita sudah konfirmasi dengan tim Menkes yang menangani Chikungunya itu data terakhir mereka peringkat pertama kasus Chikungunya terbanyak itu di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogjakarta. Jadi bukan kementerian yang salah mungkin yang memasukkan data atau pun kekeliruan dari penulis. Sebab, saat ini dipastikan nol pasien positif chikungunya di Sumut," jelasnya.
Menurutnya, kasus penyakit Chikungunya juga berkurang dibanding tahun 2024. Sebab hingga pertengahan tahun 2025 masih nol pasien positif chikungunya.
"Kalau 2024 menyebutkan ada 27 kasus terkonfirmasi positif. Harapan menurun dibanding tahun lalu terwujud. Mudah-mudahan sampai akhir tahun nol pasien yang terkonfirmasi positif Chikungunya," tuturnya.
Meski masih nol pasien positif Chikungunya. Ia meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit tersebut.
"Pertama kita imbau masyarakat karena penyakit Chikungunya ini menular melalui hewan terutama nyamuk. Jadi kita imbau berantas sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal," ucapnya.
Ia juga meminta warga untuk melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur) wadah yang memungkinkan menjadi tempat sarang nyamuk.
"Bila diperlukan tabur bubuk abati untuk mengurangi sarang nyamuk. Paling utama menjaga kebersihan lingkungan," ucapnya.
Hamid juga menjabarkan ciri-ciri atau gejala awal saat mengalami penyakit Chikungunya tersebut.
"Bila mengalami demam tinggi mendadak ada ruam nyeri sendiri segera datang ke Faskes untuk penanganan lebih cepat," ucapnya.
| Jumlah Anak Belum Pernah Imunisasi Meningkat, Ini Risikonya |
|
|---|
| Plt Kadis Kesehatan Sumut Ingatkan untuk Mewaspadai Penyakit Cacar Monyet |
|
|---|
| Gunakan Dana DAK Kemenkes RI, Pemkab Samosir Bangun Puskesmas Buhit |
|
|---|
| Kemenkes Memaparkan Porsi Makan yang Tepat Bagi Ibu Menyusui |
|
|---|
| Massa Desak Penutupan RSU Bina Kasih, Diduga Lakukan Malapraktik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/para-ilmuwan-dari-inggris-mengklaim-bahwa-kita-melawan-nyamuk-penyebab-virus-zika_20160202_104910.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.