Namun, tiba-tiba ia menyebutkan ada seorang penyelenggara bernama Wiwid memaki-makinya karena membubarkan kerumunan tersebut dan hingga akhirnya Sai'in meludahi wajah anak perempuan tersebut.
"Datang penyelenggara itu namanya Wiwid maki-maki saya, ntah apa dia ngomong saya diam aja. Nunjuk-nunjuk saya, tanpa kita sadari karena dimaki-maki tanpa sengaja saya terludah lah, ya udah siap itu dia udah ngamuk. Enggak ada kita lawan, saya diam aja, warga saya juga, saya cuma bilang bubar bubar," cetusnya.
Ia juga membantah adanya anggota FUI Kota Medan yang membubarkan kegiatan itu dengan kata-kata syirik.
"Mana saya dengar itu syirik, orang saya ngomong baik-baik, saya pun kenal sama penyelenggara itu. Kalau ngomong itu (syirik) saya enggak dengar," ungkapnya.
Ia menambahkan, ada juga anggota FUI yang menjadi korban pengeroyokan tersebut. Malah ia menyebutkan kalau warga tidak ada yang terluka.
"Anggota saya jadi korban, begitu pulang kami dikejar sama beberapa warga dipukuli anggota saya. Kita enggak lawan, kita lerai aja. Satu orang yang dipukuli, kepalanya luka, dadanya ditendang, berdarah sedikit aja. siap itu langsung pulang. Enggak ada warga yang luka, karena warga gak ada dipukuli," jelasnya.
Terakhir, Sai'in menyebutkan bahwa anggota FUI yang dianiaya tersebut sudah membuat laporan ke Polsek Sunggal dan dirinya juga sudah dimintai keterangan pada Senin (5/4/2021) lalu.
"Hari Senin sudah buat laporan ke Polsek Sunggal anggota FUI atas nama Dwi. Saya selaku kepala lingkungan saat dipanggil saya datang hari Senin sudah beri keterangan," pungkasnya.
(vic/tribunmedan.com)