"Pejabat Indonesia tingkat tertinggi telah membuat ancaman serius terhadap Benny Wenda, ULWMP dan anggota dan pendukungnya di Papua Barat," ujar Jennifer Robinson, pengacara di Doughty Street Chambers di London dan juru bicara Pengacara Internasional untuk Papua Barat yang dilansir dari Intisari yang berjudul:Terus Diabaikan KKB Papua Kala Nafsu Berkuasanya Kian Menggebu, Benny Wenda Kini Malah Samakan Bumi Cenderawasih dengan Penyakit Mematikan Ini, 'Tidak akan Hilang Sampai Kami Merdeka'
Sejak tahun 1960-an, Indonesia tunjukkan niat untuk mempertahankan Papua Barat.
Lagu pahlawan 'Dari Sabang Sampai Merauke' menjadi dasar generasi selanjutnya narasi membenarkan aneksasi Indonesia ke Papua Barat.
Aneksasi ini diklaim dimotivasi karena ketergantungan fiskal terhadap hasil tambang di Freeport, sumber daya minyak di perairan Papua Barat dan hutan yang bisa dibersihkan dan dijual untuk jadi perkebunan kelapa sawit.
Prajurit TNI menelusuri kawasan Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua (Achmad Nasrudin Yahya via kompas)
Di desa Dome, sepanjang tepi sungai Fly River, banyak warga Papua Barat membagikan pengalaman mereka, kehilangan dan mimpi buruknya, laporan mereka dilengkapi dengan perbuatan lebih buruk yang dilakukan pemerintah.
"Apa hal baik yang akan didapat? Reporter asing sudah pernah di sini sebelumnya, tanpa hasil apa-apa," ujar mereka.
"Jadi mengapa berbicara dengan Anda?"
Pria tertua Dome yakin ia berumur lebih dari 100 tahun dan memiliki penglihatan yang buruk.
Ia telah berumur panjang, pernah mengawasi misionaris pemerintahan kolonial Belanda, dikirim menyusuri sungai untuk menginformasikan "orang biadab" tentang manfaat keselamatan dan peradaban.
Namun penyelesaian telah sampai di bentuk kolonialisme Indonesia lewat perkebunan kelapa sawit, tambang emas dan tembaga, penyakit, pembunuhan dan tekanan tokoh politik.
"Papua Barat tetap menjadi korban ide kolonial dan diperlakukan seperti orang biadab yang perlu pembangunan dan kapitalisme," ujr Sophie Chao, pakar antropologi dan etnografi di School of Philosophical and Historical Inquiry kepada Globe.
Dukungan diam PBB untuk aneksasi Indonesia di tahun 1960-an dan eksploitasi tanpa henti menutup pintu ke dunia luar bagi warga Papua.
Bagi Benny Wenda yang klaimannya justru tak dikaui KKB/OPM di Papua; hal itu adalah pengkhianatan yang membuat perlu sebuah pertanggungjawaban 'kesempatan untuk kebebasan' di pundak komunitas global umumnya."
"PBB tahu betul apa yang sedang terjadi di Papua Barat saat ini, PBB tahu warga Papua Barat tidak ingin menjadi bagian Indonesia," ujar Benny Wenda.
"Papua Barat adalah kanker di jantung PBB, dan isu ini tidak akan pergi sampai hak kemerdekaan diberikan melalui referendum kemerdekaan," ujarnya.
Benny Wenda menjadi pembicara di TEDxSydney bersama Jennifer Robinson pada 2013 silam. (YouTube TEDxSydney)