TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - DPD Golkar Sumut menanggapi guyonan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang mengaku lupa dengan Wakilnya Musa Rajekshah atau Ijeck saat berpidato dalam rapat paripurna bersama DPRD Sumut, Rabu (16/8/2023).
Sekretaris Golkar Sumut, Datok Ilhamsyah menilai apa yang disampaikan Edy Rahmayadi adalah sesuatu yang luar biasa dan aneh.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Ngaku Lupa Sama Wagub Musa Rajekshah: Saking Lama Saya Ditinggalkannya
Meski begitu, dia mengaku tak terkejut dengan gaya bahasa dan kepemimpinan mantan Pangkostrad tersebut.
Menurutnya, masyarakat juga telah mengetahui hal tersebut.
"Menurut saya itu hal yang luar biasa. Tapi kita tak terkejut dengan gaya kepemimpinan seperti itu. Ya kami anggap itu hal yang biasa dan masyarakat juga sudah tau itu," kata Ilhamsyah kepada Tribun Medan, Kamis (17/8/2023).
Kata Ilhamsyah, seluruh kader Golkar pasti tak suka dengan gaya bahasa yang ditujukan Edy terhadap Ijeck.
Menurutnya, pernyataan Edy menyebut lupa dengan Wakil Gubernur yang sudah bersama sama selama lima tahun sangat aneh.
Baca juga: Edy Rahmayadi dalam Rapat Paripurna Pengumuman Akhir Masa Jabatan: 2025 Insya Allah Jumpa Lagi
"Lima tahun sama sama kemudian lupa, kan jadi aneh," sambung Ilhamsyah.
Guyonan Edy yang mengaku lupa dengan wakilnya berawal saat dirinya membuka pidato sidang paripurna di Gedung DPRD Sumut, dengan agenda pengumuman akhir masa jabatan gubernur dan wakil gubernur.
"Yang terhormat ketua dan wakil ketua dan seluruh anggota dewan. Yang saya hormati forkopimda, Wakil Gubernur Sumatra Utara, lupa saya sama Wakil Gubernur Sumatra Utara. Saking lama saya ditinggalkannya, sampai lupa saya. Musa Rajekshah," ujar Edy Rahmayadi.
Edy juga menyinggung terkait sosok gubernur selanjutnya yang akan memimpin Sumatra Utara pada tahun 2024 mendatang.
Menurutnya, siapapun sosok tersebut harus bercita-cita membangun Sumut Bermartabat seperti visinya saat mencalonkan diri bersama Musa Rajekshah pada Pilkada 2018 lalu.
"Kalau tadi Bamsoet (Ketua MPR RI) mengatakan siapapun. Presidennya, mau Ganjar, Prabowo Anies. Tak masalah, yang penting membangun negara ini. Untuk itu saya sampaikan mungkin 5 September. Sekarang jangan dulu karena saya masih gubernurnya," ujarnya.
Semakin banyak yang mencalonkan diri sebagai gubernur, lanjut Edy, maka akan semakin baik.
Baca juga: Edy Rahmayadi Kenang saat Awal Menjabat Gubernur Sumut, Diwariskan Utang Hingga Rp 2,6 Triliun
Lanjutnya, semua yang akan menjadi peserta Pemilu/Pilkada, harus memulai (start) bersama-sama.