"Minggu pertama itu, saya lupa tanggalnya, kami waktu itu dengar suara langkah kaki di genteng."
"Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran bunyi 'tek-tek'," jelasnya.
Ia kemudian membangunkan kakaknya dan memberi tahu ada suara langkah kaki.
Mendengar suara yang sama, Dian pura-pura batuk agar pelaku teror menganggap penghuni rumah masih bangun.
Keduanya mengambil senjata tajam untuk bersiaga jika suara tersebut merupakan pencuri.
"Kendati demikian suara itu telah hilang, kakak masih waswas dan mengambil pisau untuk jaga-jaga," sambungnya.
Adik Korban Beberkan Bukti Fitnahan Kuli
Tidak hanya Fatin, adik korban bernama Dini juga sebelumnya membeberkan bukti fitnahan kuli bangunan itu.
Adik dari dosen UIN Solo Wahyu Dian Silviani buka suara terkait fitnahan kuli bangunan yang menyebut kakaknya tidak menjaga omongan hingga membuat pelaku sakit hati.
Dini pun membeberkan bukti chat yang membuktikan kakaknya merupakan pribadi yang menjaga omongan.
Bukti dari sang adik untuk membuktikan bahwa omongan dari kuli bangunan yang merupakan pelaku pembunuhan kakaknya adalah fitnah.
Pengakuan pelaku itupun membuat keluarga korban tak terima, termasuk Dini.
Dini tahu betul sifat kakaknya yang selalu menjaga ucapannya.
Dini pun mengaku kecewa, banyak publik yang percaya ucapan dari sang pembunuh.
"Mereka gak tahu ya kak. Mulut mereka jahat ya kak, orang-orang kenapa ya kak bela si pembunuh,"