Pengoplos Gas Subsidi

Beda Nasib, Ketua Ranting Pemuda Pancasila yang Diduga Oplos Gas Subsidi Dibiarkan Berkeliaran

Penulis: Fredy Santoso
Editor: Array A Argus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imran Surbakti, Ketua Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Binjai diduga menyembunyikan barang bukti gas oplosan yang ada di tempat usahanya ketika disidak Pertamina

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sat Reskrim Polrestabes Medan hingga kini tak kunjung menangkap Imran Surbakti, Ketua Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai yang diduga menjadi pemain utama pengoplos gas subsidi.

Padahal, rumah yang diduga dijadikan gudang pengoplos subsidi milik Imran Surbakti di Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai sempat meledak dan melukai sejumlah pekerjanya.

Namun, nasib Imran Surbakti lebih bagus dari tersangka pengoplos gas subsidi Indra Alamsyah, eks anggota DPRD Sumut dari partai Golkar dan Beni Subarja Sinaga, yang kini sudah dipenjarakan polisi. 

Baca juga: Kasus Pangkalan Gas Diduga Oplosan Ngambang di Polrestabes, Imran Surbakti Masih Bebas Berkeliaran 

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan kasus ledakan akibat dugaan pengoplosan di pangkalan milik Imran masih terus diselidiki.

Katanya, pihaknya belum bisa memfaktakan jika di lokasi memang ada oplos mengoplos gas LPG 3 kilogram.

Imran diduga telah menyembunyikan barang bukti setelah kejadian, sehingga ketika polisi datang tak lagi menemukan apapun.

Tetapi, polisi sudah memeriksa sekitar lima saksi korban.

Dari enam korban, hanya satu yang belum diperiksa karena alamat nya pindah.

Baca juga: Pemilik Pangkalan Gas Imran Surbakti Diduga Oplos LPG, Polrestabes Medan Janji Segera Tangkap

"Untuk penanganan itu sendiri yang dia ngoplos harus kita faktakan lagi. Itu yang harus diselidiki lagi terhadap dugaan itu. Yang beredar videonya saja, sementara barang bukti yang lain gak ada,"kata Kompol Teuku Fathir Mustafa, Kamis (7/9/2023).

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara di pangkalan gas milik Imran Surbakti.

Uji laboratorium forensik juga sudah dilakukan.

Tapi Kasat Reskrim Polrestabes belum mau menjelaskan bagaimana hasilnya.

Terkait status Imran dan istrinya apakah sudah ditetapkan sebagai tersangka, Fathir mengaku belum mengetahui pasti.

Baca juga: Disidak Pertamina, Pemilik Pangkalan Gas Imran Surbakti Diduga Oplos dan Sembunyikan Barang Bukti

"Terkait Imran Surbakti nanti kita cek lagi bagaimana. Apakah sudah diperiksa atau belum,"ucapnya.

Sebelumnya, sebuah rumah toko (ruko) yang diduga dijadikan tempat mengoplos gas LPG 12 Kg meledak di Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai pada 9 April lalu.

Akibat, enam pria yang bekerja di perusahaan bernama Surbakti Gas ini nyaris tewas terbakar.
Mereka mengalami luka bakar serius, diperkirakan hingga 80 persen.

Kata pria berinisial J, korban yang pernah bekerja dengan Imran, kesehariannya mereka mengoplos gas LPG 3 kilogram subsidi ke tabung gas 12 Kilogram non subsidi.

Baca juga: Ketua Ranting Pemuda Pancasila Diduga Oplos Gas Subsidi, Kasat Reskrim: Kita Lidik Juga Kasus Lain

Dalam seharinya mereka bisa memproduksi 20-300 tabung gas yang nantinya dikirim ke Provinsi Aceh.

Kata J, ledakan itu terjadi saat dia dia dan lima rekannya baru saja mengoplos gas LPG subsidi ukuran 3 kilogram ke tabung 12 Kilogram lalu merokok.

Tiba-tiba api menyambar dan menimbulkan ledakan hingga mereka terbakar.

"Kami habis mengoplos gas itu. Dari gas 3 kilogram dipindahkan ke tabung 12 Kilogram. Merokok lah kami di dalam, rupanya tiba-tiba ada api dari dalam," kata J, bukan nama asli, salah satu korban, Sabtu (15/4/2023).

Saat dikonfirmasi, Imran Surbakti tak menampik ruko diduga tempat mengoplos subsidi adalah miliknya.

Dia juga mengakui, bahwa dirinya adalah Ketua Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Binjai. 

"Iya, Ketua Pemuda Pancasila Kelurahan Medan Binjai," katanya, Sabtu (15/4/2023).

Disinggung mengenai pengakuan anak buahnya soal pengoplosan gas elpiji ukuran 3 kilogram ke LPG 12 kilogram, Imran membantah dan tidak mengakuinya. 

Baca juga: Polisi Pangkat Aiptu Anggota Biddokes Polda Sumut Ditemukan Mulai Membusuk Dengan Kondisi Tergantung

Dia berdalih yang dilakukan anak buahnya hanya mengecek apakah ada kebocoran atau tidak.

Padahal, anak buahnya yang nyaris tewas saat bekerja mengaku telah tiga tahun mengoplos gas di tempat usaha bernama Surbakti Gas itu.

Bahkan, dugaan pengoplosan ini disinyalir telah berlangsung selama belasan tahun.

"Itu kan kita suka mengecek, karena kita ruko padat. Jadi kita istilahnya ngecek biar enggak bocor. Aku sudah 14 tahun buka usaha ini. Pekerja pun orang-orang Pemuda Pancasila, daripada berbuat yang enggak-enggak," katanya.

Baca juga: Ruko Diduga Tempat Ngoplos LPG 12 Kilogram di Medan Denai Meledak, 6 Pekerja Nyaris Tewas Terbakar 

Soal kabar anak buahnya terluka akibat ledakan tabung gas usai diduga mengoplos gas elpiji, Imran kembali berkilah.

Dia berdalih luka yang dialami anak buahnya cuma pada bagian kaki, meski faktanya hampir 80 persen.

Dari foto yang diterima Tribun Medan, sekujur tubuh anak buahnya itu dibalut kain kasa.

Kulit wajahnya pun nampak mengelupas.

"Cuma kaki saja. Dia merokok waktu kejadian. Jadi gak ada udara, merokok di situ. Cuma letupan, bukan ledakan," kilah Imran.(Cr25/tribun-medan.com)

Berita Terkini