Sumut Memilih

Daftar Ketua Partai di Sumut yang Lolos DPR RI, Ada yang Tengah Diperiksa KPK Atas Dugaan Korupsi

Editor: Array A Argus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empat ketua partai di Sumut yang lolos ke DPR RI

Ayahnya wafat pada tahun 1980, Sofyan Tan harus bekerja dan hidup mandiri untuk menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya. 

Berbagai cobaan yang harus dilalui Sofyan Tan membuatnya tidak mungkin tinggal diam dalam perjuangan untuk terlibat dalam dunia aktivis kampus dan memajukan pendidikan lokal. 

Pada tahun 1990, beliau berhasil menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya. Pada tanggal 25 Agustus 1987, dr Sofyan Tan yang saat itu berusia 28 tahun, mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda di Sunggal, Medan, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Sekolah Sultan Iskandar Muda memiliki jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

Baca juga: Respon Kajati Sumut Soal Uang Korupsi Kadiskes Diduga Mengalir ke Edy Rahmayadi: Kami Cari Tahu

Didirikan oleh dr Sofyan Tan, sekolah ini terinspirasi oleh realitas pendidikan yang kurang beruntung secara sosial-ekonomi, termasuk krisis SARS. 

Kegelisahan dan keprihatinan dr Sofyan Tan terhadap realitas sosial ini mendorongnya untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu dan membangun sekolah yang didasarkan pada prinsip asimilasi. 

Jika Pendeta Martin Luther King di Amerika Serikat memimpikan agar orang kulit hitam kelak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih lainnya, maka mimpi Sofyan Tan dalam mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda adalah agar anak-anak kurang mampu kelak dapat bersekolah di sekolah yang berkualitas.

Sofyan Tan (TRIBUN MEDAN/HO/Tim Sofyan Tan)

Program Orangtua Asuh Bersilang dan Beasiswa

dr Sofyan Tan juga menciptakan Program Orang Tua Asuh Serial dan Silang untuk membantu orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang beruntung. 

Program Orang Tua Asuh bersilang dimaksudkan untuk melanjutkan visi dan misi memberantas kemiskinan melalui pendidikan, dan diharapkan orang tua asuh yang berhasil akan membantu orang-orang yang kurang mampu, tanpa memandang suku, agama, atau ras, untuk mendapatkan pendidikan. 

Program Orang Tua Asuh Silang adalah sebuah praktik dimana orang tua asuh dan anak asuh bersama-sama membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dengan menghilangkan stereotip antar suku, agama, dan ras, serta saling memahami budaya satu sama lain. 

Para orang tua asuh ini berasal dari Medan dan daerah lain di Sumatera Utara, serta dari Jakarta dan luar negeri.

Baca juga: Kota Medan Panas Menyengat, Ini Penjelasan BMKG

Selain program orang tua asuh berantai dan silang, ada juga program "Beasiswa Sofyan Tan", yang memberikan beasiswa dalam bentuk dukungan keuangan kepada individu untuk digunakan bagi kelanjutan pendidikan mereka.

Dedikasi yang telah dilakukan oleh dr Sofyan Tan untuk membangun pendidikan yang adil dan beragam adalah bukti komitmennya terhadap pendidikan dan masyarakat. 

Sebagai pengakuan atas kontribusinya, pada tahun 1989, Ashoka Innovators for Public, Amerika Serikat, menganugerahi dr Sofyan Tan dengan penghargaan Ashoka Fellow untuk Hubungan Etnis dan Pendidikan. 

Kemudian, pada tahun 1990, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia memberikan penghargaan kepada dr Sofyan Tan sebagai pelopor pengembangan solidaritas sosial.

Lalu surat kabar nasional dan terbesar di Indonesia, Kompas pada tahun 1995, pernah menuliskan dirinya sebagai sosok paling “asli” dibanding orang Indonesia “asli” (Kompas 6 Agustus 1995, “Lebih Jauh dengan Dokter Sofyan Tan.”) karena mendirikan sekolah pembauran.

Halaman
1234

Berita Terkini