Ia yang telah bekerja selama 17 tahun di Sritex mengaku sedih dan kecewa.
Terlebih, istrinya yang juga bekerja di Sritex selama 10 tahun turut terdampak PHK.
"Saya tulang punggung keluarga. Istri juga di-PHK, anak satu, jadi ya tetap harus cari penghasilan," jelasnya.
Daryati, karyawan yang telah bekerja di Sritex selama 25 tahun, juga merasa sedih dan bingung setelah di-PHK.
Ia berharap segera mendapat pekerjaan baru untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.
"Saya berharap Sritex bisa pulih lagi, supaya bisa bekerja kembali," ungkapnya.
Karyawan bagian garmen, Warti, tak kuasa menahan kesedihannya setelah menerima surat PHK pada 26 Februari 2025.
"Di sini sudah 25 tahun, hati saya sakit rasanya ingin menangis. Keluarga juga ikut menangis karena saya sudah lama di PT Sritex," ujar Warti dikutip dari TribunSolo.com.
Ia kini berencana mencari pekerjaan sampingan untuk membiayai anaknya.
Sementara, seorang petugas keamanan (security) di PT Sritex, Sri Cahyaningsih, mengaku masih tidak percaya bahwa perusahaan tempatnya bekerja selama 25 tahun telah tutup.
"Selama saya di sini, seperti mimpi ada kejadian seperti ini. Saya kerja di sini demi keluarga, bantu saudara-saudara," ucap Sri.
Ia juga menyebut bahwa banyak karyawan lain yang mengalami perasaan serupa.
"Teman-teman semua di sini juga seperti tidak percaya. Sudah mengabdi lama, tapi akhirnya harus berpisah," imbuhnya.
Lantas, apa yang menyebabkan Sritex tutup?
PT Sritex tutup karena bangkrut dan tidak mampu melunasi utang-utangnya.
Mereka kesulitan membayar utang jangka pendek karena arus kas Sritex yang tercatat negatif pada 2020.