Sadam tinggal di kawasan Baloi, sementara Rahul memilih tinggal secara indekos di Batuaji.
Meski tinggal berjauhan selama di Batam, namun keduanya sering berkomunikasi dan sesekali berjumpa.
Hanya saja, Sadam tidak tahu di mana persis Rahul tinggal.
Keduanya berjumpa sekitar dua pekan lalu.
“Itu pun kami bertemu di luar indekosnya di daerah Tanjunguncang. Kami cerita tentang kerjaan,” ungkapnya.
Beberapa waktu belakangan, Rahul menurut Sadam terlihat depresi.
Sebab, kedua orang tuanya sudah meninggal.
Sadam menceritakan jika ayah Rahul meninggal saat Rahul masih duduk di bangku sekolah dasar.
Setelah itu, dia tinggal bersama ibunya.
Sekitar empat tahun lalu, sang ibu juga dipanggil Tuhan.
Rahul akhirnya menjadi anak yatim piatu.
Hidup sebatang kara memaksa Rahul ikut pamannya merantau.
Batam menjadi kota tujuannya.
Sekitar empat tahun belakangan dia merantau di kota ini.
“Setelah dia ada di Batam selama tiga tahun baru aku menyusul,” kenang Sadam.