SuperSUN Hadir di Sekolah di Pelosok, Pembelajaran di Kelas Kini Jadi Lebih Kreatif dan Interaktif
Kehadiran SuperSUN sangat membantu proses belajar mengajar, terutama di sekolah yang berada di daerah yang belum menikmati akses listrik.
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
“Hingga akhir tahun 2025, PLN UP3 Padangsidimpuan menargetkan pemasangan 10 SuperSUN lagi. Kami optimistis target ini akan tercapai, meski tahun 2025 tersisa dua bulan lagi. Saat ini kami sudah memasukkan pengadaan SuperSUN ke pusat,” kata Achmad.
Achmad menambahkan, SuperSUN tidak membutuhkan perawatan wajib. Pihak sekolah cukup hanya menjaga dari jangkauan siswa sehingga tidak diutak atik di sekolah. Jika ada keluhan terkait SuperSUN, pihak sekolah cukup menghubungi personel PLN dan jangan melakukan utak atik mandiri. “PLN akan melakukan monitoring SuperSUN setiap bulan untuk memastikan SuperSUN berfungsi dengan baik,” lanjutnya.
Sementara itu, General Manager PLN UID Sumut, Ahmad Syauki menegaskan, SuperSUN bukan sekadar proyek. Program ini merupakan bentuk keberpihakan PLN terhadap masa depan pendidikan anak bangsa.
Dikatakan Ahmad Syauki, hingga Oktober 2025, di wilayah PLN UID Sumut, telah terpasang SuperSUN di 52 titik. Ke-52 SuperSUN berada di UP3 Padangsidimpuan, UP3 Nias, dan UP3 Bukit Barisan. Hingga akhir 2025, PLN UID Sumut menargetkan menambah pemasangan 89 SuperSUN sehingga total keseluruhan SuperSUN terpasang sebanyak 141 unit.
Dikatakan Ahmad, untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dan rasio desa berlistrik, PLN akan terus menjangkau yang tak terjangkau melalui.
“SuperSUN menjadi kontribusi PLN dalam mempercepat rasio elektrifikasi dan mewujudkan target Net Zero Emission. PLN berkomitmen untuk terus memberikan layanan kelistrikan yang adil dan merata, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar,” pungkas Ahmad.
Baca juga: PLN UID Gelar Bakti PDKB & Pemeliharaan Gabungan Binjai: Wujud Komitmen Jaga Keandalan Tanpa Padam
News Analysis: Jangan Berhenti di SuperSUN
PENGAMAT Kebijakan Publik dan Dosen Pascasarjana Administrasi Publik Universitas HKBP Nommensen Medan, Dimpos Manalu mengatakan, SuperSUN merupakan program yang inovatif karena tidak semata-mata menghadirkan penerangan di daerah-daerah pelosok yang belum dialiri jaringan listrik utama. Lebih dari sekadar penerangan, SuperSUN dengan listrik yang dialirkannya telah membawa efek berantai (multiplier effect) dalam berbagai konteks. Pada konteks sekolah, guru lebih kreatif menyiapkan materi ajar dan siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif.
“Efek lainnya adalah produktivitas masyarakat sekitar pun bisa ikut meningkat. Masyarakat dapat melanjutkan pekerjaan mereka di malam hari dalam kondisi yang terang. Sejalan dengan ini, pendapatan masyarakat pun ikut meningkat,” kata Dimpos kepada Tribun Medan, Sabtu (11/10).
Dikatakan Dimpos, dalam konteks SuperSUN yang hadir di sekolah-sekolah di pelosok, SuperSUN tidak lagi sekadar program teknologi, melainkan program sosial yang membangkitkan kepercayaan masyarakat di pelosok terhadap pemerintah.
“Masyarakat di pelosok percaya bahwa mereka juga mendapatkan perhatian berupa pelayanan publik dari pemerintah. Seperti apa pelayanan publik di perkotaan, masyarakat di pelosok pun merasakan meskipun dalam wujud yang masih terbatas. Hal ini penting, karena listrik merupakan kebutuhan dasar yang pemenuhannya dilakukan oleh pemerintah,” ujar Dimpos.
Dimpos berpandangan, sebagai crash program yang dilakukan secara cepat dan terpadu, SuperSUN sebaiknya dilihat sebagai program yang bersifat sementara dan bukan tujuan akhir. SuperSUN memang telah membantu menjangkau daerah yang sulit dijangkau jaringan listrik utama, tapi SuperSUN tidak bisa sepenuhnya menggantikan jaringan listrik. Pemerintah melalui PLN perlu menjadikan program SuperSUN sebagai bagian dari strategi yang lebih besar yakni mempercepat pemerataan listrik hingga ke titik terjauh di desa.
“Pemerataan energi adalah terkait keadilan sosial antara desa dan kota. Di kota, listrik selalu tersedia, sedangkan di desa sangat terbatas. Jika investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur jaringan listrik sangat besar, pemerintah dan PLN dapat melakukan pendekatan lokal. Misalnya, di daerah tertentu memiliki potensi sungai, maka dapat dibangun PLTMH berkapasitas besar. Atau daerah lain memiliki potensi angin, dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB),” ujar Dimpos.
“Jadi, jangan berhenti di SuperSUN. Pemerintah harus memastikan program SuperSUN berjalan bersamaan dengan program pembangunan jaringan listrik utama. Dengan begitu, keadilan energi antara kota dan desa benar-benar setara dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Dimpos. (top/Tribun-Medan.com)
| Rayakan HLN ke-80, PLN Hadirkan Cahaya Harapan bagi Keluarga di Tapanuli Tengah |
|
|---|
| PLN UID Gelar Bakti PDKB & Pemeliharaan Gabungan Binjai: Wujud Komitmen Jaga Keandalan Tanpa Padam |
|
|---|
| PLN Dorong Pertumbuhan Industri Lewat One Day Service Penyambungan Tegangan Menengah di Rantauprapat |
|
|---|
| Lewat Upskilling Yantek, PLN Teguhkan Komitmen Profesionalisme & Keselamatan Kerja Petugas Lapangan |
|
|---|
| PLN Sukses Hadirkan Listrik Tanpa Kedip pada Perayaan HUT ke-80 TNI di Medan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.