Ribuan Imigran Tersebar di Medan, Wali Kota Minta Keamanan Warga Harus Prioritas

Pemerintah Kota Medan bersikap terbuka secara kemanusiaan terhadap keberadaan para imigran.

TRIBUN MEDAN/HO
KUNJUNGAN UNHCR DAN IOM - Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menerima kunjungan perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) di Balai Kota Medan, Senin (15/9). Pemko Medan bersikap terbuka secara kemanusiaan terhadap keberadaan para imigran, namun tetap menempatkan keamanan dan kenyamanan warga sebagai prioritas utama. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Isu imigran pencari suaka kembali mencuat di Kota Medan. Terkait hal itu, Wali Kota Medan, Rico Waas, menegaskan bahwa Pemerintah Kota Medan bersikap terbuka secara kemanusiaan terhadap keberadaan para imigran, namun tetap menempatkan keamanan dan kenyamanan warga sebagai prioritas utama.

Hal itu disampaikan Rico saat menerima kunjungan perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) di Balai Kota Medan, Senin (15/9).

Dalam pertemuan ini, diketaui taksiran jumlah data imigran. Saat ini, sekitar 1.200 imigran dari berbagai negara tercatat masih tinggal di beberapa lokasi penampungan di Medan.

“Kita tidak ingin kasus penolakan seperti yang pernah terjadi di Aceh sampai berulang di Medan. Karena itu, penanganan imigran harus dilakukan dengan baik, humanis, dan tetap menjaga kenyamanan masyarakat sekitar,” tegas Rico.

Protection Associate UNHCR, Oktina Hafanti menjelaskan bahwa mayoritas imigran yang tinggal di Medan berasal dari Somalia, Afghanistan, Irak, Iran, Sudan, dan Pakistan. Sebagian besar dari mereka sudah menetap di Medan lebih dari sepuluh tahun, sembari menunggu kesempatan diterima negara ketiga.

“Mereka berharap bisa mendapat suaka ke Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, atau Kanada. Namun prosesnya sangat panjang. Amerika Serikat bahkan sudah menutup pintu bagi imigran baru,” ungkap Oktina.

Karena itu, UNHCR kini mendorong dua opsi program, yakni Private Sponsorship (penjaminan oleh keluarga di luar negeri) dan Talent Beyond Boundaries (TBB) bagi mereka yang memiliki keterampilan khusus agar bisa disalurkan ke negara yang membutuhkan. 

Baca juga: Warga Geger, TNI-Polri Evakuasi Pria Diduga ODGJ Meninggal di Tanjung Beringin, Identitas Terungkap

IOM Tanggung Biaya Hidup

PERWAKILAN IOM, Kathleen Lina, mengatakan bahwa kebutuhan hidup sehari-hari imigran selama di Medan ditanggung penuh IOM.

"Setiap imigran dewasa menerima Rp1.750.000 per bulan, sementara anak-anak Rp 800.000. Saat ini mereka tinggal di 12 lokasi penampungan di Kota Medan,” jelasnya.

Kathleen juga menegaskan, kehadiran imigran di Medan tidak boleh menjadi beban warga sekitar. Karena itu, IOM terus berupaya menjaga komunikasi dengan pemerintah daerah sekaligus memastikan kebutuhan para imigran terpenuhi.

Wali Kota Medan, Rico Waas menambahkan, bagi Pemko Medan, isu imigran bukan sekadar urusan administratif, tetapi juga menyangkut sisi kemanusiaan dan harmoni sosial di tengah kota multikultural ini. “Prinsipnya, kami membuka diri secara kemanusiaan. Tapi kami juga wajib memastikan masyarakat Medan tetap merasa aman dan nyaman," katanya.

Dengan pendekatan humanis dan koordinasi lintas lembaga, katanya, Pemko Medan berharap keberadaan imigran tidak menjadi persoalan sosial, melainkan justru memperlihatkan wajah Medan sebagai kota yang toleran, terbuka, dan peduli pada sesama. (dyk/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved