Breaking News

Kemah Zapin Serukan Keselamatan Ekologi Pesisir Timur Sumatera  

Salah satu highlight acara adalah pengangkatan kembali Zapin Bentara Serdang, tarian khas Kesultanan yang dahulu merupakan tarian para prajurit

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/HO
Gelaran Kemah Zapin VI berlangsung di Pantai Muara Indah, Desa Denai Kuala, Kabupaten Delierdang pada 3-5 Oktober 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com, LUBUK PAKAM - Gelaran Kemah Zapin VI yang berlangsung di Pantai Muara Indah, Desa Denai Kuala, Kabupaten Delierdang pada 3-5 Oktober 2025, berhasil menyatukan keindahan seni tradisional dengan kepedulian lingkungan. 

Dengan mengusung tema ‘Merajut Zapin di Bumi Serdang’, acara yang digagas Sanggar Hang Tuah dan Kesultanan Serdang ini menjadi panggung untuk menyerukan keselamatan pesisir Timur Sumatera.

Lebih dari 20 sanggar seni dari berbagai kabupaten dan provinsi memeriahkan acara yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Deliserdang dan masyarakat setempat.

Kemah Zapin VI memiliki dua misi mulia yaitu melestarikan seni zapin sebagai warisan budaya dan menjaga ekologi pesisir melalui penanaman mangrove.

Baca juga: ISMI Dorong Pemanfaatan Maritim Indonesia, Angkat Budaya Melayu Pesisir dalam Dialog Kebangsaan

"Kami fokus pada dua hal utama, pelestarian seni zapin melalui pelatihan mendalam dan pelestarian ekologi pesisir dengan penanaman mangrove oleh ratusan peserta," jelas Rizal, Ketua Sanggar Hang Tuah.

Penanaman mangrove yang menjadi bagian integral dari acara ini dipimpin langsung oleh Sultan Serdang IX, Tuanku Achmad Thala'a Syariful Alamsyah, dengan arahan dari Solihin selaku narasumber pelestarian mangrove.

Kegiatan ini bahkan menarik perhatian internasional dengan kehadiran Furugori Toru, Konsulat Jepang.

Salah satu highlight acara adalah pengangkatan kembali Zapin Bentara Serdang, tarian khas Kesultanan yang dahulu merupakan tarian para prajurit (bentara) pelindung negeri. 

Tengku Ryo B Mus Ed selaku narasumber bidang musik dari Kesultanan Serdang menjelaskan filosofi di balik tarian ini.

"Gerakan Zapin Bentara Serdang yang menitikberatkan pada keindahan gerakan silat menggambarkan semangat dan keberserahan diri kepada Allah SWT dalam melindungi Tanah Air. Saat ini, perlindungan itu diekspresikan dalam bentuk edukasi multidisiplin seperti pengetahuan etika dan estetika budaya Melayu, kebersamaan, kekompakan, dan semangat melestarikan alam, khususnya pesisir," terang Tengku Ryo.

Acara ini juga diperkaya dengan berbagai narasumber ahli. Irfansyah memberikan wawasan tentang etika dalam menari zapin, sementara aspek ilmiah tari zapin disampaikan oleh Dr Yusnizar Heniwati SST, MHum dan Dr Dilinar Adlin Nasution MPd dari Unimed. 

Abu Abdillah Fahmi dari Kesultanan Serdang membagikan pengetahuan tentang tata cara menggunakan busana Melayu.

Dalam pidato pembukaannya, Sultan Serdang IX menitipkan pesan penting kepada generasi muda. 

"Kesenian zapin harus terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai warisan berharga bangsa Indonesia.

Selain itu, generasi muda harus terus menjaga dan menyelamatkan alam secara berkelanjutan," pesan Sultan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved