Karo Terkini

Sempat Berdamai, Nasabah yang Saldonya Hilang Sebut Bank Pelat Merah di Karo Ingkar Janji

Kasus hilangnya saldo seorang nasabah di bank BRI Unit Laubaleng, Kabupaten Karo masih terus bergulir.

|
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
DOK/Mayesti br Perangin-Angin
SALDO HILANG - Nasabah bank BRI cabang Laubaleng yang sempat kehilangan saldo, kembali membuat pernyataan di media sosialnya. Diketahui, sebelumnya antara nasabah dan pihak bank sempat berdamai namun kabar terbaru nasabah menganggap bank ingkar janji. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kasus hilangnya saldo seorang nasabah di bank BRI Unit Laubaleng, Kabupaten Karo masih terus bergulir.

Sebelumnya, diketahui permasalahan ini telah selesai melalui jalur kekeluargaan antara nasabah bernama Mayesti br Perangin-Angin dengan pihak bank. 

Namun, kabar terbaru yang didapatkan ternyata antara kedua belah pihak sampai saat ini masih belum menemukan titik terang terkait kasus yang membuat saldo senilai ratusan juta milik Mayesti raib.

Kabar ini kembali berhembus, setalah Mayesti kembali mengunggah video yang berisikan keluhannya terhadap salah satu bank plat merah yang dianggap telah ingkar janji. 

"Bank BRI ingkar janji. Sesuai perjanjian postingan-postingan saya tentang bank BRI atas pembobolan saya hapus. Tapi saya dan keluarga saya menghapus video itu, kenapa kalian up kembali bank BRI," tulis Mayesti dalam akun media sosialnya. 

Saat dikonfirmasi langsung, Mayesti menjelaskan jika pihak bank BRI yang dipimpin oleh Donny Cahyono sebagai pimpinan cabang BRI Kabanjahe telah merusak kesepakatan keduanya.

Dimana, dirinya menjelaskan sesuai dengan perjanjian awal dirinya bersedia untuk tidak mengunggah kembali masalah terkait pembobolan ini sesuai dengan permintaan dari bank. 

"Saya sudah menuruti mau orang itu, klarifikasi, saya hapus video kemarin, tapi kenapa dari pihak mereka belum ada klarifikasi yang jelas," ujar Mayesti, Senin (17/11/2025). 

Namun, setelah dirinya sudah menghapus video terkait saat ini pihak bank dikatakannya membuat beberapa keterangan yang seakan menyudutkannya yang notabene sebagai korban.

Selain itu, dirinya juga mempertanyakan sikap pihak bank yang seakan-akan ingin menutupi siapa dalang dari kasus pembobolan saldo yang dialaminya. 

"Saya di sini disuruh klarifikasi, tapi kenapa pegawai mereka tidak disuruh klarifikasi. Kenapa saya yang ditindas. Mau siapapun pelakunya, CS (Customer Service) itu tetap harus minta maaf sama saya, karena pembobolan ini bermula dari kartu ATM saya itu yang saya berikan kepada dia," katanya. 

Dengan kondisi ini, dirinya mengaku ia dan keluarga yang sudah sempat tenang usai perjanjian damai beberapa waktu lalu kembali terguncang.

Sejauh ini, dirinya mengatakan akibat dari permasalahan ini ia dan keluarganya sempat mendapatkan perawatan karena kondisi kesehatannya menurun. 

"Bukan cuma pihak keluarga CS itu saja yang sakit, saya juga punya bukti kalau keluarga kami sempat pakai tabung oksigen," ucapnya. 

Dirinya mengaku, cukup kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak bank yang dianggap telah menggiring opini jika seakan-akan pihak bank yang menjadi korban.

Ke depannya jika pihak bank tak kunjung menyelesaikan permasalahan ini dirinya mengaku akan kembali mem viralkan kasus ini. 

"Saya masih punya bukti rekaman perjanjian kita kemarin, kalau masih begini juga semua perjanjian nihil," katanya. 

(mns/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved