Helen, Mahasiswa Farmasi USU, Menemukan Arti Belajar Lewat Riset dan Kepedulian
Tapi semua berubah ketika ia menyadari bahwa potensi diri tidak akan tumbuh jika terus bersembunyi di zona nyaman.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
Refleksi itu membuatnya lebih selektif dalam mengambil peran. Ia kini fokus mengasah kompetensi riset dan kepemimpinan, dua hal yang diyakininya menjadi bekal penting untuk karier akademik ke depan.
Setelah lulus kuliah, Helen aktif berbagi pengalaman melalui seminar kampus dan pelatihan mahasiswa. Ia sering menjadi pembicara tentang pengembangan diri, kepemimpinan, dan strategi mengelola waktu bagi mahasiswa aktif.
“Menjadi mahasiswa berprestasi bukan berarti harus ikut semua hal. Kuncinya adalah konsistensi, keseimbangan, dan tahu arah yang ingin dituju,” katanya.
Bagi Helen, kesuksesan sejati bukan sekadar penghargaan atau publikasi, melainkan perjalanan menemukan jati diri. Dunia akademik, riset, dan pengabdian masyarakat bukan jalan yang terpisah, tetapi satu kesatuan yang membentuk pribadi berdaya guna.
“Prestasi terbaik bukan tentang menjadi yang paling hebat, tapi menjadi versi terbaik dari diri sendiri, belajar dengan hati, berkarya dengan ilmu, dan menginspirasi dengan tindakan,” pungkasnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.