Berita Medan

Suara dari Medan yang Menyentuh Jutaan Hati, Nuh dan Kisah di Balik Lagu Teruntuk Mia

Melalui lagu “Teruntuk Mia”, Nuh berhasil menyentuh jutaan hati pendengar dan membawa nuansa pop melayu yang sederhana namun penuh makna.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
MUSISI MEDAN- Musisi asal Medan, Muhammad Rizki Nugroho atau Nuh, dikenal lewat lagu “Teruntuk Mia” yang kini viral dan telah didengar lebih dari 48 juta kali di Spotify. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Dari kota Medan, muncul suara yang kini menggema ke seluruh Indonesia. Dialah Muhammad Rizki Nugroho, musisi muda yang lebih dikenal dengan nama panggung Nuh.

Melalui lagu “Teruntuk Mia”, Nuh berhasil menyentuh jutaan hati pendengar dan membawa nuansa pop melayu yang sederhana namun penuh makna.

Lagu ini telah diputar lebih dari 48 juta kali di Spotify dan menjadi latar ribuan video bertema romansa di TikTok. Tak banyak yang tahu, sosok Nuh adalah musisi asal Medan yang menulis lagu itu dengan ketulusan tanpa strategi promosi besar-besaran.

“Iya, alhamdulillah lewat lagu Teruntuk Mia, Nuh mulai dikenal, walaupun masih banyak juga yang belum tahu siapa Nuh, hanya tahu lagunya saja,” ujar Nuh.

Lagu berdurasi tiga menit lebih itu hadir dengan aransemen sederhana khas pop melayu petikan gitar lembut berpadu dengan vokal hangat.

Tidak ada produksi megah, tidak ada gimik berlebihan, hanya perasaan jujur yang mengalir dari hati seorang pria kepada orang yang dicintainya.

Kesederhanaan itu justru menjadi kekuatan utama “Teruntuk Mia”. “Kalau ditanya kenapa banyak yang suka, mungkin karena lagunya cukup easy listening dan gampang dicerna,” katanya.

Sosok “Mia” dalam lagu ini ternyata bukan tokoh fiktif. Nuh menjelaskan, Mia adalah istri tercintanya, dan lagu tersebut merupakan ungkapan syukur atas kehadiran sang pendamping hidup.

“Teruntuk Mia” menjadi simbol cinta dan ketulusan yang nyata, tumbuh dari pengalaman pribadi dan perasaan yang benar-benar ia rasakan.

“Lagu ini saya tulis sebagai bentuk terima kasih dan rasa syukur saya kepada istri. Tidak ada niat untuk viral, hanya ingin mengungkapkan perasaan,” jelas Nuh.

Yang menarik, lagu yang kini menjadi fenomena ini justru direncanakan sebagai lagu terakhir Nuh sebelum berhenti bermusik.

Ia sempat merasa lelah dan berpikir untuk kembali menjalani hidup biasa. Namun takdir berkata lain lagu itulah yang kemudian membawanya kembali menapaki jalur musik dengan semangat baru.

“Awalnya saya pikir ini lagu terakhir. Tapi ternyata justru lagu ini yang membuka jalan baru dan menumbuhkan lagi semangat saya untuk berkarya,” ungkapnya.

Tanpa promosi besar dan hanya bermodal kejujuran, “Teruntuk Mia” kini menjelma menjadi lagu cinta paling hangat dari Medan.

Nuh menjadi bukti bahwa musik yang lahir dari hati mampu melintasi batas geografis dan menyentuh siapa pun yang mendengarnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved