Berita Nasional

Pemerintah Bakal Wajibkan Campuran Etanol 10 Persen di BBM, Bahlil Jelaskan Tujuannya

etanol untuk membuat BBM yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

|
ARSIP Tribunnews.com/ Taufik Ismail
CAMPUR ETANOL - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Pemerintah bakal menerapkan mandatori alias kewajiban campuran etanol 10 persen (E10) pada bahan bakar minyak (BBM). Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara bertema Indonesia Langgas Energi di Sarinah, Jakarta, Selasa (6/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Pemerintah bakal menerapkan mandatori alias kewajiban campuran etanol 10 persen (E10) pada bahan bakar minyak (BBM).

Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara bertema Indonesia Langgas Energi di Sarinah, Jakarta, Selasa (6/10/2025).

Bahlil menyebutkan tujuan pemerintah berencana mewajibkan campuran bensin dengan etanol untuk membuat BBM yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

Menurutnya, Presiden RI, Prabowo Subianto telah menyetujui mandatori campuran etanol 10 persen untuk BBM, dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor.

Baca juga: KONDISI Memprihainkan Jokowi, Penyakitnya Terungkap, Pantas Tak Boleh Kena Matahari

“Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol (E10),” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Bahlil menambahkan, Indonesia berencana mewajibkan campuran bensin dengan etanol agar tidak banyak melakukan impor dan membuat BBM ramah lingkungan.

“Agar tidak kita impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Baca juga: Arab Saudi 50 Persen Wajah Baru, Herve Renard Pastikan Tampil Beda Hadapi Timnas Indonesia

Sementara, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, mengaku siap menjalankan rencana mandatori kandungan etanol 10 persen dalam campuran BBM.

“Disampaikan Pak Menteri adalah mendorong ekosistem biofuel, kita sudah dengan B40, dan nanti dengan tahun depan, Pak Menteri sampaikan E10,” kata Simon.

Menurutnya, saat ini sudah ada produk Pertamina yang menggunakan campuran etanol sebanyak lima persen, yakni Pertamax Green 95.

“Saat ini kami Pertamina sudah ada produk E5, yaitu Pertamax Green 95, jadi artinya itu 5 persennya adalah etanol,” ujar Simon.

Baca juga: Makin Melambung, Harga Emas Antam 8 Oktober 2025 Pecah Rekor

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan, mobil-mobil di Indonesia kompatibel dengan kandungan etanol dalam BBM hingga 20 persen.

Ia juga menjelaskan bahwa Pertamina telah melakukan uji coba pasar untuk bensin dengan kandungan etanol, yakni melalui produk Pertamax Green 95.

Adapun bensin yang digunakan berbasis kepada Pertamax, karena Pertamax Green 95 merupakan BBM non-PSO atau non penugasan pemerintah.

Meskipun mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol di dalam BBM hingga 20 persen, Indonesia masih menganut campuran etanol sebesar 5 persen.

Sedangkan, di negara-negara lain, kandungan etanol di dalam BBM sudah lumrah ditemukan, bahkan hingga 20 persen seperti di Amerika Serikat

Apa Itu Campuran Etanol?

Kandungan etanol adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus kimia C2H5OH atau C2H6O.

Etanol memiliki gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada rantai karbon yang terdiri dari dua atom karbon.

Secara kimia, etanol adalah alkohol primer yang mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik lain.

Etanol adalah cairan tidak berwarna dengan bau khas seperti anggur dan rasa yang pedas.

Etanol biasanya ditemukan dalam minuman beralkohol dan juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar, pelarut, serta bahan baku kimia.

Berkenaan dengan kandungan etanol BBM Pertamina, beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dikabarkan membatalkan rencana pembelian BBM dari Pertamina karena alasan kandungan etanol tersebut.

Namun, para ahli bioenergi dan teknik mesin menilai kandungan etanol 3,5 persen dalam BBM Pertamina masih aman dan sesuai standar internasional. 

Penjelasan Pakar BBM

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto, yang juga pakar bahan bakar dan pelumas mengatakan, penambahan etanol 3,5 persen pada bensin atau yang disebut E3,5 tidak menimbulkan efek berarti terhadap performa mesin.

“Kalau dihitung dari kandungan energinya, penurunan sangat kecil, hanya sekitar 1 persen dari bensin murni. Jadi secara praktik, pengemudi tidak akan merasakan perbedaan pada akselerasi maupun kecepatan puncak,” kata Tri mengutip dari Kompas.com.

Tri menjelaskan, bensin murni memiliki kandungan energi sekitar 40 megajoule per kilogram (MJ/kg), sedangkan etanol sekitar 28,25 MJ/kg. Dengan campuran 3,5 persen etanol, energi total bahan bakar menjadi 39,6 MJ/kg.

“Artinya, penurunan nilai kalor atau energi hanya 1 persen dibanding bensin biasa. Itu jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan oleh World Wide Fuel Charter (WWFC), yaitu maksimum 2 persen,” ucap Tri.

Pengaruh etanol terhadap penurunan energi sekecil itu tidak akan mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar, respons pedal gas, atau kinerja mesin dalam kondisi normal. Mesin modern pun sudah mampu menyesuaikan rasio udara-bahan bakar secara otomatis.

“Kalau kadarnya masih di bawah lima persen seperti E3,5, performa tetap sama. Yang penting bahan bakar memenuhi standar mutu, oktannya sesuai, dan sistem pembakaran kendaraan dalam kondisi baik,” kata Tri.

Fungsi Etanol

Fungsi etanol pada bahan bakar minyak (BBM) meliputi beberapa aspek, diantaranya:

Meningkatkan Angka Oktan: Etanol memiliki angka oktan yang sangat tinggi, sekitar 110-120, sehingga ketika dicampur dengan bensin beroktan rendah, nilai oktan bensin dapat naik signifikan. Misalnya, bensin dengan RON 88 jika dicampur etanol 3,5 persen bisa naik menjadi RON 92-95. Angka oktan yang lebih tinggi mengurangi risiko knocking dan meningkatkan efisiensi pembakaran mesin.

Membantu Proses Pembakaran Lebih Sempurna: Kandungan oksigen pada etanol membantu meningkatkan proses pembakaran di mesin, sehingga mesin menghasilkan tenaga lebih baik dan emisi gas buang berkurang.

Mengurangi Emisi Karbon: Karena etanol berasal dari bahan baku nabati yang dianggap karbon netral, penggunaannya dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga sekitar 3,5 persen .

Menjaga Kebersihan Mesin: Etanol dapat membantu mengurangi penumpukan deposit pada mesin, sehingga mesin tetap bersih dan perawatannya lebih mudah.

Namun, etanol memiliki kelemahan seperti mudah menyerap uap air dari udara (higroskopis), yang dapat meningkatkan kadar air dalam BBM dan menurunkan kualitas bensin. 

Selain itu, pembakaran etanol yang lebih panas memerlukan pengaturan mesin agar tetap stabil.

Secara keseluruhan, etanol dicampur ke dalam BBM untuk meningkatkan kualitas bahan bakar, efisiensi mesin, dan mengurangi dampak lingkungan, meskipun penggunaannya harus diatur dengan tepat agar tidak merusak mesin.

(Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di kompas.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved