Berita Viral
Deddy Sitorus Disorot soal Pernyataannya Rakyat Jelata, Salsa Erwina Tantang PDI P Tindak Tegas
Anggota DPR Deddy Sitorus kini jadi sorotan setelah lima anggota DPR dinonaktifkan. Pernyataannya yang viral "rakyat jelata" dipersoalkan publik.
TRIBUN-MEDAN.com - Anggota DPR Deddy Sitorus kini jadi sorotan setelah lima anggota DPR dinonaktifkan.
Pernyataannya yang viral "rakyat jelata" dipersoalkan publik.
PDI Perjuangan didesak mengambil tindakan tegas.
Seperti diberitakan, sebelumnya 5 anggota DPR RI dinonaktifkan oleh partai masing-masing lantaran dinilai telah menunjukkan sikap arogan atau melontarkan pernyataan.
Mereka dinilai tidak empati terhadap masyarakat.

Pada Minggu (31/8/2025) kemarin, total ada lima anggota DPR RI yang resmi dinonaktifkan oleh partainya, yakni:
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach - Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
Surya Utama (Uya Kuya) dan Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) - Partai Amanat Nasional (PAN)
Adies Kadir - Wakil Ketua DPR RI dari Partai Golongan Karya (Golkar)
Setelah lima tokoh ini, sorotan publik bergeser ke Partai Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca juga: Lionel Messi dkk Kalah, Inter Miami Dibantai Sounders 3 Gol tanpa Balas di Final Leagues Cup 2025
Sebab, salah satu kadernya, Deddy Sitorus, juga sempat menuai kontroversi dengan pernyataannya yang dinilai menyakitkan.
Baca juga: 12 Tuntutan, Dikabarkan Demo Besar Pembubaran DPR Mulai Hari Ini, USU Umumkan Perkuliahan Daring
Pernyataan Deddy Sitorus saat menjadi tamu di acara “Kontroversi” di Metro TV pada Desember 2024 kembali viral pada Agustus 2025 ini.
Dalam acara itu, Deddy menanggapi pertanyaan pembawa acara, Zilvia Iskandar, mengenai ketimpangan antara tunjangan rumah anggota DPR RI Rp50 juta per bulan dan iuran Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang membebani pekerja berpenghasilan UMR (Upah Minimum Regional).
Deddy menyebut perbandingan antara gaji DPR dan pekerja UMR, seperti tukang becak atau buruh, sebagai “sesat logika” dan menggunakan istilah “rakyat jelata” untuk menggambarkan masyarakat berpenghasilan rendah.
Diksi "rakyat jelata" dinilai merendahkan sekaligus menyakiti hati masyarakat Indonesia dan mencerminkan sikap elitis yang memisahkan anggota DPR dari rakyat yang seharusnya mereka wakili, sehingga memicu kemarahan publik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.