Berita Viral
NASIB Guru Maya Punya Rekaman Murid Ngaku Beli Narkoba Tapi Dimarahi Wali Murid, Didesak Minta Maaf
Kasus siswa mengaku membeli narkoba berbuntut panjang. Orangtua murid tak terima anaknya membeli narkoba dan menuntut guru Maya Handayani.
TRIBUN-MEDAN.com - Kasus siswa mengaku membeli narkoba berbuntut panjang. Orangtua murid tak terima anaknya membeli narkoba dan menuntut guru Maya Handayani.
Maya merupakan guru SMK Negeri 7 Palembang yang menjabat sebagai Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM).
Guru Maya memiliki bukti rekaman bahwa M mengaku membeli narkoba.
Namun ibu dari M, Nita Fsagung menilai Maya telah menyebarkan berita bohong.
Nita menuntut Maya meminta maaf depan para siswa.
Padahal, Maya tidak ada menyebarkan video itu, hanya menyimpannya untuk pribadi dan sebagai bukti.
Pengakuan M bermula pada Senin (15/9/2025).
M mengaku membeli narkoba bersama dengan siswa lain dari Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).
"Wali kelas bilang anak ini bersama siswa dari DKV membeli obat terlarang. Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab ‘iya Bu’,” kata Maya kepada wartawan, Senin (13/10/2025), melansir dari Kompas.com.
Baca juga: DAFTAR NAMA 6 Mahasiswa Udayana Diberhentikan Terkait Kasus Kematian Timothy Anugerah Saputra
Baca juga: Tiga Tahun Buron, Terpidana Kekerasan terhadap Anak Ini Diringkus Tim Tabur Kejari Asahan
Baca juga: Baru Terungkap Peran Ayah Briptu Rizka dalam Pembunuhan Brigadir Esco, Selama Ini Mengelak
Dalam kejadian tersebut, Maya pun mendapatkan cerita berbeda dari pihak lain.
Namun, ia langsung merekam percakapan tersebut untuk memastikan kebenarannya tanpa disebar.
“Rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk memastikan kebenaran,” jelasnya.
Menurut Maya, dalam rekaman itu, siswa tersebut bahkan mengaku telah tiga kali menggunakan barang terlarang sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atas ajakan temannya.
Ketika menggunakan barang tersebut, M pun mengaku pusing.
"Saya bilang ke dia, 'kalau sudah tahu pusing, jangan dipakai lagi'," tutur Maya.
Setelah kejadian tersebut, Kamis (18/9/2025), Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah.
M kembali diperbolehkan ke sekolah dan mendapatkan poin pelanggaran 99 persen.
"Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orangtua," katanya.
Namun, M ternyata dua kali tidak hadir tanpa keterangan dan tidak mengikuti ujian MID Semester pada Selasa (23/9/2025), sehingga nilai ujiannya pun nol.
“Nilainya nol karena tidak ikut ujian. Tapi wali kelas bilang kasus narkoba sudah selesai dan anak itu tidak terbukti. Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” ungkapnya.
Lalu, pada Jumat (26/9/2025), Nita, orang tua dari M, datang ke bengkel TSM dan membawa beberapa orang yang merekam kejadian.
Keduanya pun sempat terjadi perdebatan hingga akhirnya video tersebut viral.
“Saya tanya, kenapa di video? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman saya itu hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” ungkap Maya.
Pihak sekolah kemudian mengambil langkah dengan meminta maaf kepada orang tua M.
Poin pelanggaran sebelumnya diberikan akhirnya dihapus menjadi nol.
Bahkan, kepala sekolah dan sejumlah guru pun datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.
“Permintaan maaf kami diterima, tapi orangtua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. Saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata Maya.
Tak berhenti di situ, pada Selasa (30/9/2025), orangtua siswa kembali datang ke sekolah dan meminta Maya meminta maaf di depan seluruh siswa.
“Saya lakukan itu di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. Tapi tetap saja dianggap tidak ikhlas,” katanya.
Ketegangan kembali memuncak setelah Senin, (6/10/2025), saat pihak orangtua siswa mengunggah video baru di media sosial.
"Dalam video itu saya hanya diam karena takut salah bicara, tetapi justru disebut sengak dan tidak minta maaf. Saya benar-benar bingung," ungkap Maya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 7 Palembang, Aliyas Samsudin, mengungkapkan, guru di sekolahnya tidak pernah menuduh siswa berinisial M menggunakan narkoba.
Pengakuan tersebut justru datang dari siswa itu sendiri saat dimintai keterangan oleh guru.
"Awalnya guru Kaprodi mendapat pengakuan dari salah satu siswa yang mengatakan telah memakai narkoba. Laporan itu kemudian disampaikan ke wali kelas dan ke saya," kata Aliyas.
Menurut Aliyas, pihak sekolah juga memperoleh informasi dari Cyber Polda Sumsel, yang menyebut ada dua siswa SMK Negeri 7 Palembang terindikasi menggunakan narkoba, masing-masing dari jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) dan Desain Komunikasi Visual (DKV).
"Kami langsung memanggil keduanya untuk dimintai keterangan. Saat ditanya oleh wali kelas dan guru BK, keduanya mengaku telah memakai narkoba," jelasnya.
Aliyas mengaku sangat terkejut dengan pengakuan tersebut dan menegaskan bahwa pihak sekolah tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan.
"Saya kaget mendengar pengakuan mereka. Katanya hanya untuk senang-senang. Tapi kami tetap berhati-hati, semua harus diklarifikasi dengan bukti yang sah," kata dia.
Nita Minta Bantuan Richard Lee
Terbaru, Nita mengaku dirinya telah mendapat undangan tampil di podcast Richard Lee dan Denny Sumargo untuk menjelaskan kasus tersebut.
Melalui media sosialnya, Nita meminta doa dari warganet agar perjuangannya mencari keadilan bagi sang anak berjalan lancar dan mendapatkan titik terang.
Dalam video yang ia unggah, terlihat Nita mengajak putranya berbelanja pakaian sebelum berangkat ke Jakarta.
“Kalau di Palembang kita nggak dapat keadilan, mari kita cari keadilan di Jakarta ya, Nak,” tulis Nita dalam video itu.
“Bismillah... di Jakarta banyak yang sayang sama Abang Nak, @dr.richard_lee @sumargodenny @brorondm,” sambung konten kreator asal Palembang tersebut.
Unggahan itu langsung menuai banyak dukungan dan simpati dari warganet.
Dikutip dari akun TikTok @NitaFsagung, Nita juga mengunggah video berisi wawancara wartawan dengan Maya Handayani, guru yang menuduh anaknya.
Mendengar keterangan versi Maya, Nita mengaku semakin geram.
Ia mengungkapkan alasan mengapa dirinya menolak permintaan maaf dari Maya karena dianggap tidak tulus dan penuh kebohongan.
Dalam unggahannya, Nita menyebut Maya sebagai sosok yang gemar menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahannya.
“INI DIA ALASAN KENAPA SAYA TIDAK TERIMA PERMINTAAN MAAFNYA!!
SEMUA PERMINTAAN MAAFNYA PALSU, TIDAK PERNAH TULUS, SELALU ADA TAPINYA & SELALU BERBOHONG. HOBI MENGKAMBINGHITAMKAN ORANG LAIN,” tulis Nita dengan huruf kapital.
(*/tribun-medan.com)
Artikel sudah tayang di tribun-jatim
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
siswa mengaku membeli narkoba
SMK Negeri 7 Palembang
Program Keahlian Teknik Sepeda Motor
Tribun-medan.com
| Akhirnya Jokowi Jawab soal Utang Kereta Cepat Whoosh Triliunan, Kian Membengkak Jadi Sorotan |   | 
|---|
| SOSOK Pria 50 Tahun Tewas di Rumahnya Penuh Sampah, 8 Tahun Tak Keluar, Gelagat Aneh Diungkap Warga |   | 
|---|
| Menkeu Purbaya Blak-blakan soal Baju Bekas, Sikat Mafianya, Siapa yang Nolak Saya Tangkap Duluan |   | 
|---|
| Jual Bakso Babi Tapi tak Dilabeli Non Halal di Bantul Apakah Bisa Dipidana? |   | 
|---|
| Behel Gigi Melda Safitri Kena Nyinyir Warganet, Akui Cuma Untuk Gaya, Sudah Dipasang Sejak 2016 |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.