Penipuan Masuk Akpol

Awal Mula Muncul Kuota Kapolri Masuk Akpol, Tinggal Bayar Rp 3,5 Miliar, 2 Oknum Polisi Terlibat

Dwi Purwanto jadi korbannya. Dia  tergoda iming-iming tawaran khusus 'Kouta Kapolri'. Uang Rp 2,6 miliar lenyap

|
Editor: Salomo Tarigan
twitter/PolriGo.id
Ilustrasi/Penerimaan Polri : 2 Oknum Polisi terlibat kasus penipuan masuk Perwira Polisi Akpol lewat jalur khusus 'Kouta Kapolri'. Korban kehilangan uang Rp 2,6 miliar untuk pengurusan masuk Akpol 

Ringkasan Berita:Penipuan Masuk Akpol Modus Jalur Khusus Kouta Kapolri
 
  • Kasus penipuan masuk Akademi Kepolisian (Akpol)  akhirnya terbongkar.
 
  • Korban tergoda iming-iming tawaran khusus 'Kouta Kapolri'.
 
  • Jalur Kuota khusus, Disebut Tinggal bBayar Rp 3,5 miliar jadi Perwira Polisi
 
  • Sosok bernama Agung, yang disebut sebagai adik Kapolri, 

 

 

TRIBUN-MEDAN.com - Kasus penipuan masuk Akademi Kepolisian (Akpol)  akhirnya terbongkar.

 Dwi Purwanto jadi korbannya. Dia  tergoda iming-iming tawaran khusus 'kuota Kapolri'.

Uang Rp 2,6 miliar untuk mengurus anaknya berinisial lenyap.

Semula uang tersebut sebagai uang pengurusan agar anaknya agar bisa menjadi perwira polisi.

Wiraswasta asal Pekalongan tersebut jadi korban dugaan penipuan masuk Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur khusus yang disebut “kuota Kapolri”.

Kasus penipuan masuk Akademi Kepolisian (Akpol)  akhirnya terbongkar.

Empat orang diduga terlibat dalam penipuan ini, dua di antaranya merupakan anggota aktif Polres Pekalongan.

“Uang itu hasil kerja keras saya. Demi anak, saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu,” kata Dwi Purwanto dilansir dari Tribunjateng.com, Rabu (22/10/2025). 

Awal Tawaran Jalur Khusus 

Kasus ini bermula pada 9 Desember 2024, ketika Dwi menerima pesan WhatsApp dari Aipda Fachrurohim, anggota Polsek Paninggaran, Polres Pekalongan. Fachrurohim menawarkan bantuan agar anak Dwi bisa masuk Akpol lewat jalur khusus.

“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Separuh dulu tanda jadi, sisanya setelah panpus (pantukhir pusat),” ujar Dwi menirukan ucapan Fachrurohim.

Awalnya Dwi menolak, namun bujukan terus berdatangan.

Beberapa hari kemudian, Fachrurohim datang ke rumah Dwi bersama Bripka Alexander Undi Karisma, anggota Polsek Doro, yang mengaku mantan anggota Densus sekaligus adik leting Fachrurohim.

Keduanya meyakinkan Dwi bahwa mereka punya akses ke seorang purnawirawan jenderal polisi bernama “Babe”, yang diklaim bisa meloloskan calon taruna.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved