Berita Viral

TERBONGKAR Markas WN China Sindikat Penipuan Online di Lampung, 27 Orang Ditangkap

Rumah mewah yang dijadikan markas sindikat penipuan online atau scamming jaringan internasional digerebek Polres Metro Bekasi di Bandar Lampung.

Editor: Juang Naibaho
Tangkapan Layar Video
GEREBEK MARKAS SCAMMING - Polres Metro Bekasi menggerebek markas sindikat penipuan online atau scamming di kawasan Bandar Lampung. Sebanyak 27 WN China diamankan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Rumah mewah yang dijadikan markas sindikat penipuan online atau scamming jaringan internasional digerebek Polres Metro Bekasi di kawasan Bandar Lampung.

Penggerebekan itu dilakukan atas laporan informasi teregister dengan nomor R/LI/329/X/RES.1.11/2025/Polres Metro Bekasi, 30 Oktober 2025.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Agta Bhuwana Putra menuturkan total 27 warga negara (WN) China telah diamankan.

Penangkapan dilakukan pada Jumat 31 Oktober 2025.

"Total 27 orang yang diamankan, 21 laki-laki sisanya wanita semuanya WN China," ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (8/11/2025).

Para pelaku beroperasi dari sebuah rumah mewah di Bandar Lampung, menargetkan lansia dengan modus berpura-pura menjadi polisi.

Dari video yang diterima terlihat para pelaku tak berkutik ketika diringkus petugas di dalam rumah mewah.

Agta menjelaskan kasus bermula dari adanya laporan terkait salah satu nomor ponsel Indonesia yang diduga digunakan melakukan penipuan online.

Polisi kemudian melakukan penggerebekan terhadap markas sindikat scamming WN China.

"Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap rumah tersebut didapati sedang adanya peristiwa dugaan tindak pidana penipuan online atau scamming yang dilakukan beberapa warga negara China," tuturnya.

Modus Scamming

Menurut Agta, para pelaku menipu warga negara China dengan berpura-pura menjadi petugas kepolisian.

Salah satu nomor telepon Indonesia yang digunakan untuk menipu berhasil dilacak berada di sebuah rumah di Gang Pelopor II, Kedamaian, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung.

“Operator menelpon korban menggunakan aplikasi sehingga seolah-olah panggilan berasal dari nomor resmi kepolisian China,” jelasnya.

Mereka menargetkan korban lansia yang dianggap mudah percaya. Pelaku mengaku dari kepolisian dan menuduh korban terlibat kejahatan tertentu.

Korban kemudian dikirimi dokumen palsu seperti data bank, foto ruang kantor polisi, dan tautan phishing.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved