Berita Viral
Perwira Tinggi TNI Disebut Bekingi Mafia Tanah Serobot Lahan Jusuf Kalla, Mabes TNI Angkat Bicara
Penyerobotan lahan Jusuf Kalla yang disebu-sebut melibatkan mafia tanah dan oknum aparat jadi sorotan publik.
Ringkasan Berita:Lahan Jusuf Kalla Diduga Diserobot Mafia Tanah
- Jusuf Kalla menuding perampokan atas tanahnya seluas 16 hektare
- Penyerobotan lahan disebu-sebut melibatkan mafia tanah dan oknum aparat
- Beredar foto Jenderal TNI yang disebut-sebut tengah berada di lokasi saat eksekusi lahan milik JK
- Markas Besar TNI Angkatan Laut angkat bicara memberi penjelasan
TRIBUN-MEDAN.com - Penyerobotan lahan Jusuf Kalla yang disebu-sebut melibatkan mafia tanah dan oknum aparat jadi sorotan publik.
Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI tersebut pun meradang.
Dia menuding lahannya diserobot oleh perusahaam PT Gowa Makassar Tourism Development, anak perusahaan Lippo Group.
Tanah seluas 16 hektare ini kini mejadi sengketa.
Jusuf Kalla menuding perampokan atas tanahnya.
Baca juga: Batalyon C Brimob Polda Sumut Musnahkan 10 Hektar Ganja di Perbukitan Mandailing Natal
Kasus itu ramai diperbincangkan bukan hanya karena JK yang diduga menjadi korban.
Baca juga: Prancis vs Ukraina Perebutan Tiket Piala Dunia 2026 Diprediksi Sengit, Siapa Menang?
Said Didu Singgung Perwira TNI
Namun juga karena beredar foto Jenderal TNI yang disebut-sebut tengah berada di lokasi saat eksekusi lahan milik JK di Makassar.
Terkait hal itu, mantan Sekretaris BUMN sekaligus aktivis,
Said Didu, bahkan lewat akun X pribadinya menyebut ada Perwira Tinggi (Pati) atau Jenderal baik dari TNI maupun Polri yang membekingi mafia tanah tersebut.
Baca juga: Gara-gara Nikita Mirzani Live Promo Produk dari Sel Penjara, Pejabat Kemenkumham Sibuk Klarifikasi
Tak tanggung-tanggung, ia menyebut ada Pati bintang 2 TNI Angkatan Darat (AD), Pati bintang 2 TNI Angkatan Laut (AL), Pati Markas Besar Polri dari dua unit yang membekingi mafia tanah dalam kasus sengketa tanah tersebut.
Mabes TNI AL Angkat Bicara
Menanggapi hal tersebut, Markas Besar TNI Angkatan Laut menegaskan keseriusannya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan sejauh ini pihaknya belum menerima informasi terkait adanya keterlibatan personel TNI AL dalam permasalahan tersebut.
"Tentunya terkait dengan dugaan yang belum terverifikasi ini, akan kami tindak lanjuti secara serius, dan akan kami update setelah ditinjau secara internal," kata Tunggul saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (13/11/2025).
Baca juga: Honda Hadirkan Edukasi Smart Technology di SMK Citra Harapan, Dukung Siswa Hadapi Dunia Industri
Foto Pati Bintang 2 TNI AD
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Donny Pramono mengonfirmasi foto yang beredar.
Ia mengatakan orang dalam foto yang beredar adalah Pati bintang 2 TNI AD yakni Mayor Jenderal TNI Achmad Adipati Karna Widjaja yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat.
Namun, kata dia, TNI AD sedang menelusuri dan mendalami informasi soal pemberitaan atau tudingan yang beredar di media sosial mengenai
keberadaan Mayjen Adipati di lokasi sengketa lahan di kawasan Tanjung Bunga, Makassar, untuk memastikan duduk perkaranya secara utuh.
Ia menegaskan pada prinsipnya, setiap prajurit TNI Angkatan Darat, terlebih yang memegang jabatan strategis, selalu terikat oleh aturan dan kode etik
militer yang menuntut sikap profesional, netral, serta tidak terlibat dalam kepentingan pribadi atau kelompok di luar tugas kedinasan.
"Karena itu, TNI Angkatan Darat memandang penting untuk menelusuri terlebih dahulu fakta dan kronologi secara objektif sebelum memberikan
pernyataan lebih lanjut," kata Donny saay dikonfirmasi pada Kamis (13/11/2025).
"Kami juga berharap semua pihak dapat menunggu hasil klarifikasi resmi dari kami, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan persepsi
keliru terhadap institusi TNI Angkatan Darat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya terjadi sengketa tanah seluas 164.151 meter persegi atau 16,4 hektare di Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), antara PT Hadji Kalla dan anak perusahaan Lippo Group, PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD).
Pihak Lippo Group Membantah
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Chairman Lippo Group James Riady membantah lahan sengketa yang bikin Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla
meradang adalah milik Lippo Group.
Dia mengatakan lahan sengketa itu adalah milik perusahaan terbuka besutan Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, di mana perusahaan Lippo
Group merupakan salah satu pemegang sahamnya.
"Lahan itu adalah kepemilikan dari perusahaan pemda (pemerintah daerah) di daerah, yang namanya PT Gowa Makassar Tourism Development Corporation (GMTD) Tbk, perusahaan terbuka, di mana Lippo salah satu pemegang saham, tapi itu perusahaan pemda," kata James saat ditemui di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat pada Senin (10/11/2025).
Dia juga mengatakan Lippo Group tidak ada kaitannya dengan masalah tersebut.
James juga menegaskan lahan itu bukan milik Lippo group.
Baca juga: Diperiksa Hari Ini, Roy Suryo Pastikan Hadir di Polda Metro Jaya: Cukup Senyumin Saja
"Bukan enggak tahu masalah, artinya itu tanah itu bukan punya Lippo, jadi enggak ada kaitan dengan Lippo, jadi kita enggak ada komentar," ujar dia.
Ia pun meyakinkan bahwa Lippo Group tidak menyerobot tanah sebagaimana yang ditudingkan ke pihaknya.
"Kamu percaya Lippo menyerobot tanah, kan enggak?," kata James.
Baca juga: Prancis vs Ukraina Perebutan Tiket Piala Dunia 2026 Diprediksi Sengit, Siapa Menang?
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Sumber: tribunnews.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/wapres-Jusuf-Kalla-mafia-tanah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.