Berita Viral

PENELITI Jepang Prediksi Kiamat Terjadi Akibat Oksigen Semakin Tipis, Ini Penjelasannya

Kapan kiamat? Pertanyaan ini sering menjadi perdebatan. Kiamat merupakan akhir dari dunia yang menyebabkan seluruh makhluk hidup mati.

Istimewa
Kebakaran hutan mengakibatkan langit kota berubah warna menjadi orange, sehingga kayak kiamat. 

Tanpa oksigen yang cukup, kehidupan seperti yang kita kenal menjadi mustahil berlangsung.

Asisten Profesor di Universitas Toho di Tokyo, Jepang, Kazumi Ozaki mengatakan bahwa umur biosfer bumi telah banyak dibahas dalam pengetahuan ilmiah.

"Selama bertahun-tahun, umur biosfer Bumi telah dibahas berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang peningkatan kecerahan Matahari yang terus-menerus dan siklus geokimia karbonat-silikat global," ujar Kazumi.

Baca juga: Pacaran Dua Tahun dan Siap Menikah, Pria Syok Berat setelah Temukan Rahasia Besar Sang Kekasih

Baca juga: PSI Mendadak Tembak NasDem, Klaim Akan Ada Badai Politik, Tegaskan Tak Pernah Tawari Budi Arie

Para ilmuwan menggunakan gabungan model biogeokimia dan model iklim untuk memperkirakan berapa lama atmosfer Bumi dapat tetap kaya oksigen.

Dengan pendekatan stokastik (simulasi acak), mereka menjalankan 400.000 simulasi untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan evolusi atmosfer.

Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata masa hidup atmosfer dengan kadar oksigen lebih dari 1 persen dari kondisi saat ini diperkirakan sekitar 1,08 ± 0,14 miliar tahun.

Model ini memprediksi kadar oksigen akan menurun drastis hingga mirip kondisi Bumi pada zaman Arkea.

Penurunan ini diperkirakan terjadi sebelum terbentuknya rumah kaca lembap dan sebelum sebagian besar air permukaan menguap.

Apa penyebabnya?

Para peneliti menyebutkan bahwa penurunan oksigen disebabkan meningkatnya panas Matahari.

Waktu pastinya dipengaruhi oleh interaksi kimia antara mantel, laut, atmosfer, dan kerak Bumi.

Selain itu, siklus karbonat–silikat cenderung membatasi biosfer melalui kelangkaan karbondioksida sehingga oksigen menurun lebih cepat.

Seiring bertambahnya usia Matahari, suhu Bumi meningkat, air menguap, dan siklus karbon melemah. Kondisi ini dapat membunuh tumbuhan dan menghentikan produksi oksigen.

Atmosfer Bumi setelah itu diperkirakan kembali ke kondisi metana tinggi, seperti pada Bumi purba sebelum Peristiwa Oksidasi Besar.

Kazumi menambahkan bahwa sebelumnya diperkirakan biosfer Bumi akan berakhir dalam dua miliar tahun akibat panas berlebih dan kelangkaan karbondioksida.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved