Berita Viral

Babak Baru Kasus Bilqis, Suku Anak Dalam Minta Ganti Rugi Rp 85 Juta, Ada Pajero Dijadikan Jaminan

Menurutnya, proses “tebus-menebus” anak korban penculikan asal Makassar tersebut jauh lebih rumit

Instagram/Jambihits
Bilqis Ramdhani (4) berada diatas pangkuan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) sambil menangis saat hendak diserahkan ke polisi di kawasan hutan Kecamatan Merangin, Jambi, Sabtu (8/11/2025), malam.(Instagram/Jambihits) 

TRIBUN-MEDAN.com - Babak baru kasus Bilqis. Suku Anak Dalam minta ganti rugi Rp 85 juta. Ada Pajero sebagai jaminan.

Temenggung Jhon, tokoh berpengaruh di komunitas Suku Anak Dalam (SAD) sekaligus mediator pihak kepolisian saat proses penjemputan di permukiman SAD, membantah keras isu yang menyebutkan bahwa mobil Mitsubishi Pajero milik Mery Ana digunakan sebagai barter dengan Bilqis Ramadhany (4).

Menurutnya, proses “tebus-menebus” anak korban penculikan asal Makassar tersebut jauh lebih rumit, sensitif, dan tidak sesederhana kabar yang beredar.

Jejak Awal dan Perpindahan Bilqis dari Makassar ke Jambi

SUKU ANAK DALAM - Begendang,anggota suku anak dalam di Jambi yang selama ini merawat Bilqis sedih. SAD ungkap awal mula bertemu dan menebus Bilqis Rp85 juta dari penculik
SUKU ANAK DALAM - Begendang,anggota suku anak dalam di Jambi yang selama ini merawat Bilqis sedih. SAD ungkap awal mula bertemu dan menebus Bilqis Rp85 juta dari penculik (KOMPAS.com/SUWANDI dan Instagram/Jambihits)

Segala peristiwa kelam ini bermula ketika Bilqis Ramadhany diculik oleh Sri Yuliana di Makassar, Sulawesi Selatan, lalu dijual melalui platform Facebook.

Seorang perempuan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, Nadia Hutri, kemudian membeli Bilqis dengan harga Rp 3 juta dan datang langsung ke Makassar untuk menjemput sang anak.

Tidak berhenti sampai di situ, Sri Yuliana kembali memperjualbelikan Bilqis, kali ini kepada pasangan Mery Ana dan Ade Friyanto Syaputra, warga Merangin, Jambi.

Bilqis kemudian dibawa ke Merangin setelah dijual dengan nilai Rp 15 juta.

Pertemuan dengan Komunitas Suku Anak Dalam

Setibanya di Merangin, Mery Ana membawa Bilqis ke wilayah Mentawak, yang merupakan pemukiman SAD.

Di sana ia bertemu pasangan suami istri Begendang dan Ngerikai, dan menyampaikan bahwa orang tua kandung Bilqis hidup dalam kondisi ekonomi sangat sulit sehingga tidak mampu merawat anak tersebut.

"Dia bilang sama rombongan Sikar (Begendang dan Ngerikai), ekonomi Mery pun susah. Kata Mery, kalau Bapak (Begendang) niat nak ngurus anak ini, yo, uruslah," ujar Jhon.

Awalnya, Begendang dan Ngerikai menolak, lantaran takut merawat anak dari luar komunitas, kecuali jika ada hubungan keluarga yang jelas.

Namun kemudian Mery mengaku bahwa Bilqis masih satu keluarga dengannya, sehingga pasangan SAD tersebut mulai mempertimbangkan permintaan itu.

"Mery bilang ke Begendang anak itu masih keluarga si Mery. Tapi, Mery minta untuk uang Rp 85 juta, yang katanya biaya selama mengurus si Bilqis," ungkap Jhon.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved